"Petisi untuk menggulingkan posisi Pangeran Archie sudah terpenuhi sesuai target setelah kematiannya, Ibu tidak sabar melihatmu menjadi Raja selanjutnya, Pangeran Regal."
Selir Miranda tersenyum manis ke arah putranya yang sebenarnya ogah-ogahan, "Bu. Kenapa tidak Pangeran Sanzio saja? Aku sungguh malas berurusan dengan kerajaan, Bu."
Mata selir Miranda sontak saja memelotot, "Kau lebih tua dari Sanzio, Regal! Menurutlah!" Pangeran Regal mendengus, dia pun melenggang pergi meninggalkan kerajaan dengan membawa rasa dongkol di hatinya.
Tepat ketika tangannya hendak memegang pintu mobil, seseorang turun dari mobil lain dan berjalan begitu anggun. Pangeran Regal membeku dengan tatapan penuh akan kekaguman, Putri Aguilera menyadari itu tapi dirinya berusaha tidak peduli dan terus melangkah penuh percaya diri, diikuti oleh Vincent di belakangnya.
"Alera?"
Raja Antonius terkejut sekaligus senang melihat kedatangan putrinya, dia pun merentangkan kedua tangannya yang dengan senang hati, Putri Aguilera memeluk Ayahnya. "Ayah tidak menyangka, kau akan pulang sebelum satu hari. Kau aman bersamanya?"
"Yang terpenting Alera baik-baik saja, Ayah."
Raja Antonius sadar jika putrinya menolak menjawab dengan jujur, dia pun mengangguk dan tidak memaksa lagi. "Ayah, di mana Ibu?"
Ah iya, ini kabar baik. Ratu Anastasia akan kembali pulang ke kediaman, Raja Antonius pun mengantar Putri Aguilera sampai ke kamarnya lalu dia bergantian menghubungi Ratu Anastasia, mengatakan jika Putri Aguilera sudah pulang. Ratu Anastasia sungguh bahagia, beliau pun bergegas mendatangi kerajaan dan memeluk erat putri cantiknya.
"Ibu sangat mengkhawatirkan kamu, sayang."
"Aku hanya satu hari, belum tepat satu hari bersamanya malah, Bu."
Ratu Anastasia terkekeh, kerinduan Putri Aguilera pada Ratu Anastasia akhirnya terobati, tanpa tahu jika di balik layar Raja Antonius dan Ratu Anastasia tengah bermasalah. "Kamu istirahat ya, sayang. Ibu menyayangimu,"
"Alera juga sayang Ibu,"
Di sisi lain, Axton kalap saat dirinya kehilangan jejak Putri Aguilera. Yang bisa di andalkan untuk melacak lokasi adalah mendiang asisten Ludwig, sekarang, orang kepercayaannya sudah tidak ada. Axton hanya bisa mempercayai anak buahnya yang lain untuk mencari meski jejaknya sangat tipis untuk di temui.
Jangan lupakan, Vincent adalah Adik kandung asisten Ludwig. Yang tanpa sengaja, keahlian keduanya sama. Apalagi, Vincent menjadi pengawal di kerajaan sudah sejak lama. Jadi mudah baginya untuk menghapus jejak Putri Aguilera agar tidak cepat di temukan Axton. Vincent juga bekerja seperti biasanya pada Axton, seakan dia tidak tahu perihal ke mana perginya Putri Aguilera.
Jujur, Axton yang belum mempercayainya adalah suatu hal yang patut di syukuri. Jadi Vincent tidak perlu bermain drama untuk menutupi kembalinya Putri Aguilera ke kediaman, dia juga tidak lupa pulang ke apartemen untuk menemui Putri Ameera. "Vin, aku mendengar kabar, jika Alera pergi. Apa itu benar?"
Perdebatan di rumah sakit, sangat Putri Ameera maklumi, jadi dia tidak memperpanjang masalah.
Vincent mengangkat bahunya acuh tak acuh, "Tidak tahu."
"Bukannya kau orang kepercayaan Axton?"
"Belum di percaya," Vincent masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri, lalu keluar dengan rambut basah. "Bersiap, Meera." Putri Ameera tersenyum malu-malu, dia pun mengangguk dan mulai melepas tali gaun tidurnya. Melihat itu, Vincent bergegas mematikan lampu hingga ruangan sangat gelap gulita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tawanan Iblis Kejam
FantasyPutri Aguilera membenci Putri Ameera yang seakan merebut semua perhatian. Dendam dan kebencian membawa Putri Aguilera terjebak pada jerat mematikan seorang Axton. Di mana dirinya yang tidak bersalah, di jadikan tawanan salah sasaran, di siksa fisik...