14. Takut

2.7K 185 17
                                    

Our Home

Happy Reading For All😁😁

Takut

Ardikta berjalan pincang masuk ke kelasnya. Anak itu melirik sekeliling kelas, beruntung sekolah belum terlalu ramai dan tak ada yang memperhatikan kedatangannya.

Tungkai Dikta berjalan menuju ke tempat duduknya yang tepat berada di sisi tempat duduk Rayan dan di belakang tempat duduk Jodi. Dirinya duduk dengan perlahan mulai melepas tas selempang dan menaruh jaket miliknya di sandaran kursi.

Jodi berbalik saat mendengar suara dari arah belakangnya. Niat hati Jodi saat itu ingin menyapa Dikta, namun ketika melihat wajah dikta Jodi langsung terbelalak.

"Dik muka lo-" Dikta yang sadar jika Jodi akan berkata tanpa mengontrol suaranya langsung menaruh jarinya di depan mulut. Anak itu menggelengkan kepalanya pelan.

"Jangan narik perhatian.." ujar Dikta pelan.

"Itu kerjaan om Arav sama abang-abang lo?" tanya Jodi setengah berbisik. Dikta pun mengangguk mengiyakan Jodi saat itu.

"Masalah salah tangkep kemaren, mereka marah gara-gara katanya gue malu-maluin." ujar Dikta menjelaskan.

Jodi menghela napasnya sejenak, ia sungguh tak percaya dengan sikap yang dilakukan keluarga Dikta padanya. Melihat wajah sahabatnya yang penuh lebam Jodi pun memperhatikan jam tangannya sejenak dan menepuk bahu salah satu teman sekelasnya.

"Minta tolong izinin gue sama Dikta ke UKS ya? Dikta lagi sakit soalnya." ujar Jodi setengah berbisik dan anak itupun mengangguk mengiyakan.

Setelah menitip izin, Jodi tanpa berkata apapun langsung memapah Dikta menuju ke UKS. Dikta memberontak, apalagi kala itu jam pelajaran akan segera di mulai.

"Jod ini udah mau masuk, lo nggak rencana ngajakin bolos gue kan?" Dikta bertanya dengan wajah penasaran. Pasalnya dirinya baru saja dihukum kemarin sore, lalu apa jadinya jika ketahuan bolos oleh ayannya? Bisa-bisa Dikta diikat lagi nanti.

"Bukan bolos bego! Kita mau ke UKS." jawab Jodi.

Dikta mengerutkan keningnya, "Ngapain ke UKS? Lo sakit?" tanya Dikta lagi.

Jodi yang ditanya seperti itu langsung menghentikan langkahnya dan memencet lebam yang ada di tangan Dikta dengan keras.

"Aaah anjing! Sakit bego!" umpat Dikta sembari mengelus tangannya. Jodi langsung menatap Dikta malas dan kembali memapah sahabatnya itu.

"Yang sakit itu lo! Makanya perhatian dikit sama badan!" tegur Jodi.

Dikta yang tadinya kesal langsung diam dan menatap lekat sahabatnya itu sembari tersenyum tipis.

"Emang cuma Jodi yang selalu peduli sama gue.."





Bel istirahat telah berbunyi. Sembari menunggu Aryan menjemput dirinya, Rayan duduk di kursinya sembari menatap dua meja kosong di sisi kirinya.

"Mereka pada kemana?" gumam Rayan. Dirinya melihat dua tas dari pemilik meja kosong di seberangnya itu.

Tak lama berselang, Aryan masuk ke kelas Rayan bersama Devano. Sepasang sahabat itu mendekat kearah Rayan yang kala itu masih diam ditempat.

OUR HOME [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang