37

17.4K 959 26
                                    


"Vano mengalami luka yang parah. Apalagi dia kan baru selesai lahiran, jadi luka lahiran nya masih ada. Dan ada salah satu luka dalam diarea dada yang membuat Vano mungkin terkadang sesak napas". Jelas dokter tersebut. Ke khawatiran Aland pun sedikit longgar.

"Kalo gitu, saya boleh masuk?".

"Boleh namun tuan Vano masih belum sadar". Aland pun langsung masuk meninggalkan dokter itu yang hanya melihatinya.

"Vano". Ucap Aland sambil mengelus kepala Vano dengan lembut sambil tersenyum.

"Makasih ya udah bisa bertahan".

"Gue minta maaf karna hari itu ninggalin lo. Walau lo yang nyuruh tapi seharusnya gue lebih berhati hati".

"Ini bukan salah lo". Vano menatap Aland sayu. Aland hanya diam sambil menyembunyikan rasa senang dan bersyukur nya.

"Dewa mana?". Aland pun mengubah tatapannya menjadi datar.

"Dirumah, tadi gue tinggal dikamar". Mendengar itu tangan Vano menampar pipi Aland pelan.

"Goblok".

"Lagian dia nyusahin Van". Aland mengusap pipinya yang padahal gak sakit sama sekali. Biar dikasianin aja.

"Tolol banget lu jadi bapak". Vano menatap tajam Aland tanpa rasa kasian sedikit pun.

"Yaudah si lagian kalo Dewa nangis juga bakal diurus sama maid".

"Tapi kalo dia minta nyusu gimana hah? Maid kan dah tua".

"Ya itu urusan nya maid". Vano kembali menatap Aland horor.

"Tolol".

"Yaudah sih Van, btw lo ada yang sakit?". Tanya Aland.

"Ya sakit lah goblok, lo bayangin digebukin berkali kali".

"Kan gue cuma nanyak Van". Dah lah sekarang Aland udah males debat sama Vano karna sekarang omongan Vano lebih besar dan lebih fakta. Apa ini gara gara dia udah jadi emak emak yak?

"Eh Van, lo inget gak besok hari apa?". Tanya Aland penuh harapan. Masih inget gak? Kan Aland ultah besok.

Vano pun berfikir sejenak sambil memasang ekspresi berfikir.

"Oh ya, besok kan christmas. Gue lupa lagi". Aland pun kecewa dengan jawaban Vano. Beneran gak inget Vano sama ulang tahun Aland...

"Iya sih besok christmas, tapi gak ada yang lain gitu". Aland masih mencoba memberi kode ke Vano.

"Emm, ga ada. Cuma christmas dan besok.... OH IYA!!". Aland pun membulatkan matanya sambil tersenyum. Moga kali ini Vano beneran inget.

"Besok...". Ucap Aland yang tak sabar.

"Besok ada santa di mall Galazin". Aland pun nyerah dan seketika tubuhnya layu.

"Besok anterin gue ya ke mall Galazin. Pen liat santa". Bujuk Vano dengan mata yang berbinar.

"Lo gak inget ulang tahun gue?". Ucap Aland lemas dan menekuk bibirnya kebawah.

"OH YA gue lupa". Vano hanya cengengesan. Namun saat melihat Aland yang terus terlihat sedih, Vano pun merasa bersalah.

"Maaf Land gue lupa. Besok kita rayain yah? Bareng santa". Vano mencoba menghibur Aland dengan senyum manis nya.

"Mana boleh lo keluar. Lo aja masih sakit. Dah gausah dirayain".

"Jangan sedih gitu dong". Vano mencubit pipi Aland.

"Yaudah lo tidur gih. Dah malem ini". Vano pun mengangguk dan ia mulai memejamkan matanya.

••

Paginya.

Vano membuka mata karna cahaya yang menusuk matanya. Ia melakukan peregangan dan beberapa detik kemudian Aland datang.

"Nih Van makan". Aland memberikan Vano mangkok yang berisikan bubur. Yap bubur rumah sakit.

"Gak ah makanan rs ga ada rasa". Aland pun menghembuskan nafas nya. Mencoba untuk sabar.

"Makan gak, gue beliin boneka santa deh sebagai ganti karna lo gak bisa keluar. Sekalian sogok lo biar makan".

"Oke...". Vano pun pasrah dan ia memakan makanan itu. Sampai akhirnya habis walau banyak dramanya.

"Habiss". Ucap Vano sambil tersenyum lalu menunjukan mangkok yang telah kosong.

Melihat itu Aland tersenyum lalu mengelus rambut Vano. Aland mengambil mangkok ditangan Vano dan ia taruh di nakas.

"Land, mau pulang".

"Lo belum boleh pulang".

"Tapi mau ketemu Dewaaa". Rengek Vano sambil menghentak hentakan tangan nya. Aland terkekeh kecil melihat itu. Gemess begete sih.

"Iya gue suruh orang buat bawa Dewa kesini". Aland mengelus rambut Vano dan Vano mengangguk. Aland pun mengambil handphone nya di saku celana dan ia ngechat bawahan nya.

"Tunggu". Aland menjatuhkan dirinya di sofa sana. Ia sudah tau kalau Dewa datang pasti dirinya akan dicuekin. Biarlah yang emang penting Vano nya seneng.

••

Tok

Tok

Tok

Mendengar itu Aland pun membuka kan pintu itu dengan cepat.

"Ini tuan Dewa nya". Lelaki itu mengoper gendongan nya itu dan diterima Aland. Setelah itu Aland menutup pintu itu kembali tanpa mengucap apa pun.

"Nih Dewa nya". Aland berjalan menuju ranjang Vano dan diberinya bayi itu.

"Alooo Dewaa cayang". Vano tersenyum sambil menggendong Dewa.

Untung aja Dewa gak nangis jadi gak minta nyusu. Soalnya kan Vano luka jadi gak bisa nyusuin dulu.

"Oh boneka santa nya mana? Katanya mau beliin".

"Lagi dibeliin sabar napa". Jawab Aland cuek. Ia dari tadi hanya main handphone karna dicuekin sama Vano.

Vano hanya melirik sebentar. Ia tau kalau Aland lagi bete tapi dia bodoamatin.

••

Malam nya.

Aland yang sedari tadi masih main handphone tiba tiba keluar. Dan masuk lagi sambil membawa kan kresek yang umayan besar.

"Nih boneka nya". Aland memberi kresek itu.

"Taro situ dulu". Ujar Vano yang masih bermain dengan Dewa.

"Taro dulu napa Dewa nya. Buka ini boneka nya. Kasian nanti boneka nya". Vano pun terkekeh kecil dan mengangguk. Dengan cepat Aland mengambil Dewa darinya dan dipindahkan ke sofa sendirian. Untung gak nangis. Emang Dewa hebat.

"Ini". Aland memberi kresek itu sambil tersenyum begitu pun Vano yang menerimanya.

Vano membuka kresek itu dan mengambil boneka yang ada didalam nya.

"Ihh kok lucuk sii"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ihh kok lucuk sii". Vano langsung memeluk tu boneka.

"Suka?".

"Sukaaa banget".
"Makasih ya". Lanjut nya

"Sama sama bocill". Aland mengelus rambut Vano gemass.

Alooo gesss...

Mau ampe bab berapa nih?

Perjodohan BRENGSEK [BL] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang