21 - Aku Mencintaimu

10.3K 581 45
                                    

Plak!

Axton membiarkan pipinya menjadi pelampiasan amarah Ratu Luciana yang menganggap, jika dirinya telah mengkhianati Putri Ameera, memang benar sih. "Axton! Ibu tidak pernah mendidikmu menjadi pria bajingan seperti ini! Kau sudah memiliki Ameera! Kenapa harus berhubungan dengan seorang anak pelayan rendahan?!"

Kening Axton berkerut, begitu pula dengan Putri Aguilera yang sejak tadi diam di atas brankar. "Anak pelayan rendahan? Maksud Ibu apa?" Ratu Luciana menatap rendah pada Putri Aguilera, "Menantuku yang berkata. Meera bilang, bahwa pelacurmu itu hanyalah anak dari pelayan rendahan di kediaman Raja Antonius!"

Kedua tangan Putri Aguilera terkepal, dia menatap tajam Putri Ameera yang buru-buru menunduk saat menyadari, aura tak bersahabat dari Putri Aguilera. Ameera sialan! Bisa-bisanya dia memutar balikkan fakta, tapi ini bagus, itu artinya, gadis sialan itu tidak akan buka mulut tentang adanya aku di kediaman Axton. Dia tidak mungkin berkata jujur pada Raja Antonius atau semua orang akan tahu, bahwa akulah putri sah satu-satunya.

Tatapan Axton beralih pada Putri Aguilera, "Benar, sayang?" Tanya Axton yang tidak di sahuti oleh Putri Aguilera, sepasang matanya hanya terus menatap dingin pada Putri Ameera. "Sekali pun benar, aku tidak peduli, Ibu. Aguilera adalah wanitaku dan akan terus begitu,"

Ratu Luciana menatap tak percaya pada anaknya, "Kalau itu pilihanmu, Ibu akan membawa Aiora pergi! Aiora lebih baik tinggal bersama Ibu dari pada serumah dengan pelacurmu!" Ratu Luciana sangat marah, anak yang dia lahirkan dan dididik supaya bisa menjadi pria sejati, kini malah terang-terangan mengkhianati istrinya. "Jika Raja Antonius sampai tau, Ibu tidak akan memaafkanmu!"

Sekali pun Raja Antonius tahu, Raja Antonius tidak akan mengutuk Putri Aguilera tapi akan terungkap fakta baru, Putri Ameera merasa panas di hatinya, dia tidak akan membiarkan mertuanya tahu siapa Putri Aguilera yang sebenarnya. "Ibu, jangan begitu. Aku rela jika suamiku ingin menikahi kekasihnya, biarkan saja kekasih suamiku menjadi selir di kediaman."

Suara Putri Ameera memang lembut tanpa di buat-buat, dia juga sangat tulus hatinya, Ratu Luciana terenyuh pada keluasan hati menantunya yang dia kira memang putri sah di kediaman Raja Antonius. "Meera, kau terlalu baik, sayang. Tapi menikahi seorang pelacur, sama saja dengan mencoreng nama baik keluarga. Axton tidak akan pernah bisa menikah pelacurnya, kamu yang tenang dan sabar ya!"

Drama kolosal di depan mata membuat Putri Aguilera menguap, wanita itu mengusap perutnya. Semoga anaknya tidak seperti Putri Ameera yang pandai memanipulasi keadaan. "Tidak apa, Ibu. Aku selalu sabar menunggu suamiku mencintaiku,"

"Huek!" Axton buru-buru mengambil wadah di bawah brankar yang sudah disiapkan jika sewaktu-waktu Putri Aguilera ingin muntah, wanita itu menggeleng, dia hanya merentangkan kedua tangannya, membuat Axton menunduk dan memeluk Putri Aguilera, dengan tangan yang mengusap lembut perut Putri Aguilera. "Sayangnya Ayah, jangan buat Ibu mual terus ya?"

Obrolan Ratu Luciana dan Putri Ameera terhenti, "Mual? Axton .... Jangan bilang jika pelacur itu sedang hamil?!"

Axton menghela napasnya dengan kasar, "Stop berkata bahwa wanitaku itu pelacur, Ibu. Dan Ibu benar, wanitaku memang sedang mengandung darah dagingku!"

Mata Putri Ameera dan Ratu Luciana terbelalak, Putri Ameera lebih terkejut lagi, di tatapnya Putri Aguilera yang tak acuh. "Dia .... Dia hamil?"

"Ibu, tanpa menghilangkan rasa hormatku, silakan kembali ke kediaman dan bawa menantumu. Jangan buat waktu tidur wanitaku terganggu!"

"Axton! Pelacur itu tidak boleh mengandung anakmu!!" Ratu Luciana memekik keras, wanita baya itu tampak tidak terima. "Keturunan kerajaan tidak boleh berasal dari rahim seorang pelacur! Gugurkan kandunganmu pelacur sialan!!"

"Diam! Ibu, pergi sekarang sebelum kesabaranku benar-benar habis!"

Ratu Luciana tahu tabiat anaknya, dia terpaksa pergi dengan menarik lembut tangan Putri Ameera. Sedangkan di dalam ruang rawat, Axton menatap Putri Aguilera yang hanya diam, "Jangan pikirkan ucapan Ratu Luciana. Kau sangat terhormat di mataku,"

Putri Aguilera tersenyum sekilas.

***

Aiora mengamuk, dia tidak mau di bawa ke kerajaan lagi tapi Kakek dan Neneknya memaksa. Menurut Ratu Luciana, di kediaman itu sudah tidak sehat, cucunya harus di selamatkan lebih dulu. Berbeda dengan Axton yang menghela napasnya kasar, pria itu membiarkan Aiora di bawa Kakek Neneknya ke kerajaan supaya dirinya juga bisa lebih fokus pada Putri Aguilera dan kehamilannya yang rentan keguguran.

Di dalam kamar, Putri Ameera menangis tergugu sambil memeluk figura Ibunya. "Ibu, Alera merebut suamiku. Aku tidak rela, Bu. Tolong bantu aku, aku tidak bisa mengalah terus menerus apalagi menyangkut suamiku, tolong aku, Ibu."

Selama ini, hidup Putri Ameera selalu menjadi bayang-bayang Putri Aguilera. Dia memang terlihat di sayang Raja Antonius dan Ratu Anastasia, padahal tidak semulus itu. Raja dan Ratu hanya akan baik padanya jika ada sesuatu hal menguntungkan dan hanya bisa Putri Ameera yang melakukan. Seperti pernikahan politik tanpa dasar suka sama suka ini.

Putri Ameera ingin seperti Putri Aguilera yang berani memberontak, tapi posisinya yang hanya anak dari pelayan rendahan, tidak memadai segala niatnya. "Ibu, bantu aku. Aku tidak mau kehilangan suamiku, Ibu ...." Putri Ameera tidak bisa menyerah, dia baru saja ingin memperjuangkan cintanya pada sang suami.

Putri Ameera yakin, usahanya tidak akan mengkhianati hasil. Axton pasti bisa mencintainya sebagaimana Raja Antonius sangat mencintai Ratu Anastasia meski memiliki banyak istri lainnya, "Axton, demi Tuhan, aku rela jika kamu memiliki beberapa selir tapi tolong cintai aku sebagai istri sahmu. Jangan abaikan aku,"

Kehamilan yang rentan keguguran dan terbatasnya ruang gerak juga tidak boleh kelelahan, Putri Aguilera rasanya ingin berteriak keras. Bagaimana bisa, gadis muda sepertinya yang ingin mengeksplor banyak hal di dunia luar tapi harus terjebak pada skandal bersama Axton. Bahkan harus hamil di usia yang masih sangat belia, 17 tahun.

Suasana hati yang kacau balau karena pengaruh hormon kehamilan, kristal bening pun meleleh, membasahi pipinya. "Aku tidak ingin hamil ...."

Axton tertegun, niat hati ingin mengajak Putri Aguilera makan malam di meja makan, dia malah harus mendengar kalimat yang mematahkan hatinya. "Aguilera?" Wanita itu menoleh, wajahnya sudah basah akan air mata dan matanya pun ikut sembab. "Axton, aku tidak mau hamil."

Rengekan Putri Aguilera membuat rasa bersalah semakin mencuat, Axton memeluk Putri Aguilera. "Aku masih tujuh belas tahun, Axton. Aku tidak mau hamil! Semua ini melelahkan! Aku tidak mau hamil!"

Pelukan Axton pada Putri Aguilera semakin erat, dia sadar, betapa bajingannya sosok Axton yang tega menghamili gadis belia. "Maafkan aku, maafkan aku tapi jangan pernah berpikiran untuk melenyapkan bayi kita, hatiku sakit mendengarnya."

Aku janji, aku janji akan menjadikanmu wanita paling bahagia di dunia ini tapi tolong jangan berpikir untuk menggugurkan kandunganmu. Aku mencintaimu, sangat.

Pernah mendengar cinta muncul setelah kesalahpahaman? Mungkin inilah yang terjadi dalam diri Axton pada Putri Aguilera.

***

Tawanan Iblis KejamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang