Dua Puluh

105 9 6
                                    

“Mau tau apa yang aku dapat tentang kalian?”

Satu pesan sarat ancaman tersebut berkedap-kedip selama beberapa saat di layar laptop milik Moon Tae Il. Sebuah pesan yang diterima melalui radar asing yang berhasil meretas sinyal laptop milik Tae Il. Layarnya kini penuh dengan tampilan warna hijau serta penuh dengan kombinasi angka dan huruf yang terus berubah-ubah di latar belakangnya. Tak ada tombol manapun yang memberikan akses pada Tae Il untuk mengeluarkan layar laptopnya tersebut. Hanya ada bagian persegi panjang sebagai tempat untuk membalas pesan ancaman yang ia terima. 

Kini, di dalam hackerspace, ke tujuh mafia tersebut berkumpul menggerombol di meja Tae Il. Jae Hyun berdiri berkacak-pinggang di belakang tempat duduk Tae Il dengan ekspresi sangat marah di wajahnya. Tak ada yang berani menggerakkan jemarinya sebelum mendapat titah dari Jae Hyun. 

“Tae Il Hyung, minggir,” 

Setelah menunggu keputusan, Jae Hyun pun memerintahkan Tae Il untuk meninggalkan kursinya. Sementara dirinya segera menduduki kursi Tae Il untuk mengambil alih. 

Bersamaan dengan jemari Jae Hyun yang mengetikkan balasan, bibir pria itu menitah Do Young dan Yuta dengan tegas. 

“Copy layar laptop Tae Il. Lacak sinyal pengirimnya sekarang,” titah Jae Hyun yang segera dilaksanakan oleh Do Young dan Yuta. 

Jari telunjuk Jae Hyun pun menekan tombol send, mengirim balasannya:

“Katakanlah, Choi Seung Cheol. Betapa penakutnya dirimu menggunakan radar rahasia seperti ini untuk berkomunikasi dengan kami.”

Rahang Jae Hyun mengeras. Ia muak dengan tingkah pengirim pesan ancaman ini yang diduga kuat sebagai Ketua dari Mafia Code 17; Choi Seung Cheol. 

“Tanah di Ilsan. Rupanya itu sangat berharga bagimu.”

Seluruh pasang mata anggota Jae Hyun di sana terbelalak usai membaca pesan balasan dari pengirimnya. Mereka terkejut dan sibuk saling pandang satu sama lain. Sementara, Jae Hyun sekuat tenaga menahan amarah yang memuncak dalam waktu sepersekian detik dengan mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat. Apa yang selama ini ia jaga, berada dalam ambang bahaya.

“Pantas kau melakukan segala cara untuk mendapatkan tanah di Ilsan. Termasuk menculik Calon Istriku, huh?”

Tangan Jae Hyun terkepal kuat. Choi Seung Cheol mulai berani menyenggol tentang Hwang Ji Na. 

“Dan, apa itu Yayasan IandJ? Apa kau berencana untuk membangun yayasan tersebut di tanah Ilsan? Menarik, Mr. Jeff.”

Satu detik setelah pesan tersebut terbaca oleh Jae Hyun, pria itu segera melempar pandangannya ke arah Tae Yong bergantian. Ia menitah, “Hapus seluruh identitas yang tersisa terkait Yayasan IandJ sekarang juga. Jangan ada yang tersisa.”

“Kau yakin?” Tae Yong menatap Jae Hyun sejenak dengan ragu. 

Jae Hyun menarik nafasnya panjang. Menutupi rasa gemetar karena khawatir. Yayasan tersebut berharga bagi Jae Hyun. Yayasan tersebut termasuk salah satu yang Jae Hyun lindungi sekuat tenaga. Yayasan yang pernah berdiri mengatasnamakan Ibu Jae Hyun sebagai pemiliknya. Yayasan IandJ yang memiliki arti I untuk Im Min Jung⸺Ibu dari Jae Hyun⸺, dan J untuk Jung Ho Won⸺Ayah dari Jae Hyun⸺. Yayasan yang kemudian disembunyikan secara mendadak oleh Ayah Jae Hyun sebelum ia meninggal dunia. 

“Hapus semua,” Jae Hyun mengambil kesimpulan tegas setelah meyakinkan diri. “Sebelum Si Tolol Choi ini berhasil menemukan nama Ibuku pada berkas-berkasnya.”

“Aku dapat sinyalnya!” di waktu yang bersamaan, Do Young berseru. “Akan kuretas data Choi Seung Cheol dari sini.”

Jae Hyun memberi anggukkan kepala pada Do Young sebagai isyarat agar pria itu melanjutkan tindakannya. Sementara, Tae Yong pun setuju dan menyerbu langkahnya menuju meja komputernya untuk melaksanakan titah Jae Hyun.

DESIRE : EMOTIONALLY MANIPULATIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang