❀ 21 - Harapan Perihal Kebahagiaan Xenna

1.5K 164 11
                                    

GRAMEDIA terdekat yang dapat dijangkau dengan mudah berlokasi di Jalan Merdeka, sehingga tak memerlukan waktu begitu lama bagi Janu dan Xenna yang datang dari arah bilangan Dago untuk sampai di tujuan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

GRAMEDIA terdekat yang dapat dijangkau dengan mudah berlokasi di Jalan Merdeka, sehingga tak memerlukan waktu begitu lama bagi Janu dan Xenna yang datang dari arah bilangan Dago untuk sampai di tujuan. Hanya saja, saat petang seperti ini pengunjung yang datang nyatanya cukup ramai sehingga mereka kehabisan lahan parkir. Alhasil, Janu terpaksa mencari di tempat lain kendati Xenna sama sekali tidak masalah jika rencananya batal. Toh, ini memang cuma akal-akalan Xenna saja agar ia bisa menghabiskan waktu berdua dengan Janu.

Namun beruntungnya, Janu cukup jeli hingga berhasil menemukan tempat untuk parkir di sekitar Jalan Purnawarman--yang berada persis di belakang Gramedia, tepat di depan sebuah toko yang sudah tak beroperasi dan kebetulan memiliki halaman yang cukup untuk ditempati setidaknya sampai tiga mobil.

Usai berjalan kaki dengan menempuh jarak yang begitu dekat, sepasang insan itu pada akhirnya tiba di kawasan parkir Gramedia yang memang berada di bagian belakang. Lantas mereka pun perlu mengambil langkah sedikit lagi sampai dapat menemukan pintu masuk gedung. Dalam perjalanan singkat tersebut, Janu yang berada tepat di sisinya membuat Xenna tak henti mencuri-curi pandang dengan senyum yang tertahan.

Rencananya benar-benar berhasil, pikir Xenna.

Yah, setidaknya sampai mereka menaiki tangga dan tiba di lantai dua, yang membuat Xenna mulai ragu apakah semuanya akan berjalan sesuai keinginannya atau tidak.

Ketika Xenna akan lanjut mendaki tangga menuju lantai tiga, ia malah mendapati Janu hanya terdiam dengan pandangan tertuju pada apa-apa saja yang terdapat di lantai dua, yang tampaknya betul-betul berhasil menarik perhatian lelaki itu. Lantas Xenna pun lekas menghampiri Janu untuk mencari tahu. "Mas," panggilnya, dan Janu segera menoleh pada saat itu juga. "Kok malah diem di sini?"

"Saya mau lihat-lihat cat di sebelah sana, kebetulan memang ada beberapa yang habis di rumah," balas Janu langsung pada intinya. Meski wajahnya tak menampilkan ekspresi apa pun, tetapi Xenna dapat melihat bagaimana sepasang netra di balik lensa kaca itu berbinar.

Xenna pun seketika mengulum senyum. Ia dapat merasakan perasaan antusias yang tersembunyi pada diri Janu karena keinginannya saat ini sangat berhubungan erat dengan dunia yang dicintainya. "Ya udah, ayo liat-liat cat dulu, Mas," ajak Xenna yang langsung saja mengambil langkah tanpa menunggu respons Janu.

"Kamu ngapain?" tanya Janu tiba-tiba.

Langkah Xenna terhenti, lantas ia pun menengok. "Katanya Mas Janu mau liat cat?"

"Saya nggak minta ditemani," sahut Janu dengan santainya. "Lagi pula, tujuan kamu ke sini memangnya untuk apa?"

Seketika Xenna pun tergeming selama sepersekian detik. "Emm ... a-aku mau cari buku buat keperluan skripsi aku, Mas," jawab Xenna yang tentu saja merupakan kebohongan nyata. Ia tak mungkin jujur mengatakan tujuan yang sebenarnya, bukan?

"Ya sudah, kamu cari aja buku yang kamu perlukan itu."

Perlahan, Xenna mulai mengerucutkan bibir. Tentu ini bukanlah sesuatu yang ia harapkan.

Memories in the Making [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang