Our Home
Happy Reading For All😁😁
▪
▪
▪
Bersama
Kegiatan seseorang tentunya akan berbeda dengan orang lain. Sekitar pukul 4 sore Aryan membangunkan saudaranya yang telah tertidur sejak pulang sekolah tadi.Kejadian di sekolah saat Rayan ketakutan sudah diatasi oleh Ken dan anak-anaknya sepulang sekolah. Mereka berbicara di ruang tengah dan mendengarkan semua yang Rayan katakan hingga anak itu merasa lega dan baikan. Bahkan, setelah bercerita itu Rayan langsung jatuh tertidur saking leganya dia.
"Ayan bangun.. Papa, Mas, Abang, Om Radit sama Devano lagi bikin acara aneh lagi.." ujar Aryan sembari mengguncang tubuh kecil Rayan.
Merasa terganggu Rayan akhirnya bangun dan langsung duduk mengumpulkan nyawa. Anak itu mengucek matanya sekejap sebelum menatap Aryan yang saat itu terlihat sangat-em kotor?
"Itu.. Muka kamu kenapa ada item-itemnya?" tanya Rayan sembari menunjuk coretan hitam di wajah Aryan.
"Ah iyakah?" kaget Aryan.
Sadar akan ucapan Rayan barusan Aryan pun langsung mengusap-usap pipinya yang tadi di tunjuk oleh Rayan. Setelah dirasa bersih Aryan pun berhenti dan langsung berkata.
"Papa sama yang lain lagi aneh-aneh lagi. Pokoknya Ayan cepet mandi terus turun. Itu mereka lagi pada menggila soalnya." ujar Aryan.
Setelah mengucapkan itu Aryan pun meninggalkan Rayan alih-alih menunggu anak itu. Rayan yang baru bangun tentu saja sedikit loading. Namun pada akhirnya anak itu pun memutuskan untuk segera mandi dan melihat ada apa dibawah itu sebenarnya.
▪
▪
▪Rayan mungkin lebih lama tinggal bersama dengan orang yang membencinya ketimbang orang yang menyayanginya, namun Rayan tak pernah membayangkan jika rasa sayang seseorang akan terlihat begitu aneh dan juga random?
Anak itu menahan tawa sembari menatap kekacauan yang terjadi di sekitar.
Asap mengepul dimana-mana, keributan yang terdengar sangat berisik, dan jangan lupa pada penampakan luar biasa yang ada di sebuah karpet khusus piknik yang ada disana.
Rayan mendekat kearah Papanya dan Aryan yang kini tengah sibuk dengan tugas mereka. Anak itu terkekeh melihat semua yang dilakukan oleh keduanya.
"Papa nggak bisa manggang dialat begini ya?" tanya Rayan begitu sampai dan melihat penampakan daging yang tengah dipanggang Ken.
"Hehe.. Papa biasanya beli nak, jadi ini baru pertama nyoba." Ayah empat anak itu terkekeh sembari menggaruk belakang kepala yang tak gatal. Rayan menggelengkan kepalanya sembari tertawa kecil.
Daging itu memang masih tampak seperti daging biasa, namun karena cara mengipas Aryan yang keterlaluan banyak sekali kotoran hitam yang ada disana. Mungkin itu partikel arang yang terbawa karena angin yang tidak terkontrol.
Karena melihat keduanya yang tak jago memanggang, Rayan pun mengambil alih pekerjaan keduanya. Dirinya dulu pernah bekerja paruh waktu di warung steak pinggir jalan omong-omong.
"Ini harusnya dikecilin Yan, terus yang ini Papa sambil bersihin biar nanti nggak kemakan." ujar Rayan mengajarkan.
Baik Aryan maupun Ken menyimak penjelasan dari Rayan. Mereka berdua tampak menatap lekat Rayan yang terlihat sangat telaten, keduanya menyunggingkan senyum kala melihat Rayan yang saat ini terlihat lebih baik dari saat pulang sekolah tadi. Bahkan, sesekali anak itu tersenyum kala membalik daging yang tengah dirinya panggang.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR HOME [TAMAT]
General FictionRayan tidak menyangka jika pada akhirnya ia akan bertemu lagi dengan sahabatnya sewaktu di panti dalam suasana yang jauh berbeda. Setelah pertemuan kembali itu, Rayan dihadapkan pada permintaan sang sahabat yang sama sekali tak disangkanya. Kira-k...