13. Mulai Dekat

2.7K 185 24
                                    

Our Home

Happy Reading For All😁😁

Mulai Dekat

Semenjak berbaikan waktu itu, intensitas bersama Ken dan juga Rayan semakin bertambah. Tak hanya begitu, keduanya juga semakin lama semakin dekat dan mereka bisa memerankan peran masing-masing. Ken sebagai seorang Ayah, dan Rayan sebagai seorang anak.

Selain hubungan Ken dan Rayan yang berangsur membaik, kemarahan Aryan tempo hari juga telah luntur karena Aryan merasa puas dengan sang Papa yang betul-betul telah merubah sikapnya. Saat pulang dari turnamen beberapa hari yang lalu saja keduanya kompak menjemput bersama-sama hingga membuat Aryan tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya saat itu.

"Ayan bosen deh~" seru Aryan sembari berbaring santai di kasurnya.

Mereka baru saja pulang sekolah barusan. Seragam sekolah Aryan saja masih melekat di tubuh anak itu. Hanya saja, sedari sekolah hingga saat ini di luar hujan sedang turun dengan sangat derasnya. Bahkan karena hujan yang terus menerus, rencana Aryan untuk latihan di lapangan outdoor saja sampai batal.

Rayan baru selesai mengganti pakaiannya dengan pakaian santai. Sejak pagi moodnya sudah tidak terlalu baik. Selain karena ini hari hujan, hari ini juga sebetulnya adalah hari kematian Ayah angkatnya dulu.

Rayan mendekat kearah jendela kamar sembari memandang suasana hujan di luar kamar. Anak itu menatap sendu rintik hujan yang jatuh tak henti-hentinya sejak tadi pagi.

"Ayah.. Sekarang Ayah lagi ngapain disana?" batin Rayan sedih.

Aryan yang tadi tengah berbaring kini bangkit dan duduk sembari menatap Rayan yang tengah termenung di dekat jendela. Dia merasa sedikit heran karena Rayan yang sejak tadi terlihat murung entah karena apa.

Baru saja Aryan akan memanggil Rayan, pintu kamar Aryan tiba-tiba saja terbuka hingga membuat atensi Aryan dan Rayan langsung tertuju kesana.

"Dek, dipanggil Papa ke dapur sama Rayan!" seru Anor pada adiknya.

Aryan mengerutkan alis, "Papa kapan balik? Lagian mau ngapain ke dapur? Mager abang.." rengek Aryan.

"Abang nggak tau mau ngapain. Dahlah kamu cepetan ganti baju aja sana, nggak liat apa tuh Rayan aja udah rapi!" celetuk Anor.

Aryan mendengus kesal. Padahal barusan sedang enak rebahan tapi malaj diganggu oleh kakak menyebalkannya itu.

"Yaudah iya nanti turun. Tungguin 10 menit gitu, Aryan mau bersih-bersih dulu soalnya.."

Anor mmberikan jempolnya sebagai jawaban. Setelahnya, Aryan pun menuju ke kamar mandi untuk bersih-bersih. Tak lupa sebelum mandi anak itu meminta Rayan untuk menunggunya terlebih dahulu agar nanti mereka turun ke bawah bersama-sama.





Di lain sisi kini seluruh keluarga Wijaya tengah berkumpul di halaman belakang rumah keluarga mereka yang megah.

Tiga orang diantara mereka memakai payung untuk melindungi tubuh dari air hujan yang saat ini sedang deras-derasnya.

"Setiap hari kerjamu hanya membuat masalah dan masalah saja!!"

"Apa tak bisa kau membuatku bisa membanggakanmu?!. Soal prestasi kau bisa apa?! Sungguh memalukan!!" Arav Pradipta Wijaya mencibir putra bungsunya yang saat ini tengah terikat di pohon mangga yang ada di belakang rumah. Kepala keluarga Wijaya itu saat ini tengah 'menghukum' bungsunya yang lagi-lagi terlilit masalah hari ini.

OUR HOME [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang