"Adaline sangat cantik,"
Axton dengan lembut, mengusap kepala Putri Aguilera yang tengah memperhatikan foto-foto Adaline yaitu mendiang istri Axton di sebuah ruangan khusus. "Ini ruangan apa, Axton? Kenapa aku baru tahu jika di kediaman ini ada ruangan ini?"
Raja Antonius benar-benar memberikan izin untuk Putri Aguilera menghabiskan satu harinya bersama dengan Axton setelah baru keluar dari rumah sakit. "Ini ruangan milik Adaline, dia suka melukis dan tempat ini adalah miliknya."
"Dia sempurna, tapi kenapa Aiora tidak memiliki kemiripan wajah dengan Adaline? Apa karena Adaline melakukan operasi plastik seperti yang kamu katakan?" Putri Aguilera memperhatikan foto Aiora semasa dia kecil, sampai Putri Aguilera terdiam sejenak. "Axton, wajah Aiora tidak asing di mataku."
"Maksud kamu, sayang?"
Putri Aguilera melepas tangan Axton yang memeluknya dari belakang, wanita itu beralih pergi ke ruang kerja Axton, mengambil alih laptop dengan Axton yang membiarkan. Putri Aguilera mengingat dengan keras apa kata sandi milik kerajaan, sampai setelah mengetahui apa yang dia cari. Putri Aguilera menutup mulutnya.
"Axton! Lihat!"
Axton yang bersandar pada pintu dengan kedua tangan di dalam saku celana, langsung bergegas mendekati Putri Aguilera. "Ada apa, sayang?"
"Lihat ini,"
"Aiora?"
"Bukan! Itu aku!"
"Kamu?"
Deg.
Putri Aguilera menggigit bibir bawahnya, "Wajah itu adalah aku ketika kecil."
"Persis seperti Aiora," Putri Aguilera mengangguk ucapan Axton. "Ada apa ini, Axton? Perasaanku mendadak tidak nyaman,"
"Bukan apa-apa, lebih baik kamu istirahat. Kamu tidak boleh banyak pikiran, ingat kata Dokter ya, sayang?"
Sementara Putri Aguilera tertidur, Axton bergegas membuka laci khusus yang selama ini terkunci. Pria itu memandang kotak yang di dalamnya berisi rambut sang istri, Axton sengaja menyimpannya untuk sewaktu-waktu jika ada yang mengaku keluarga Aiora asli, dia akan menggunakan rambut itu untuk tes DNA.
Darahnya dan Aiora pasti berbeda, karena Axton memang bukan Ayah kandung Aiora. Tapi dirinya tidak bisa jauh dari Aiora, makanya dia menyimpan rambut itu untuk dia gunakan sampel pembuktian kelak jika di butuhkan. Dan sekarang, Axton membutuhkannya. "Aku membutuhkan Laurens," dulu, Axton pasti menggunakan asisten Ludwig tapi sekarang hanya Laurens yang bisa dia percaya.
Dia pun pergi menjauh dari kamar, masuk ke dalam mobil dan duduk sembari menempelkan ponsel di telinga. Sedangkan di sisi lain, tepatnya di Venesia, Italia. Ponsel yang terus berdering di atas nakas, membuat si pria mengumpat kasar, karena mengganggu kegiatannya. Berbeda dengan Laurens yang sangat tahu, siapa yang menghubunginya saat ini karena nada dering Axton di ponselnya, di setting khusus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tawanan Iblis Kejam
FantasyPutri Aguilera membenci Putri Ameera yang seakan merebut semua perhatian. Dendam dan kebencian membawa Putri Aguilera terjebak pada jerat mematikan seorang Axton. Di mana dirinya yang tidak bersalah, di jadikan tawanan salah sasaran, di siksa fisik...