Chapter 41.

1.8K 102 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم .



(Happy reading🥰📖/)

Beberapa bulan kemudiam.. setelah kejadian itu Nara yang sudah mulai mengikhlaskan kepergian anak pertamanya itu mencoba membuka lembaran baru untuk kehidupan yang lebih bahagia bersama sang suami.

Pagi ini Nara dan Gus Faza ada undangan untuk menghadiri acara pernikahan Nabila--sahabat Nara.

"Mas Faza, udah mandi hm?" Nara berjalan kearah sang suami sambil membawa dua baju berwarna coksu.

"Udah sayang, itu baju untuk siapa?" Gus Faza menatap kearah baju yang dibawa istrinya itu.

"Buat orang tuu yang jalan diluar itu" tunjuk Nara berucap asal.

Hm.

"Ya buat suami aku tercinta lah,ini kita pake ke acara pernikahan Nabila nanti,mas Faza ngak lupa kan?" Tanya Nara memastikan.

"Ngak dong sayang, masa mas lupa dari semalem kamu ngingetin mas kan,sampe pas tahajud tadi aja km selalu bilang mas besok acara pernikahan Nabila gitu aja dari kemarin" ejek Gus Faza.

"Hehe mas ini" Nara memukul pundak sang suami.

Akhh "sakit tau ayy" lirih Gus faza mengelus pundaknya yang tidak sakit itu.

"Gitu doang,masa sakit sih?". Jawab Nara memberikan tatapan sinis.

"Nantangin mas kamu yah, sinii" Gus Faza menarik tangan sang istri yang membuat Nara tidak bisa menyeimbangkan dirinya hingga terjatuh keatas tubuh sang suami.

"Mas mau ngapain masih jam 6 loh ini".

"Emang kenapa kalok jam 6 hm?" Gus Faza tersenyum lalu mencium beberapa saat bibir sang istri.

"Mas udah, Jangan sekarang, ntar kita telat loh ke acara pernikahan sahabat aku" gumam Nara menyembunyikan kegugupannya.

"Terus maunya kapan, zaujaty?" Tanya Gus Faza dengan suara khas lelakinya.

Nara tersenyum lalu membisikkan sesuatu di telinga sang suami.

"Zaujaty sudah siap hm?".

"Bisa dibilang gitu, yaudah Nara mau siap-siap dulu,mas juga pake bajunya gih, ntar keburu selesai acaranya" Nara bangkit dari atas tubuh sang suami dan berjalan menuju kearah lemari.

"Pakeinnn" rengek Gus Faza memeluk tubuh Nara dari belakang.

"Dasar Gus manjaa!".

"Ngak papa kan sudah halal".

"Yaudah sini bajunya" Nara menggambil baju yang suaminya pegang itu.

Saat baju kaos sang suami di lepas, Nara terpesona melihat sixpack suaminya. Dia repleks langsung mengalihkan pandanganya dan memasangkan baju batik tersebut

Setelah memasangkan baju ke suaminya,Nara masih saja gugup mengingat sixpack Gus Faza tadi.

"Kenapa pipinya merah zaujaty?" Goda Gus Faza mendekatkan mukanya ke muka istrinya.

Zaujatynya Gus FazaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang