5. Tak Diterima

3.6K 229 35
                                    

Our Home

Happy Reading For All😁😁

Tak Diterima

"Ken, bukankah keterlaluan jika kamu menganggap anak itu hanya sebagai alat janjimu saja?"

Ken mengerutkan alisnya, "Maksud ucapanmu?"

Radit menghela napasnya seraya memijit pelan pangkal hidung yang terasa sangat sakit usai begadang semalaman.

"Kau pikir aku tak tau jika kau hanya mengadopsi Rayan demi janjimu pada Kirani? Kau sama sekali tak berniat menyayanginya seperti Aryan kan?" Ken yang terdiam membuat Radit berdecak.

"Aku tau jika kau masih trauma atas pengkhianatan ibu tirimu. Tapi tak semua orang asing itu sama! Bahkan, aku lihat anak itu adalah anak baik-baik. Dia sama sekali tak berniat jahat, aku tau bagaimana dia dari cara anak itu bersikap."

"Dan lagi, anak itu sudah banyak menderita dengan ibunya. Apa kau benar tak ingin berbagi kasih sayangmu padanya?"

Ken diam lagi. Pria itu memikirkan kata-kata yang barusan disampaikan sahabatnya.

Jujur saja sahabatnya itu sangat benar. Harusnya, dengan masa lalu Rayan yang seperti itu dirinya bisa dengan baik membagi kasih sayang. Tapi, trauma masa lalu atas orang asing yang merusak keluarganya benar-benar membuat Ken tidak bisa menetralkan hatinya.

Ia tak bisa mengikuti isi hatinya. Ken terlalu egois untuk itu.

"Dit, berbagi kasih sayang itu sulit. Sampai saat ini aku saja masih ingat kejadian bagaimana orang yang aku sangat sayangi berubah menjadi monster. Aku sulit untuk menerima orang baru, aku tak bisa.."

Radit memandang Ken sendu. Mungkin tempat dan situasi Ken memang sangat tak menguntungkan baginya. Namun Radit juga tak bisa membenarkan tindakan sahabatnya. Baginya, luka tak harus dibalas luka.

"Aku tahu mungkin memang sulit bagimu. Tapi, harusnya kau mencoba itu Ken.."

"Jangan sampai suatu saat ini kau menorehkan luka yang sama untuk Rayan. Karena, kalaupun ingin balas dendam dia bukanlah orang yang tepat. Ingat, dia tidak bersalah dalam hal apapun di kehidupan lampaumu."

Ken tak menanggapi apapun perihal ucapan sahabatnya. Namun, Radit yakin jika saat ini Ken tengah berpikir. Ia tahu bagaimana Ken. Se-kasar dan se-dingin apapun dirinya, Ken adalah orang yang baik dan juga penyayang. Dan untuk kasus ini Radit berharap yang terbaik untuk semuanya, entah itu Ken atau Rayan yang saat ini tengah dijadikan alat sebuah janji semata.



Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam lebih 15 menit. Ken baru sampai di rumahnya di jam seperti itu, dan ia yakin sekali jika putra-putranya sudah tertidur di kamar masing-masing.

Ken berjalan menuju ke kamar bungsunya saat ini. Pria itu sudah terbiasa untuk mengecek putra bungsunya setiap hari. Dirinya memang sudah sesayang itu pada Aryan.

Cklek

Ken membuka pelan pintu kamar Aryan, dirinya sebetulnya lupa jika saat ini dikamar putranya ada individu lain selain Aryan. Mata pria paruh baya itu terpaku melihat seorang anak yang tertidur dengan bersandar di headboard.  Tidurnya nampak tak nyaman, namun yang Ken pedulikan jelas bukan anak itu. Pria itu hanya melihat kearah putra bungsunya yang tidur dengan berbantalkan paha Rayan.

OUR HOME [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang