26 - Rest In Peace

9.3K 564 182
                                    

"Ludwig! Kembali! Aku akan ikut ke kediaman!"

Asisten Ludwig yang sudah setengah jalan, terpaksa memutar kemudi dan kembali ke rumah sakit untuk menjemput Tuannya yang tiba-tiba berubah pikiran. Mereka berdua akhirnya mendatangi kediaman, asisten Ludwig yang bergerak untuk mencari tahu sedangkan Axton menghampiri putrinya setelah mendapat kabar, jika putrinya mengamuk saat dirinya pergi.

"Sayang?"

"Ayah!"

Aiora berlari memeluk Ayahnya, gadis kecil itu sesenggukan. "Kakak cantik, Kakak cantik kenapa? Kakak cantik kesakitan ya?"

"Tidak, sayang. Kakak cantik baik-baik saja,

"Ayah bohong!"

Axton mengecup lama kening gadis kecilnya, "Ayah sangat menyayangi Aiora. Aiora tahu itu kan?"

"Tahu! Karena Ayah itu budak cintanya Aiora!" Axton pun terkekeh, dia hendak menggendong sang anak sebelum ponselnya berdering.

"Ada apa, Nicole?"

"Aguilera sudah bangun, dia menangis mencarimu."

Axton langsung berdiri, "Sayang. Kakak cantik membutuhkan Ayah, Ayah pergi dulu ke rumah sakit ya?"

"Aku boleh ikut Ayah?"

Axton terdiam sejenak, sebelum akhirnya mengangguk. Dia pun menggendong Aiora, berteriak memanggil asisten Ludwig agar bergegas menyiapkan mobil. Axton tidak lupa memastikan putrinya aman di kursi tengah, "Pakai sabuk pengamannya, sayang."

"Tidak mau!" Aiora sengaja memajukan tubuhnya ke tengah sela antara kursi pengemudi dengan kursi yang Ayahnya duduki. "Ayah, kenapa harus ada wanita itu di rumah? Sudah lebih baik jika Kakak cantik saja yang di rumah,"

"Aiora maunya begitu?"

"Huum! Aiora lebih suka Kakak cantik,"

"Baik, nanti dia kita usir ya."

Sepasang Ayah dan anak itu cekikikan, membuat asisten Ludwig yang semula ikut tersenyum, berubah berwajah pias dan Axton menyadarinya. "Ada apa, Ludwig?"

"Tuan, rem blong!"

"Oush!" Axton ingin mengumpat tapi posisinya ada Aiora di belakang, shit! Iya benar! Aiora tengah bersamanya saat ini. "Sayang, duduk dengan tenang dan pakai sabuk pengamannya ya," Aiora tahu jika kondisi sedang tidak baik-baik saja. Dia pun mengangguk patuh dan duduk di kursi tengah bagian kiri, dia juga memakai sabuk pengamannya dengan baik.

"Ludwig, tetap tenang dan masuk ke area khusus!"

"Tuan, tidak bisa! Ada mobil dari belakang yang seperti sengaja ingin menabrak kita!" Asisten Ludwig berpikir keras, dirinya tidak masalah mati saat ini tapi Tuannya tidak boleh. Jika tetap maju ke depan, mobil dari belakang akan menabrak belakang mobilnya dan kemungkinan dirinya juga sang Tuan tewas, akan sangat besar. Asisten Ludwig melihat adanya peluang meski harus mengorbankan dirinya sendiri, asisten Ludwig tidak masalah.

Anggap ini semua sebagai bentuk kesetiaannya pada sang Tuan, dia menatap sekilas Axton. "Tuan, tanpa mengurangi kesetiaan saya kepada Anda, mohon maafkan segala kesalahan saya." Dia pun nekat membanting stir ke arah kiri, membiarkan sisi dirinya duduk yang menabrak pembatas jalan. Sialnya, asisten Ludwig tidak sadar, jika Aiora juga duduk di kursi tengah bagian kiri.

Tawanan Iblis KejamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang