Our Home
Happy Reading For All😁😁
▪
▪
▪
Setelah Semuanya
Ken ingat, dalam hidupnya ia pernah mengatakan cinta serta menyampaikan rasa sayangnya pada seseorang yang bukan keluarga. Dan itu adalah Aryan Dwi Wirawarna. Putra angkatnya.
Sosok bocah kecil yang selalu menarik perhatian istri cantiknya Kirani ketika mengunjungi panti asuhan hingga akhirnya berakhir dia diadopsi oleh dirinya dan Kirani.
Ken saat itu pernah tak menyukai Aryan bahkan juga membenci anak itu karena kehadirannya. Namun Kirani istrinya selalu meyakinkan Ken jika Aryan adalah anak yang baik sehingga pada akhirnya Ken memutuskan untuk menjadi Ayah yang baik bagi anak itu.
Ken sangat menyayangi Aryan. Semua yang diinginkan anak itu seolah sebuah keharusan baginya. Begitu sayangnya Ken pada Aryan hingga mungkin jika menukar nyawa dengan anak itupun Ken tidak akan berpikir dua kali.
Namun, hari ini Ken kehilangan gelar Ayah terbaiknya. Ayah tunggal itu begitu terpukulnya melihat Aryan yang bahkan baru tersadar menangis sembari memandang seseorang dari balik kaca penghalang.
Yap. Aryan menangisi saudaranya Rayan yang terluka akibat kelalaian Ken sendiri.
Suasana di depan ruang ICU kini tak biaa dikatakan kondusif. Sedikit keributan membuat Ken harus membayar orang agar membiarkan lantai ini kosong untuk sementara. Namun, bukan itu masalah terbesar yang Ken miliki saat ini.
"Aryan harus istirahat Pah, tapi melihat dia yang seperti itu Anor kurang yakin Aryan mau meninggalkan Rayan.."
Sebagai seorang calon dokter tentu saja Anor tak ingin membiarkan seluruh keluarganya seperti ini. Tapi, apa mau dikata? Mungkin 'Nasi sudah menjadi bubur' adalah pepatah yang tepat untuk menggambarkan situasi saat ini.
Melihat putranya yang tak bergerak sejak beberapa jam yang lalu membuat Ken memberanikan diri mendekat. Ken berdiri tepat di belakang Aryan yang masih terpaku di kursi rodanya.
"Son, kesehatanmu belum pulih. Kembali ke kamarmu okey? Papa akan menjaga Rayan dengan baik." ujar Ken.
Tak ada jawaban dari sang putra. Ken berinisiatif untuk mendekat dan membawa Aryan pergi. Namun baru saja selangkah suara putranya menginterupsi pergerakan Ken.
"Terakhir kali Ayan sama Papa, Ayan berakhir disini. Menurut Papa, apa Aryan bisa percaya sama Papa?"
Degh!
Ken merasa jika kata-kata Aryan barusan benar-benar menusuknya.
"Kenapa Pah? Kenapa tidak bisa menyayangi Ayan seperti Papa menyayangi Aryan? Kenapa Papa ragu waktu mau nyelamatin Ayan?"
Aryan menoleh dan menatap mata sang Ayah, "Kenapa Pah? Jawab Aryan.."
Saat tersadar tadi Aryan memang langsung menanyakan Rayan pada siapapun yang ada di ruang rawatnya. Anak itu terlihat benar-benar cemas sebab dia mimpi buruk mengenai Rayan. Tadinya tak ada satupun orang yang mau memberitahu Aryan tentang saudaranya, namun karena Aryan mengancam akan keluar dari rumah sakit dan bahkan menyakiti dirinya sendiri membuat semuanya tak ada pilihan lain.
Ingat, Aryan itu keras kepala sama seperti Ken.
Merasa tak mendapatkan jawaban membuat Aryan membuang muka kecewa. Sementara itu Ken berlutut dan menunduk malu pada putra kesayangannya. Ia benar-benar tak menyangka jika Aryan akan semarah ini padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR HOME [TAMAT]
General FictionRayan tidak menyangka jika pada akhirnya ia akan bertemu lagi dengan sahabatnya sewaktu di panti dalam suasana yang jauh berbeda. Setelah pertemuan kembali itu, Rayan dihadapkan pada permintaan sang sahabat yang sama sekali tak disangkanya. Kira-k...