14. Hujan

373 28 0
                                    

Happy reading 🤍

Ada yg nungguin gw update?

🍂🍂🍂🍂

Jessamine keluar dari mobil begitu pintu kendaraan beroda empat itu dibuka oleh Jake. Bersamaan dengan itu, hujan turun dengan deras seolah menyambut kepulangan mereka.

Di sela perjalanan pulang, ia sempat melihat beberapa titik air membasahi kaca depan mobil.

Jessamine menghidupkan layar ponselnya, tertera tulisan 17:00 di sudut atas handphonenya. Jessamine tersentak saat Jake menggenggam jemarinya.

Selepas acara berbelanja tadi, Jake mengajaknya jalan - jalan sekaligus kencan. Mereka berdua menghabiskan waktu seharian tanpa gangguan orang lain.

Mulai dari Jake yang mengajaknya bermain di timezone, nonton di bioskop, makan siang di restoran, berbelanja di mall, hingga jalan - jalan di taman waktu sore hari sambil mencari jajanan khas anak SD.

Perkara memanjakan wanita, kemampuan Jake memang tak perlu diragukan lagi.

🍂🍂🍂🍂

Terdengar bunyi, bip..

Jake membuka pintu apartementnya. Diikuti Jessamine yang mengekor di belakangnya.
Jake melemparkan tubuhnya ke sofa, tubuhnya terasa letih.

Sudah lama ia tak berkencan dengan 'normal' seperti tadi, biasanya ia hanya mengajak wanita ke hotel atau bar saja.

Berbeda dengan Jake, kini Jessamine berdiri di depan jendela. Ekspresinya kian murung saat melihat keadaan di luar jendela.

Hujan turun dengan deras disertai petir yang menggelegar. Tak hanya itu, angin yang sepoi - sepoi pun menambah kengerian cuaca di luar.

Bagaimana ia bisa pulang jika cuaca di luar begitu buruk? Batinnya kesal.

"Pulang besok aja yang, lagian besok masih libur sekolah kan?" pinta Jake yang entah sejak kapan sudah ada di belakangnya.

"T-tapi..."

Jake menempelkan telunjuknya di bibir sang kekasih, "kamu gak lihat cuaca di luar yang gak bersahabat? Aku gak mau kamu kenapa - kenapa ya. See, bahkan alam aja setuju sama keputusan aku buat nahan kamu semalam disini. Alam aja tahu kalau aku masih kangen sama pacarku, masa kamunya gak peka sama kemauan aku?"

Wajah Jessamine kian mendatar, apalagi saat mendengar ucapan terakhir Jake.

"Fine, tapi aku punya syarat. Kalau sebelum jam 8 hujannya reda, kamu harus ngantar aku pulang!" pinta Jessa.

"Iya sayangku," jawab Jake sambil menguyel - uyel pipi Jessa.

Jessa ingin pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket, namun Jake mencegahnya.

Cowok itu membimbingnya untuk duduk bersama di sofa. Jake mengeluarkan sebuah kotak beludru berwarna hitam dari saku jaketnya.

Dahi Jessamine mengernyit begitu kotak itu terbuka, tampak sepasang cincin couple yang terlihat sederhana dan tidak mencolok.

"Cincin?" gumam Jessa, gadis itu beralih menatap Jake.

Bukannya mendapat jawaban, cowok itu menarik tangan kirinya.

Tangan Jake bergerak menyelipkan cincin polos itu di jari manis Jessa, gerakannya terhenti saat Jessa tiba - tiba menarik tangannya.

"Kenapa beli cincin?" tanya Jessa lagi.

Possessive Jake ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang