KEHAMPAAN yang teramat sangat baru berhasil menyerang Xenna tanpa ampun ketika ia akhirnya tiba di kamar hotel. Sekuat tenaga Xenna upayakan untuk menahan diri di sisa acara siang tadi agar tidak kembali merusak atmosfer yang telah terbentuk sedemikian rupa. Kini yang harus ia lakukan hanyalah menerima kenyataan dengan sukarela bahwa Wira telah mengikuti jejak Vandi--membangun keluarga kecilnya sendiri. Fakta bahwa Xenna bukanlah prioritas mereka lagi memang sungguh mengiris hati, tetapi gadis itu tak bisa berbuat apa-apa.
Gadis bertubuh ramping yang dibalut oleh gaun satin selutut itu lekas melemparkan bucket bunga pengantin dan shoulder bag putihnya secara asal ke atas tempat tidur. Kemudian ia lanjut menjatuhkan dirinya sendiri di sana, hingga dirinya berakhir berbaring membentuk bintang dengan pandangan tertuju pada langit-langit kamar. Ia pun menarik napas dalam dan diembuskannya panjang-panjang.
Setelahnya Xenna meraih tas untuk mengambil ponsel. Namun, ketika merogoh isinya, tangan gadis itu malah lebih dulu menyentuh kain berbahan lembut. Xenna segera mengeluarkannya. Dan, barulah ia teringat bahwa dirinya lupa mengembalikan sapu tangan milik Janu yang tidak ia pakai sama sekali.
Setelah acara resepsi benar-benar telah selesai, keberadaan Janu seketika lenyap begitu saja dari pandangan Xenna. Ia tak melihat Janu di mana pun sebab rupanya laki-laki berkacamata itu sudah pulang dan hanya berpamitan pada Wira dan Papa. Sementara Xenna? Seperti biasanya, Xenna seolah tak kasatmata sehingga ia tak perlu repot-repot melakukan hal serupa padanya. Yah, memang sudah biasa bagi Xenna, tetapi ia tetap saja tidak mengerti mengapa Janu tetap bersikap demikian padanya hanya karena sebuah kejadian yang sudah lama berlalu.
Xenna mengubah posisi menjadi duduk bersila. Kemudian ia menghidupkan layar ponsel dan segera membuka aplikasi WhatsApp. Lekas saja gadis itu membuka ruang obrolannya dengan Janu--yang sudah mati selama hampir dua bulan lamanya karena mereka jarang sekali berinteraksi secara virtual. Xenna lantas memotret sapu tangan tersebut dan mengirimkannya pada Janu.
Xenna Adhika
[Sent a photo]
Mass
Sapu tangannya kebawa, padahal ngga ada aku pake
Aku kembaliin bsk kalo udh di rumah yaaEnam menit setelah terkirim, centang dua segera berubah biru. Xenna pun terus memerhatikan layar, menunggu balasan. Namun, usai detik-detik berlalu, tidak ada satu pun pesan baru yang masuk.
Seriously, Mas Janu? Cuma dibaca doang? Xenna betul-betul tak percaya. Apakah kesalahannya memang sebesar itu sampai-sampai Janu tak sudi membalas chat-nya meski hanya dengan satu kata?
❀
Pada sekitar pukul sembilan malam, Vandi tiba-tiba datang ke kamar Xenna dan memberikan hoodie hitam miliknya. Lantas ia menyeret Xenna keluar dari sana usai diambilnya beberapa barang penting yang biasa gadis itu bawa kala bepergian. Tentu apa yang Vandi lakukan mengundang kebingungan nyata dalam diri Xenna, apalagi Vandi tak juga memberikan jawaban meski Xenna sudah berkali-kali melontarkan tanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories in the Making [END]
Romance[Reading List @RomansaIndonesia - SPOTLIGHT ROMANCE OF NOVEMBER 2023] Menjadi lebih dekat dengan seorang Adhyaksa Januar merupakan suatu hal yang tak pernah berani Xenna Adhika bayangkan, apalagi menjalin yang namanya sebuah hubungan romantis. Namun...