27. Perhatian Kecil

2.1K 153 17
                                    

Our Home

Happy Reading For All😁😁

Perhatian kecil

Ken mengusap peluh yang terus membanjiri dahi putra angkatnya yang kini masih setia terisak kecil.

Setelah terbangun dan ingin bertemu ayahnya, kini Rayan ingin bersama dengan saudaranya yang sejak tadi susah dihubungi. Anak itu terus menangis sembari menanyakan keberadaan Aryan yang bahkan Ken sendiri tak tahu dimana.

"Sudah tanya Om-mu dimana Aryan? Ini panas tubuh Rayan terus meningkat jika dia terus menangis begini.." ujar Ken dengan nada khawatir.

Levi menatap iba pada anak yang terus meneris terisak di depannya. Sedari tadi dirinya memang berusaha menghubungi Aryan, namun ponsel anak itu mati dan benar-benar hilang kontak. Yang dilakukan Levi sejak tadi adalah menyuruh Lucas untuk mencari tahu dimana sang adik, namun Lucas mengatakan jika Aryan sedang berada di rumah temannya dan akan membuat marah jika sampai ketahuan dirinya dibuntuti oleh beberapa bodyguard seperti saat ini.

"Kata Om Jeff dia sudah menyuruh Mark untuk memberitahu Aryan tentang Rayan. Katanya saat ini adek sedang berada di rumah Jodi untuk bertemu Dikta." jelas Levi. Ken kontan mengernyit.

"Dikta anak Arav?"

Levi mengangguk kecil.

Ken langsung menghela napas. Tak lama kemudian ayah empat anak itu melihat lagi keadaan Rayan. Dengan mata sembab dan wajah yang memerah Ken mencoba untuk duduk di ranjang dan membawa Rayan kedalam pelukannya. Dulu, cara ini memang selalu ia gunakan jika putra-putranya sedang sakit.

"Aryan sebentar lagi pulang. Kamu berhenti menangis hm? Papa tidak mau kamu bertambah sakit jika terus menangis." Rayan tidak menjawab, namun anak itu sedikit lebih tenang.

Ken mengusap wajah merah sang putra dengan lembut. Amat sangat lembut malah.

"Anak Papa adalah anak-anak yang pintar, begitupun Rayan. Jangan sakit begini nak, Papa khawatir jika kamu sakit begini.." ujarnya khas lembut seorang ayah.

Rayan sedikit terbuai dengan kelembutan yang diberikan oleh Ken saat ini. Rasanya dirinya bisa melihat sosok Ayahnya dalam diri lelaki yang bahkan dulu sempat menolak kehadirannya.

"Ayah baik.."

"Rayan suka pada Ayah yang baik.." ujar Rayan dengan suara kecil.

Ken menghela napasnya, ia mengira jika Rayan tengah berhalusinasi aaat ini, padahal anak itu hanya sedang memuji. Hanya saja mungkin pemilihan katanya lumayan ambingu.

"Bukan Ayah Rayan. Ini Papa. Yang disini bersama Rayan itu Papa nak.."

Ken lanjut memeluk putranya hingga tak lama kemudian Aryan datang dengan membanting pintu. Dibelakangnya ada sosok Jeff, Mark, dan juga Devano.

"Ayan.." ujar Aryan kala melihat sosok saudaranya.

Kedatangan Aryan saat itu membuat Rayan praktis menatap saudaranya dengan berkaca-kaca. Ken yang saat itu tahu suasana langsung memberikan ruang pada Aryan untuk memeluk saudaranya yang saat ini memang sangat membutuhkan dirinya.




"Aryan darimana? Ayan mimpi sama Ayahnya Ayan tau, tapi waktu bangun Aryan belum ada disini.."

OUR HOME [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang