SETIAP tindakan yang Janu ambil dalam hidupnya pasti selalu memiliki alasan dengan pertimbangan baik baginya. Namun satu hal yang Janu sadari, jika sudah berhubungan dengan Xenna, andai kata seseorang bertanya apa alasan sesungguhnya di balik semua sikap lelaki itu, segalanya seolah mendadak berubah buram dalam waktu singkat. Mau dipikirkan bagaimana pun, semua itu tidak tampak jelas sehingga Janu kesulitan untuk menemukan jawaban yang sebenar-benarnya. Dan, tak dapat dipungkiri bahwa hal tersebut sudah terjadi berulang kali.
Kendati demikian, Janu belum ingin menyerah. Keinginannya untuk mendapatkan jawaban itu justru kian membesar. Sebab kali ini, kala dirasa titik terang mulai menghampiri, sekali lagi Janu coba cerna seluruhnya sampai ia berhasil temukan apa yang mau dicari.
Berbicara soal seorang gadis bernama Xenna Adhika di masa lalu, ada beberapa hal yang seringkali Janu lewatkan oleh sebab rasa tak suka yang ia simpan terhadap Xenna--yang saat itu memang selalu saja membuat rasa jengkelnya merambat cepat naik ke permukaan. Janu seolah menutup mata begitu saja bahwa sejatinya, Xenna adalah gadis ceria dengan bibir yang selalu membentuk senyum indah di wajah cerahnya, yang dapat menular dengan mudahnya pada siapa pun yang berada di sisinya. Janu seolah menutup mata begitu saja bahwa sejatinya, Xenna di masa itu sudah memiliki rasa kepedulian tinggi terhadap orang-orang di sekitarnya, bahkan kepada Janu sendiri kendati Xenna harus menyembunyikan rasa takutnya karena masalah yang sempat terjadi. Janu pun seolah menutup mata begitu saja bahwa sejatinya, Xenna memiliki hati yang lembut, terlampau lembut hingga mudah rapuh jika ia menerima perlakuan yang tak sesuai dengan ekspetasinya.
Janu seolah tidak peduli dengan itu semua, sampai suatu ketika salah satu dari semua yang ada pada diri Xenna tersebut mendadak lenyap tatkala gadis itu menerima luka pertama dalam hidupnya yang semula tak pernah bertemu badai.
Pada saat itu, ketika waktu perdana Janu mendapati bagaimana wajah yang biasanya selalu terlihat berseri-seri tersebut berganti total menjadi hanya menampakkan sendu, begitulah awal mula Janu merasa begitu terganggu. Lelaki itu tak bisa menahan diri untuk berkomentar dalam hati bahwa, raut itu sangat-sangat tidak cocok tertampil di wajah Xenna.
Ke mana perginya senyuman tanpa beban yang gemar menebarkan kebahagiaan nyata itu?
Ke mana perginya sepasang mata penuh binar keceriaan yang selalu berbagi kehangatan lewat sorotnya itu?
Padahal Janu sadar betul dirinya tidak memiliki hubungan dekat dengan Xenna. Namun, entah mengapa, tanpa diduga dirinya mampu merasakan kehilangan sosok gadis kecil yang dulu tak pernah sehari pun luput dari pandangannya. Bertahun-tahun, Xenna tampak seperti orang yang berbeda di mata Janu. Kendati waktu yang berlalu punya andil dalam proses penyembuhan, bibir yang menyunggingkan senyum di wajah Xenna tetap tak pernah lagi terlihat sama. Gadis itu melakukannya semata-mata demi menyembunyikan pahit hidupnya; semata-mata agar siapa pun yang melihatnya akan berpikir bahwa ia betulan baik-baik saja.
Dan, sampai detik ini, terpantau bahwa dunia masih saja berlaku tidak adil pada si gadis kecil yang kini telah tumbuh dewasa. Luka pada hatinya kian bertambah banyak sementara yang sebelumnya saja, Janu yakin, belum mampu pulih sepenuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories in the Making [END]
Romance[Reading List @RomansaIndonesia - SPOTLIGHT ROMANCE OF NOVEMBER 2023] Menjadi lebih dekat dengan seorang Adhyaksa Januar merupakan suatu hal yang tak pernah berani Xenna Adhika bayangkan, apalagi menjalin yang namanya sebuah hubungan romantis. Namun...