"BUKAN AKU YANG MENDORONGNYA!"
Rahang pria gagah itu mengeras, dia menulikan telinga. Menarik kasar tangan Putri Aguilera lalu melemparnya ke atas ranjang di kamar pribadi miliknya. Pria yang tengah di selimuti amarah itu menatap bengis putri Aguilera yang tak gentar sama sekali.
"Bitch! Yang harusnya kau benci adalah aku! Bukan putriku!"
"Aku bersumpah! Bukan aku yang mendorongnya─umph!"
Axton dengan tiada ampun mencium bibir Putri Aguilera, merobek paksa pakaian yang putri Aguilera kenakan. Amarah benar-benar menguasai dirinya saat ini, setelah menyaksikan sendiri bagaimana putrinya jatuh ke dalam danau usai di dorong putri Aguilera. Putrinya saat ini kritis di rumah sakit, dada Axton terasa sempit dan dia ingin sekali membuat Putri Aguilera hancur sampai memilih untuk mati saja.
Dengan kasar dan tanpa aba-aba, Axton melakukan penyatuan, membuat Putri Aguilera berteriak keras dengan tangan mencengkram seprei. Gadis itu menatap nyalang Axton yang memperlakukan dirinya bak pelacur. Dirinya berani bersumpah, bukan dirinya yang mendorong Aiora!
Sekali pun Putri Aguilera membenci Axton, dirinya tidak pernah kepikiran sedikit pun untuk melukai Aiora yang tidak bersalah. Dengan tanpa belas kasih, Axton terus menerus menghujam milik Putri Aguilera yang mulai mati rasa. Gadis itu tak lagi mampu membuka mata, dia kehilangan kesadaran dirinya, Putri Aguilera pingsan.
Axton menggeram, melihat Putri Aguilera yang pingsan. Dia pun melepas penyatuan, tak memedulikan sama sekali bercak darah di seprei putih atau pun di miliknya, bahkan Axton tak acuh pada seprei yang mulai berubah warna menjadi merah tepat di sekitaran tubuh Aguilera. Pria itu bergegas memakai pakaiannya, dia keluar kamar, tidak lupa mengunci pintu dan pergi menuju rumah sakit di mana putrinya tengah di rawat.
"Axton, apa yang terjadi?!"
Pria itu hanya menggeleng lesu, melihat putrinya tenggelam dan di tolongnya dalam keadaan sudah tak sadarkan diri, hidup Axton seakan ikut hancur. "Malam itu dia baik-baik saja, Axton!"
"Aiora tenggelam,"
"APA?! Kenapa bisa?!"
Axton hanya diam, kedua tangannya kembali terkepal erat mengingat jika Putri Aguilera lah yang dia duga sebagai tersangka. Axton yakin, penyiksaan salah sasaran dirinya waktu itu menimbulkan dendam di hati Putri Aguilera hingga berniat membalaskan dengan cara membunuh Aiora. Axton yakin, Putri Aguilera pasti tahu kelemahan dirinya yaitu Aiora.
***
Diam-diam, Putri Ameera menemui mantan kekasihnya yang masih dia cintai, Vincent. Keduanya berpelukan dengan mesra di belakang kerajaan demi menghindari terciumnya kedekatan mereka, "Bagaimana, Meera? Apa kalian jadi menikah?"
Tak di pungkiri, jika Putri Ameera mengagumi ketampanan Axton yang jelas jauh di atas Vincent. Bahkan harta, tahta, dan kasta saja mereka berbeda jauh bagaikan langit dan bumi. "Belum tahu, tapi sepertinya, kami akan tetap menikah."
"Dan kamu hanya menurut?"
"Aku bisa apa, Vin? Tidak ada hak untuk menolak,"
"Kita akan benar-benar berakhir?"
"Maaf Vincent,"
Di mansion mewah Axton, Putri Aguilera mengerjap kan kelopak matanya. Kejadian yang tak terduga dan terlalu cepat terjadi membuat pikiran Putri Aguilera kosong, gadis─maksudnya wanita yang selalu hidup bergelimang harta, di hormati semua orang, dan selalu di sayangi keluarga kini harus merasakan siksa fisik yang lebih mengerikan dari sekedar cambuk dan rantai besi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tawanan Iblis Kejam
FantasyPutri Aguilera membenci Putri Ameera yang seakan merebut semua perhatian. Dendam dan kebencian membawa Putri Aguilera terjebak pada jerat mematikan seorang Axton. Di mana dirinya yang tidak bersalah, di jadikan tawanan salah sasaran, di siksa fisik...