16 - Kembali Ke Mansion

10.9K 613 143
                                    

Sejak menikah, Axton belum pernah meliriknya sama sekali. Putri Ameera menghela napasnya kasar, gadis anggun itu berjalan keluar kamar menuju dapur. Dia menemui kepala pelayan yang tengah memantau kerjaan para pelayan. "Paman, di manakah suamiku?"

Kepala pelayan langsung menoleh sembari menunduk hormat, "Saya tidak tahu, Nyonya." Mana mungkin kepala pelayan mengatakan hal sebenarnya jika Axton ada di rumah sakit bersama dengan Putri Aguilera yang entah cocoknya di juluki sebagai apa, tahanan? Tawanan?

"Baiklah," Putri Ameera berucap terima kasih dan melangkah hendak pergi tapi bertepatan pula dengan Dania yang baru saja turun dari lantai atas. "Dania! Kamu mau ke mana?"

Dania buru-buru menunduk dengan sopan, "Saya mau ke rumah sakit, Nyonya."

"Rumah sakit? Menjenguk anak sambungku?" Selintas pikiran membuat Putri Ameera mengangguk pelan, "Aku belum pernah menjenguk Aiora, aku akan ikut denganmu."

"Tapi, Nyonya."

"Tidak ada tapi-tapian, ayo, Dania."

Terpaksa, Dania pergi dengan membawa Putri Ameera menuju rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, sambutan hangat Putri Ameera di balas tak serupa oleh putri kecil Axton itu, "Kau mau apa? Mengganggu kerja mataku memandang saja,"

Dania terbelalak kaget mendengar ucapan sarkas anak majikannya yang tidak biasa, "Nona muda, Nyonya ingin menjenguk Anda."

"Tidak butuh! Kakak pengasuh cantik adalah segalanya untukku!"

"Kakak pengasuh cantik?"

"Huum! Kakak pengasuh cantik sedang bersama Ayah di ruangan sana!"

Detak jantung Putri Ameera tidak karuan, gadis itu memaksa Dania agar mengantarnya ke ruangan Kakak pengasuh cantik yang Aiora maksud. Dania sudah mencoba untuk menolak tapi pada akhirnya mengangguk pasrah, Dania hanya berani menunggu di depan sedangkan Putri Ameera masuk ke dalam ruang rawat Putri Aguilera.

"Pergi Ameera," Baru masuk, Putri Ameera langsung mendapat penolakan dari suaminya sendiri bahkan suaminya tengah memeluk seorang wanita yang dia yakini adalah wanita yang sama dengan suara di telepon saat hari pernikahannya terjadi.

"Tidak! Aku hanya ingin melihat dia yang terus membuat kamu mengabaikan aku," Putri Ameera sangat miris sekali wajahnya, dia menatap nanar suaminya yang tengah memeluk seorang wanita. "Dia sakit apa, Axton? Apa perlu kamu sendiri yang turun tangan menemaninya? Ingat Axton, kamu punya aku sebagai istri yang harus kamu perhatikan juga."

"Istri di atas kertas! Jangan melupakan itu, Ameera."

Hatinya sangat perih, matanya mulai memanas. "Axton, aku rela jika kamu memiliki selir tapi tolong jangan abaikan aku."

Di sisi Putri Aguilera, mata wanita itu memelotot. Enak saja Putri Ameera mengatakan jika dirinya ini boleh untuk di jadikan selir! Putri Aguilera tidak sudi di samakan dengan pelacur-pelacur Ayahnya itu di kerajaan. "Aku tidak butuh selir dan istri tak berguna sepertimu!" Ucapan Axton selalu sarkas pada siapa pun tidak peduli jika lawan bicaranya adalah seorang perempuan sekali pun.

"Lalu untuk apa kamu menikahi aku?!"

Axton mendengus, "Ini pernikahan politik, Ameera. Kamu tidak punya hak mengatur hidupku begitu pun sebaliknya, pernikahan ini tidak lebih dari wadah untuk menambah kekayaan. Jaga batasan!"

Bukan lagi perih tapi hancur berantakan tidak karuan.

***

Waktunya memulai drama setelah Putri Ameera pergi dengan tangisannya, Putri Aguilera menatap Axton. "Kamu sudah menikah? Lalu bagaimana dengan bayi di dalam kandunganku?"

Luka yang dia dapatkan dari Axton seakan Putri Aguilera lupakan begitu saja, bukan .... Bukan untuk melupakan, tapi rencana pembalasan dendamnya lebih penting dari pada merenungi nasib yang sudah berlalu. Mau menangis darah, meraung, atau apa pun, luka di tubuhnya tidak akan hilang tanpa bekas, seperti luka hati yang perlu di sembuhkan dengan cara menorehkan luka yang sama.

Axton memusatkan pandangannya pada Putri Aguilera, "Kamu milikku termasuk bayi di dalam kandunganmu. Aku tidak akan lepas tanggung jawab," Axton bukan pria bodoh, bayi dalam kandungan Putri Aguilera sudah pasti bayinya, dia akan melakukan apa pun untuk menebus semua kesalahannya pada Putri Aguilera.

Setelah istirahat penuh selama 12 hari di rumah sakit, akhirnya Putri Aguilera di izinkan untuk meninggalkan rumah sakit. Wanita hamil itu duduk di kursi roda dengan Axton sendiri yang mendorongnya, Axton rela membatalkan semua rapat pentingnya hanya untuk menjemput Putri Aguilera di rumah sakit.

"Kita akan pulang kemana?" Tanya Putri Aguilera, dia berharap, Axton akan membawanya ke rumah yang sama dengan Putri Ameera, agar proses balas dendamnya semakin mudah terjadi. "Ke mansion yang sudah aku beli khusus untuk kita," wajah Putri Aguilera langsung kecewa mendengarnya.

"Apa tidak bisa di mansion sebelumnya saja? Aku sudah nyaman di sana," Bukan .... Bukan nyaman, Putri Aguilera hanya tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan bagus untuknya balas dendam. "Kamu yakin?"

"Yakin!"

"Baiklah," Putri Aguilera tersenyum lebar mendengarnya, wanita itu tidak sabar ingin membuat Putri Ameera di landa cemburu dan patah hati setiap saat.

Sesampainya di kediaman, Putri Aguilera yang semula masih bersikap tak acuh pada Axton, kini mendadak manja. Wanita itu ingin di gendong, Axton tentu saja tidak menolak. Rasa bersalahnya berubah sayang saat semakin dekat dengan bayi di dalam kandungan Putri Aguilera. Axton dengan sangat lembut, menggendong Putri Aguilera ala bridal, membuat wanita itu menyembunyikan wajahnya di depan dada bidang Axton.

Dalam hati, rangkaian rencana licik bergerilya. Aku akan membuatmu merasakan neraka patah hati di kediamanmu sendiri, Ameera. Aku berjanji, batinnya sembari menghirup aroma maskulin yang sejak 12 hari terakhir ini, menjadi penghantar tidurnya. Tanpa menghirup aroma maskulin tubuh Axton, Putri Aguilera akan kesulitan tidur dan Axton sekarang, sudah terbiasa dengan kebiasaan-kebiasaan aneh Ibu dari anaknya yang masih di dalam kandungan.

Kamar utama menjadi tujuan Axton, pria itu membaringkan Putri Aguilera dengan lembut ke atas ranjang, "Istirahat."

"Peluk," Putri Aguilera merengek manja, membuat Axton tanpa sadar tersenyum. Pria itu memeluk Putri Aguilera, membuat sang empu tersenyum misterius.

Di luar kamar, Putri Ameera melihat kebingungan pada para pelayan yang tampak tergopoh-gopoh memasak banyak makanan. "Bi, ini ada apa?" Putri Ameera menemui kepala dapur yang langsung membungkuk penuh hormat padanya. "Tuan sudah pulang, Nyonya─" belum sempat Bibi kepala dapur menyelesaikan ucapannya, Putri Ameera dengan senyum manisnya langsung berlari menaiki anak tangga.

Ini kabar yang selalu dia tunggu, kepulangan suami yang entah sejak kapan, sudah dirinya cintai. Hei! Siapa yang bisa menolak pesona mematikan seorang Axton? Pria gagah dengan wajah rupawan, tidak peduli sekali pun dia adalah duda dengan satu anak atau pun suami orang, semua wanita pasti berbondong-bondong ingin memilikinya.

Setidaknya, meski hanya pernikahan politik, Putri Ameera merasa beruntung bisa menang dari perempuan lainnya. Menang dalam mendapatkan Axton sebagai suaminya.

***

Tawanan Iblis KejamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang