24 - Butuh Pengakuan

8.4K 510 531
                                    

"Tuan selalu baik, Putri."

"Panggil saja aku seperti biasanya," Putri Ameera tersenyum ke arah Dania yang ikut tersenyum. "Lanjutkan saja ceritanya, aku akan mendengarkan cerita tentang suamiku dengan sangat antusias."

Dania mengangguk, "Tuan adalah pribadi yang dingin dan kejam. Tuan tidak pernah terlibat skandal dengan wanita mana pun atau ketahuan memiliki kekasih semenjak mendiang Nyonya Adaline meninggal, hanya Nyonya Adaline yang pernah menjadi wanitanya Tuan sebelum Anda datang."

"Lalu, Putri─maksudku, Aguilera. Dia siapanya Axton?"

Dania diam, "Nona Aguilera adalah tawanan Tuan Axton yang merambat sebagai pengasuh Nona muda, karena suatu tragedi, Tuan benar-benar menghukum Nona Aguilera hingga hamil seperti sekarang."

Putri Ameera terkejut setengah mati, menjadi tawanan? Apa selama Putri Aguilera di anggap hilang, itu dia tengah berjuang menahan siksaan dari Axton? Semua orang tahu bagaimana bengis dan kejamnya Axton ketika menyiksa musuh, Putri Aguilera pasti melewati hari yang berat di mulai dari menjadi tawanan, di paksa menjadi pengasuh, dan sekarang harus .... Hamil.

Rasa kasihan menyeruak, haruskah Putri Ameera melaporkan pada Raja Antonius tentang adanya Putri Aguilera di kediaman Axton? Tapi dengan melapor, Putri Aguilera akan mendapatkan masalah atas kehamilan di luar pernikahan. Putri Ameera bimbang, gadis itu pada akhirnya memilih pamit ke kamarnya dan saat melewati kamar utama yang pintunya tidak tertutup sempurna, Putri Ameera memutuskan untuk berdiam diri sebentar.

"Anakku butuh pengakuan, Axton."

"Itu anakku juga, sayang! Tanpa meminta, anak kita pasti di akui dunia sebagai anakku dan anak kamu. Apa yang kamu khawatirkan?" Di dalam kamar, Axton dengan sangat lembut dan telaten, merapikan anak rambut Putri Aguilera yang berantakan. Dia tersenyum teduh, menatap penuh cinta pada Putri Aguilera yang cemas dan gelisah.

Kepalanya menggeleng, kuku, Putri Aguilera gigit resah. "Ketika dia lahir, kamu bukan suamiku. Anakku akan di anggap sebagai anak tidak sah, anak haram, aku tidak mau, Axton!" Ketakutannya seperti bumerang akan dirinya yang seringkali menyakiti Putri Ameera dengan kalimat jahatnya. Status Putri Ameera bukan salah Putri Ameera tapi atas kesalahan orang tuanya.

"Tidak akan, sayang! Besok kita menikah, aku akan langsung menceraikan wanita itu!"

Wajah Putri Ameera berubah pias, gadis itu pergi ke kamarnya dengan air mata bercucuran. Mungkinkah apa yang Putri Aguilera rasakan sama seperti yang Ibunya rasakan dulu saat mengandung Putri Ameera? Putri Ameera menangis tergugu, dia tidak siap menjadi janda bahkan janda yang belum pernah di lirik sedikit pun oleh suaminya.

Betapa malangnya Putri Ameera.

Akan tetapi, tidak ada setitik pun dendam dalam hatinya pada Putri Aguilera. Putri Ameera maklum, kelahiran dirinya memang sempat menghancurkan rumah tangga Raja Antonius dan Ratu Anastasia, anak mana yang bisa menerima perusak seperti dirinya? Tapi apakah harus, Putri Ameera kembali mengalah dengan membiarkan Axton menjadi milik Putri Aguilera? Itu rasanya sangat menyakitkan.

Dengan napas tersengal, Putri Ameera pergi membasuh wajah, menatap pantulan wajahnya. Dia memang kalah dari segala segi dengan kesempurnaan yang Putri Aguilera miliki, tapi sebegitu tidak pantaskah dirinya untuk Axton? Hatinya sangat sakit, "Aku ingin egois. Axton milikku, Axton suamiku, aku tidak siap jika harus kembali mengalah denganmu, Alera."

Dengan tekad yang membulat, Putri Ameera pergi ke dapur. Membuka pintu kaca yang di dalamnya adalah apotik kediaman, Putri Ameera mencari apa yang dia inginkan, ketika sudah mendapatkannya, Putri Ameera mencampurkan ke dalam minuman yang akan dia antar ke ruang kerja Axton sekarang juga. Dalam hati dia memohon maaf pada Axton dan Putri Aguilera.

Jika dengan cara ini aku bisa mempertahankan pernikahan kita, maka aku rela, Axton.

***

Sekujur tubuhnya bagai tersengat, panas menjalar dengan lipatan kening menyatu. Axton menggeram tertahan, gelas di atas meja tanpa sadar terdorong tangannya dan jatuh pecah menghantam lantai. Suara pecahan dari ruang kerja Axton, membuat Putri Ameera terburu-buru masuk ke dalam. Dia menatap terkejut pada gelas yang pecah lalu bergantian pada Axton.

Apakah .... Afrodisiak yang dia berikan sudah berjalan dengan semestinya? Putri Ameera tersenyum tipis, cara ini adalah cara paling umum untuk menaklukkan penguasa seperti Axton. Dia pun mendekat, sebab sifat lembut dan wajah cantik saja tidak akan mampu menjerat pria seperti Axton. "Suamiku, ada apa dengan dirimu?"

Dosis afrodisiak yang Putri Ameera berikan sangat tinggi, pandangan Axton sampai mengabur dan harus menggeleng beberapa kali untuk memperjelas. Dia tidak bisa mengenali betul siapa wajah di hadapannya, tapi tiap kali tangan Putri Ameera menyentuh lengannya dengan berani, tiap itu juga tubuhnya semakin tidak karuan. Putri Ameera sedikit merasa lega, rencananya kali ini pasti berhasil.

"Suamiku, apa kita perlu istirahat di kamar? Wajahmu sangat merah," Axton menatap Putri Ameera yang semakin berani dengan mengelus lengannya. "Suamiku? Jangan diam saja, aku khawatir padamu."

Dan pada akhirnya ....

Brak!

Pintu ruang kerja Axton di buka dengan kasar oleh Putri Aguilera yang niat hati ingin mengajak Axton membeli lasagna di restoran tempat biasa Putri Aguilera datangi saat masih menjadi Putri kerajaan yang sempurna. Namun senyum yang cerah langsung lenyap saat melihat keberadaan Putri Ameera di dalam ruang kerja, bahkan memegang tangan Axton dan pria itu hanya diam tidak memberontak.

"Axton?"

Suara Putri Aguilera bagai alunan merdu yang sudah tertanam permanen dalam kepala Axton, memutar bagai kaset yang candu. Axton berdiri, pria itu menghampiri Putri Aguilera yang masih berada di ambang pintu. Tanpa memikirkan hal lain selain kepuasan, Axton merengkuh pinggang Putri Aguilera, menunduk dan mencium bibir wanitanya di hadapan Putri Ameera secara langsung.

Putri Aguilera terkejut, lebih terkejut lagi Putri Ameera yang menunduk dengan kedua tangan terkepal. Putri Aguilera mencoba melepas ciuman Axton yang menuntut ke arah ranjang, "Axton! Ada apa dengan dirimu?" Axton melepas ciuman lalu berbisik, "Tubuhku sangat panas dan aku tidak bisa mengendalikannya." Di endusnya bibir Axton dan Putri Aguilera menemukan keanehan.

Wanita itu menatap ke arah Putri Ameera yang masih setia menunduk dengan perasaan sakit, "Meera. Kau sudah terlalu jauh bertindak!" Putri Aguilera marah, Putri Ameera pasti sengaja melakukan sesuatu yang curang untuk menguasai Axton dan menjauhkan Axton dari dirinya. Kebencian tak berdasar Putri Aguilera pada Putri Ameera semakin pekat.

"Aku hanya ingin suamiku, apa itu salah? Dia suamiku, Alera. Aku mencintainya, tolong jangan rebut kebahagiaanku yang satu ini. Sudah cukup aku selalu mengalah padamu, aku tidak bisa lagi mengalah, Alera. Hatiku sakit setiap kali harus menanggung luka atas apa yang tidak pernah aku lakukan,"

Ucapan Putri Ameera cukup menyinggung hati kecil Putri Aguilera, tapi kebencian yang membeludak, membuat Putri Aguilera mengabaikan. "Kita ke kamar, Axton."

Dengan otak semakin tak bisa jernih, Axton menggendong Putri Aguilera dan membawa sang wanita ke kamar mereka berdua, meninggalkan Putri Ameera yang menangis dengan keras sembari memukul dadanya yang sesak.

***

Oh god! I don't know why, but .... KOK AKU PENGEN BUAT CERITA HAREM SIH?!

Kek .... Lucu gitu, Alera punya banyak suami. HAHAHAHAHA

MAAP MAAP!

EH TAPI KAYAKNYA SERUUU!!

Uwaww😓😫

SPAM KOMENT UNTUK NEXT BAB!!!

Tawanan Iblis KejamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang