Tanpa pemanasan, Axton melakukan penyatuan membuat Putri Aguilera berteriak keras hingga teriakannya terdengar sampai ke kamar Putri Ameera yang kini mengepalkan kedua tangannya erat. Axton sudah pulang setelah 2 Minggu menghilang, bukannya menemui dirinya, Axton malah menemui pelacur itu.
"Axton berhenti! Sakit!"
Axton mengabaikan permohonan Putri Aguilera, dia hanya ingin melindungi anaknya dengan cara memusnahkan nyawa Putri Aguilera yang bisa saja melukai anaknya kembali. Semakin kasar penyatuan itu terjadi, teriakan kesakitan semakin terdengar, membuat Dania yang hendak mengantar makan malam, mengurungkan niatnya.
"Akh! Perutku," Putri Aguilera mencengkram lengan berotot Axton, membuat gerakan kasar pria itu terhenti. Kepalanya sontak menunduk, menatap milik Putri Aguilera yang mengeluarkan darah kembali seperti waktu itu.
"Darah?" Axton langsung melepas penyatuan, menatap wajah Putri Aguilera yang pucat pasi. "Hei?"
"A-Axton, perutku ...." Putri Aguilera mengeraskan rahangnya dengan kening berkerut juga mata terpejam, rasanya sangat sakit, Putri Aguilera tidak berbohong.
Axton segera memakai celananya tanpa memakai baju, pria itu menghubungi Dokter Nicole dan memerintahkannya datang dalam waktu 10 menit, jika telat, maka nyawa taruhannya. Tak lama kemudian, Dokter Nicole langsung menerobos masuk ke dalam kamar utama. Jika di telepon agar datang ke mansion, Dokter Nicole sudah tahu siapa yang akan dia tangani.
"Axton! Astaga!"
Dokter Nicole bergegas memeriksa Putri Aguilera dan menghentikan pendarahan yang terjadi, sampai, gerakan tangannya terhenti. Dia menatap Axton nyalang, Axton yang di tatap demikian hanya menaikkan satu alisnya. "Ada apa?"
"Dia sedang hamil! Bisa-bisanya kau hampir membuat dia keguguran!"
Tubuh Axton membeku, dia menatap Putri Aguilera yang memang pingsan sebelum Dokter Nicole datang, "Dia? Hamil? Anakku?"
"Anak siapa lagi bajingan?! Kau yang mengurungnya selama ini! Tentu dia hamil anakmu! Please jangan bersikap bodoh!" Dokter Nicole mengatur napasnya, dia tahu perihal pernikahan politik yang Axton jalani dengan seorang putri dari Raja Antonius.
"Kandungannya masih rentan keguguran, untuk memastikan berapa usia kandungannya, bawa dia ke rumah sakit. Jangan bertindak ceroboh yang hanya akan membuatmu menyesal, aku tidak tahu apa permasalahan kalian sampai kau bisa setega ini mengurungnya bahkan menghancurkan kesehatan mentalnya. Dia masih muda dan terlalu dini untuk kau paksa dewasa, Axton."
Sesuai saran, Axton membawa Putri Aguilera ke rumah sakit.
"Bagaimana, Dok?"
"Setelah saya menanyakan kapan hari pertama haid terakhir, Nona. Maka usia kandungannya sesuai perhitungan, sudah memasuki Minggu ke delapan. Untuk melihat perkembangan janin, kita bisa melakukan USG."
"Lakukan," Axton melirik sekilas ke arah Putri Aguilera yang melamun dengan tatapan kosong.
"Lihat, Tuan." Axton dan Putri Aguilera secara bersamaan menatap ke arah layar monitor, "Janin sudah sebesar kacang merah dengan panjang sekitar dua koma tujuh sentimeter. Perkembangan di usia delapan Minggu atau dua bulan akan bergerak dengan pesat jika di ikuti beberapa gaya hidup sehat. Di usia Ibunya yang masih muda, keguguran rentan terjadi, jadi sebagai suami, Anda harus siaga dua puluh empat jam."
Delapan Minggu? Dua bulan? Sudah selama itu aku pergi dari istana tapi tidak ada satu pun keluarga kerajaan yang berhasil menemukanku? Apa mereka telah melupakan kehadiranku di antara mereka? Batin Putri Aguilera dengan wajah sendunya, Axton pikir, Putri Aguilera tidak menyukai kehamilannya padahal Putri Aguilera tengah memikirkan keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tawanan Iblis Kejam
FantasyPutri Aguilera membenci Putri Ameera yang seakan merebut semua perhatian. Dendam dan kebencian membawa Putri Aguilera terjebak pada jerat mematikan seorang Axton. Di mana dirinya yang tidak bersalah, di jadikan tawanan salah sasaran, di siksa fisik...