"Kenapa, sayang?"
Raja Antonius mengusap rambut anaknya dengan lembut, membuat Putri Aguilera semakin nyaman di pelukan Ayahnya. "Aku ingin bersekolah umum,"
"Tidak akan pernah terjadi," Bibirnya mencebik, mendengar penolakan Raja Antonius yang sangat tegas dan mutlak.
Statusnya sebagai seorang Putri tunggal dari kerajaan, membuat Putri Aguilera terkekang. Putri Ameera bisa sekolah umum, karena semua orang menganggapnya sebagai sampah kerajaan, hanya anak tidak sah, anak haram. Jadi tidak ada musuh yang tergiur untuk menjadikannya sebagai tawanan untuk menjatuhkan Raja Antonius.
Berbeda dengan Putri Aguilera, dunia memang tidak tahu bagaimana wajahnya. Tapi kemiripan wajah Raja Antonius dengan Putri Aguilera yang dominan, pasti akan menimbulkan kecurigaan kalau Putri Aguilera sekolah umum. Sama saja seperti memberi ruang lebar untuk para musuh menjatuhkannya.
Di samping, Ratu Anastasia hanya bisa menggeleng. Raja Antonius memang sangat posesif pada anak perempuannya itu, "Patuh pada Ayahmu, sayang. Jangan coba-coba memberontak atau Ibu akan mengurungmu di pulau sudut Utara,"
Wajah Putri Aguilera memelas, "Ibu harusnya mendukungku bukan mendukung Ayah!"
"Tapi keputusan Ayahmu adalah yang terbaik, patuh lah, sayang."
"Menyebalkan!"
Raja Antonius dan Ratu Anastasia terkekeh melihat wajah masam anak mereka yang selama ini menjadi penghangat, warna, sekaligus pusat kebahagiaan. Di belakang, Putri Ameera menunduk. Dia cemburu, dia juga ingin merasakan berada di posisi Putri Aguilera yang sangat di manjakan keluarganya.
Putri Aguilera juga sangat cantik, wajahnya terlalu sempurna untuk di deskripsikan. Sedangkan Putri Ameera? Wajahnya biasa-biasa saja, karena Ibunya juga tidak cantik. Beruntung, mata indah Raja Antonius di turunkan untuknya. Membuat Putri Ameera memiliki kelebihan di bagian matanya yang sangat indah, tapi tetap, masih kalah indah dengan kesempurnaan Putri Aguilera.
Setiap tahun, Putri Aguilera akan merayakan hari bertambah usianya di pusat kerajaan. Semua orang bersorak senang untuknya meski gadis itu datang dengan balutan topeng setengah wajah. Putri Ameera? Jangankan di rayakan, ulang tahunnya saja selalu terlupakan karena memang tidak ada yang tahu kapan dia ulang tahun.
"Meera,"
Pangeran Archie kasihan, melihat Adik tirinya yang tampak melamun sambil menatap pemandangan manis di depan sana. "Pangeran," Putri Ameera tersenyum pada Kakak tirinya yang selalu bersikap baik pada dirinya, Putri Ameera sedikit merasa beruntung akan hal itu.
"Mau jalan-jalan denganku?"
"Apa boleh?"
"Tentu saja,"
Keduanya melangkah pergi meninggalkan kerajaan, membuat Putri Aguilera tanpa sengaja melihat dari sudut matanya. Putri Aguilera tidak pernah bisa dekat dengan Pangeran Archie, sebab laki-laki itu selalu membuat jarak pada dirinya. Tapi Putri Ameera bisa dengan mudah dekat dengan Pangeran Archie, Putri Aguilera merasa ini tidak adil untuknya.
"Ayah,"
"Ada apa, sayang?"
"Aku membenci anak haram itu,"
"Putri Aguilera!"
Mendengar nada tegas Ayahnya, Putri Aguilera terkekeh lalu menjauh dari pelukan Ayahnya. "Kalian selalu membentak ku saat aku mengungkap kebencianku padanya!"
"Putri Aguilera! Kau keterlaluan! Apa yang dia lakukan padamu sampai kau sebenci ini padanya? Cepat pergi ke paviliun timur! Merenung di sana! Kau tidak di izinkan keluar sebelum tiga hari!"
Putri Aguilera terkekeh, dia menendang guci di dekat kakinya. Menatap dingin Ayah dan Ibunya sebelum pergi keluar kerajaan, "PUTRI AGUILERA! KEMBALI KE PAVILIUN TIMUR SEKARANG JUGA!"
"IT'S YOUR DREAMS!"
Putri Aguilera terkenal akan sifatnya yang pembangkang di kerajaan, gadis itu tidak peduli pada larangan atau aturan apa pun.
***
"Kau serius akan menikah dengan Pangeran Axton?"
Tanya Pangeran Archie sembari duduk di sebuah kursi panjang, di depan mereka ada danau yang sangat indah. Putri Ameera menatap sekilas Pangeran Archie, lalu menganggukkan kepalanya beberapa kali. "Serius, Ayah sudah memintanya padaku, mana mungkin aku akan menolaknya."
"Kau memang gadis penurut," Pangeran Archie mengusap kepala Putri Ameera, membuat senyum gadis itu merekah sempurna. "Rasa-rasanya, aku ingin melihatmu kecil terus, terlalu cepat kamu tumbuh dewasa."
Putri Ameera tertawa, "Aku sudah dua puluh sembilan tahun, jangan memandangku seperti anak sembilan tahun! Itu suatu penghinaan!"
Lalu keduanya tertawa bersama, membuat Putri Aguilera semakin menaruh kebencian saat melihatnya. Pangeran Archie selalu membuat jarak padanya, tapi dengan Putri Ameera, dia terus tertawa dengan sangat lepas. Apa salahku padamu, Archie? Kenapa kamu tidak bisa menyayangiku? Aku juga Adikmu.
Dengan hati yang terluka, Putri Aguilera pergi meninggalkan taman. Dia berlari dengan gesit, menghindari banyaknya pengawal yang tengah mencarinya sampai kabar Putri Aguilera yang kabur, terdengar ke telinga Pangeran Archie juga Putri Ameera. Kedua orang itu langsung kembali ke istana, melihat Ratu Anastasia yang tengah menangis sambil memeluk Nenek mereka.
"Ibu," Pangeran Archie dan Putri Ameera serempak memanggil Ratu Anastasia, menghampiri namun Ibu suri Madeline, menatap tajam keduanya.
"Masuk ke kamar kalian sekarang juga! Jangan pernah keluar sebelum aku mengizinkan!"
Ibu suri tahu, jika cucu kesayangannya pergi pasti ada sangkut pautnya dengan dua orang itu juga anak dan menantunya. Ini sangat menjengkelkan, sebab mereka terlalu memanjakan anak haram itu. Ibu suri menatap menantunya dengan tajam, "Kau sebagai Ibu sangat tidak becus, Anastasia!"
"Maafkan aku, Ibu."
"Kalau sampai cucuku tidak ditemukan, kalian semua akan mendapat ganjaran hebat dariku! Camkan itu!"
Di tinggal mati suaminya sejak Raja Antonius masih kecil, Ibu suri sudah terbiasa bersikap tegas sebab kerajaan, beliau yang bertanggung jawab sepenuhnya. Ibu suri bisa mengambil alih kembali kerajaan, beliau memang hampir berusia seabad, tapi beliau masih yakin, beliau mampu memajukan kerajaan.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Tawanan Iblis Kejam
FantasyPutri Aguilera membenci Putri Ameera yang seakan merebut semua perhatian. Dendam dan kebencian membawa Putri Aguilera terjebak pada jerat mematikan seorang Axton. Di mana dirinya yang tidak bersalah, di jadikan tawanan salah sasaran, di siksa fisik...