32

25.1K 1.3K 41
                                    

Berjam jam Aland menunggu sambil terus mengelus tangan Vano.

"Van bangun... Gue gak mau kehilangan lo...". Sedetik kemudian tangan Vano bergerak. Aland langsung menyadarinya dan memanggil suster.

"Kondisi Vano sudah stabil. Mungkin beberapa menit lagi ia akan sadar. Namun saat sadar, Vano akan mengalami masa dimana saat ia diajak ngobrol tidak akan nyambung dan itu tidak dapat ia kontrol. Tapi tenang saja, masa itu biasa hanya terjadi selama 5 menit". Jalas suster itu. Aland pun mengangguk paham lalu suster itu pergi tak lupa permisi.

Setelah kepergian suster itu, Aland pun kembali duduk disamping Vano. Ia mengelus rambut Vano. Sampai akhirnya Vano tersadar.

Vano membuka matanya yang berat. Ia menengok kearah Aland yang menidurkan kepalanya jadi tak melihat bahwa Vano sudah sadar.

"Land". Panggil Vano dengan suara sangat pelan karna ia lemas. Dengan cepat Aland bangun dan matanya tampak berkaca kaca.

"Akhirnya lo bangun juga". Aland memeluk tubuh Vano dengan tangisan yang melekat.

"Land, mobil nya gimana? Udah ketemu?". Tanya Vano yang membuat Aland bingung.

"Mobil? Mobil apaan?".

"Mobil yang seminggu lalu terbang. Udah ketemu belom?". Tanya Vano dengan wajah polosnya.

"Oh ini yang dimaksud suster tadi". Batin Aland yang sudah ngerti.

"Iya udah ketemu". Jawab Aland dengan senyum nya.

"Sama siapa?".

"Sama adek dari bokapnya sepupu tante gue". Vano pun berfikir sejenak.

"Oh kakak Zayn ya!! Ih udah lama gak ketemu adek lo. Dia masih mati kan?". Aland pun hanya ternyum lalu mengelus rambut Vano walau Vano gak nyambung. Yang penting Vano dah sadar. Iya gak sehh.

"Gue telfon ortu kita dulu ya". Vano hanya mengangguk lalu Aland mengambil handphone nya dan menelfon bokapnya.

"Vano dah bangun". Sedetik kemudian Aland langsung menutup telfon itu.

"Lo nelfon siapa? Wawan bukan?". Tanya Vano dengan wajah tengil.

"Gue dah bilang, gue nelfon ortu kitaa". Jawab Aland yang geregetan. Sementara Vano hanya cengengesan dan menggaruk lehernya kayak orang dongo.

"Land, lo liat tv gue kagak?". Tanya Vano yang sebenarnya mencari handphone. Aland terkekeh gemas.

"Lo gak boleh megang apapun itu sebelum lo sadar dan kembali normal".

"Nying emang lo pikir tadi gue gila apa? Gue ini stay cool".

"Cool palak lo, gak ada hubungan nya jing".

"Ih bahasa nya tolong dijaga ya tuan". Aland pun menghembuskan nafasnya lalu mengusap dadanya agar terus sabar.

"Sori Van gue gak bawa kaca".

"Beli gih".

"Auah males gue ngomong sama orang setengah waras kayak lo sekarang". Aland melipat medua tangan nya didada.

"Gak tau terimakasih banget sih". Vano mengalihkan pandangannya kesamping membuat Aland panik.

"Yaelah Van gausah ngambek kali".

"Siapa yang ngambek, orang palak gue pegel".

"Bagus lah".

"IHH GAK PEKAAN BANGET SIH!!". Teriak Vano sambil menghentak hentakan tangan nya. Melihat itu, Aland tersenyum gemas.

Ceklek

"Anak kesayangan kuuu akhrinya kamu bangunn". Ucap Erlin yang baru datang diikuti Zayn.

"Kangen mamah jugaa". Vano membalas senyuman Erlin.

"Syukurlah kamu selamat Van". Ujar Zayn yang menaruh tangannya disaku celana.

"Oh ya kamu udah liat bayi nya belom?". Tanya Erlin memasang ekspresi penasaran.

"Belom mah".

"Kalo gitu yuk liat bareng bareng, dia ada di ruangan sebelah". Vano pun tersenyum dan mengangguk, lalu mereka ber 4 berjalan keruangan sebelah dengan Vano yang menaiki kursi roda.

"Nih bayi nya, ganteng kan?". Tanya Erlin sambil tersenyum bangga.

"Ganteng lah". Jawab Vano dengan mata yang berkaca kaca. Ia tak percaya bahwa dirinya dapat melahirkan anak seganteng itu.

"Namain siapa nih?". -Zayn

"Emm, gimana kalo Dewa Davendra Argantara?".

"Ih bangus tuh, gimana Land? Setuju gak?". Semua mata pun tertuju pada Aland yang melipat tangan nya didada karna merasa diabaikan oleh keluarganya.

"Serah gue mah".

"Oke kita resmikan ya". Semua orang pun mengangguki apa yang dikatakan Erlin.

••

Kini Vano sedang menonton tv sementara Aland bermain handphone disofa sana.

"Land, pen nyemil". Ucap Vano sambil mengedip ngedip kan matanya dan tersenyum.

"Mau apa hm?". Aland mulai berjalan mendekati Vano.

"Terserah". Aland pun segera menyuruh seorang untuk membelikan snack yang bayak.

"Tunggu ya sayang, bentar lagi sampe". Aland mengelus pipi lembut Vano dan Vano hanya menganggguk paham. Vano pun lanjut menonton tv.

Setelah 5 menit menunggu, Vano mendapat apa yang dia mau.

"Nih". Aland memberi sekantong plastik yang isinya penuh dengan snack.

"Maakacih Aland cayangg". Vano pun menerima nya dengan senang hari lalu ia membuka plastik itu. Terlihat banyak sekali jajan tapi ia milih untuk makan coklat dulu. Disela sela makan nya ia juga meminum susu rasa stoberi.

Vano terlihat asik makan sampai pipi nya gembung. Ia tak sadar bahwa Aland memotret nya.

Malam pun tiba. Vano merasa perutnya sudah kenyang. Ia membereskan sampah yang berantakan dikaki yang tertutupi selimut nya.

"Udah kenyang, hm?". Tanya Aland berjalan mendekat.

"Udah".

"Yaudah tidur sana, besok kata dokter kamu boleh pulang". Vano pun hanya mengangguk lalu menarik selimutnya.

"Good night sayang". Vano pun hanya berdehem saja dan langsung turu.

••

Paginya.

"Van bangun, lo gak mau pulang?". Ucap Aland sambil mengelus rambut Vano. Karna merasa tertanggung, Vano membuka matanya dan duduk. Ia terkejut karna baju yang ia kenalan bukan baju rs.

"Kok baju gue beda? Perasaan kemaren gue pake baju rs. Siapa yang ganti?".

"Gue lah siapa lagi".

"Ih gak sopan banget sih main ganti baju orang sembarangan".

"Dari pada lo digantiin sama suster ya kan? Lagipula gue tadi disuruh sama dokter". Vano pun kena mentalnya. Bener juga ya. Untung digantiin nya sama Aland. Kalo sama suster cewek itu, ihhh hancur martabat Vano kecil.

"Dah ah ayok pulang, oh iya bayi nya udah dibawa pulang duluan sama bokap and nyokap lo". Vano pun hanya mengangguk pasrah. Padahal tadinya dia pengan ngajak bayi itu jalan jalan walau usianya masih 3 hari.

Vano pun mulai berdiri namun saat berdiri kaki nya tiba tiba saja lemas dan hampir terjatuh.

"Mau pake kursi roda kek?".

"Idih gue bukan kakek kakek, lagian kaki gue gak buntung ye nyet". Aland hanya tertawa kecil setelah nya.

Alooo gesss...

Udah mendekati end nihhh.

Seneng kan lu pada yang kemaren minta happy end

Perjodohan BRENGSEK [BL] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang