Our Home
Happy Reading For All😁😁▪
▪
▪
Aksi Marah!
Terhitung sudah 2 hari lamanya Aryan melakukan aksi marahnya pada semua keluarganya.
Anak itu menghindari kontak mata ataupun fisik dengan ayah dan saudara-saudaranya semenjak Rayan di rawat di rumah sakit. Dan disaat itu pula Aryan menjadi lebih betah bersama Rayan ketimbang harus pulang dan bertemu dengan Ken, Levi, serta Anor.
"Lucas bantuin Aryan!" anak itu meminta bantuan dari pengawal pribadi sang ayah untuk mengemasi barang-barang Rayan kedalam koper.
Pagi ini memang Rayan sudah di perbolehkan pulang oleh dokter. Katanya, keadaan Rayan sudah lebih baik dan hanya tinggal beristirahat saja di rumah. Aryan sungguh sangat senang dengan kabar itu hingga dirinya sudah semangat membantu kepulangan Rayan sejak pagi-pagi buta tadi.
"Tuan Muda bungsu, kata Tuan Ken barusan dia akan ikut menjemput. Katanya sedang di perjalanan." ujar Ken setelah melihat ponselnya yang baru saja menerima pesan dari sang atasan.
Omong-omong, semenjak sakitnya Rayan memang Lucas di tugaskan untuk berada di rumah sakit menemani keduanya. Meskipun pastinya Ken sudah memerintahkan banyak anak buahnya untuk mengawasi putranya, tetap saja Ken memerintahkan Lucas untuk berjaga di jarak yang dekat. Lucas yang terbiasa untuk mengawal Levi awalnya sempat menolak dan menyarankan Sam saja karena dirinya tak ingin lepas tanggung jawab walau nyatannya sempat kesal dengan Levi. Hanya saja ketika Lucas menolak, Aryan meminta dirinya secara langsung untuk tetap berada di rumah sakit dan menemaninya. Jadilah Lucas saat menjadi pengawal pribadi Aryan dan juga Rayan.
"Bilang sama Papa jangan kesini Lucas. Udah nggak perlu di jemput lagi, lagian kita maunya naik mobil Lucas kok." Aryan melirik Rayan yang saat itu masih duduk sembari melihat Lucas yang tengah beres-beras bersama Aryan.
"Tapi tuan muda, tuan sudah berada di bawah bersama tuan muda Levi dan Anor.." ujar Lucas setelah menerima pesan terbaru. Aryan merenggut kesal.
"Katanya masih di jalan, taunya udah nyampe aja mereka!" kesal Aryan.
Rayan yang sedari tadi menyimak langsung menarik ujung baju Aryan. Anak itu sedikit tak suka pada sikap Aryan dua hari ini. Menurutnya Aryan terkesan terlalu menjauh padahal harusnya dia tak begitu.
"Aryan jangan marah-marah mulu, kasian Papa." tegur Rayan.
"Jangan larang aku buat marah sama mereka. Lagian mereka juga nggak ada inisiatif mau minta maaf juga kok!" seru Aryan tak peduli.
Aryan menyuruh Lucas untuk membereskan semuanya lebih cepat supaya mereka tidak harus berurusan dengan Ken, Levi, dan Anor. Dan karena Lucas sudah terlatih dalam berbagai situasi, ketiganya pun kini sudah berada di parkiran tanpa harus bertemu dengan tiga orang lainnya.
Begitu mobil yang mereka kendarai melaju, Rayan menoleh kebelakang dan melihat Ken serta dua kakaknya tengah mengatur napas mereka di pintu depan rumah sakit. Rayan memegang tangan Aryan yang ada di sampingnya.
"Nggak keterlaluan ninggalin Papa, Mas Levi, sama abang? Kasian mereka kayaknya ngejar kita.." ujar Rayan kasian. Namun Aryan yang keras kepala tentu tak mudah luluh walau dengan wajah lugu Rayan sekalipun.
"Itu pelajaran buat mereka. Pokoknya, sebelum mereka minta maaf dan intropeksi aku nggak akan maafin mereka!" tegas Aryan.
Rayan merenggut dan kembali melihat kebelakang kearah ayah dan juga saudara angkatnya tengah mengatur napas saat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR HOME [TAMAT]
General FictionRayan tidak menyangka jika pada akhirnya ia akan bertemu lagi dengan sahabatnya sewaktu di panti dalam suasana yang jauh berbeda. Setelah pertemuan kembali itu, Rayan dihadapkan pada permintaan sang sahabat yang sama sekali tak disangkanya. Kira-k...