Chapter 22

7K 289 1
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم.



(Happy Reading🖤)

"ZAUJATY!" Teriak Gus Faza sambil berlari memeluk tubuh sang istri.

"Kenapa hm?" Tanya Nara yang lagi asik nyiram tanaman di kebun belakang ndalem.

"Kangen" lirih manja gus Faza.

"Humaira.. kekamar yuk" ucap Gus Faza seraya mengangkat tubuh mungil Nara.

"Mas! Turunin! Itu bunganya belum selesai disiram!" Nara memberontak ingin turun.

Gus Faza berjalan mematikan keran air sambil mengendong tubuh istrinya itu."udah, ntar aja nyiramnya" jawab Gus Faza berjalan mengendong sang istri untuk menuju kamar.

Sesampainya di kamar, Nara diturunin diatas kasur empuk kinvg size." Mas mau ngapain sih?" Tanya Nara.

"Mau bucin versi halal" jawab Gus Faza tersenyum.

"Maksu--" ucapan Nara terhenti kala sang suami melepas bajunya.

"MAS FAZA!!!" Pekik Nara menutup matanya.

Gus Faza mendekat kearah sang istri,lalu memeluk tubuhnya erat."buka matanya, Humaira!" Perintah Gus Faza.

Nara membuka matanya perlahan,tubuhnya udah dipeluk erat oleh tangan gagah suaminya."mas" rengek Nara mencoba melepaskan pelukan suaminya.

"Hm?"

"Lepasin dulu, Nara mau buka hijab" ujar Nara melepaskan tangan sang suami yang melingkar di pinggangnya.

Nara melepas hijabnya,lalu kembali duduk didekat sang suami.

Gus faza menyenderkan kepalanya di dada sang istri sambil memeluk tubuhnya."Humaira.." bisik Gus Faza.

"Ya mas?" Jawab Nara sambil mengelus rambut lebat suaminya

"Mandi yuk"

Nara menatap kearah sang Gus,lalu menganguk sebagai jawabban.

Gus Faza tersenyum lalu membuka satu per satu kancing baju sang istri.

Selepas itu Gus Faza mengendong tubuh Nara kedalam kamar mandi.

••••

Allahuakbar.. Allahuakbar

Allahuakbar.. Allahuakbar

Suara lantunan adzan magrib yang begitu merdu dari arah masjid pesantren.

Gus Faza bersiap-siap untuk menuju masjid,dikarenakan jadwalnya untuk mengisi kajian malam ini.

"Zaujay, mas kemasjid dulu gih" ujar Gus Faza yang diangguki oleh sang istri.

"Mas..boleh ngak Nara dateng kemasjid nanti Sama umi?" Tanya Nara.

"Boleh sayang..apa sih yang ngak untuk bidadari cantiknya Gus Faza ini" jawab Gus Faza tersenyum.

Seketika jiwa Nara terbang-terbang," ciee mukanya merah" goda Gus Faza yang melihat muka sang istri kayak kepeting rebus.

Zaujatynya Gus FazaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang