09 - Persetujuan

11.4K 596 400
                                    

Putri Aguilera mendesis, rasa perih di punggung dan bawah perutnya membuat kening wanita itu berkerut. Tatapannya beralih pada infus di punggung tangannya, "Kenapa aku belum mati?"

"Kau tidak akan mati sebelum aku sendiri yang mencabut nyawamu!"

"Kau bukan Tuhan! Tidak usah sok berkuasa, Axton!"

Pria itu terkekeh dingin, dia mengabaikan Dokter Nicole yang mewanti-wanti agar Axton tidak berbuat macam-macam pada Putri Aguilera. Ayah dari Aiora itu menaiki ranjang yang tadinya penuh akan darah kini sudah berganti dengan bersih kembali, "Aku adalah penguasa untuk hidup dan mati wanita pembunuh seperti dirimu!"

"Berapa kali harus aku bilang?! Aku bukan pembunuh!! Bukan aku yang mendorong Aiora!"

"Tidak ada penjahat yang mengakui kejahatannya, kalau pun ada, penjara akan penuh!"

Axton menyeringai, pria itu mencium bibir Putri Aguilera dengan kasar. Dia merobek pakaian yang Putri Aguilera kenakan, kembali melakukan penyatuan tanpa memedulikan peringatan dari Dokter Nicole. Putri Aguilera seperti sudah mati rasa, wanita itu diam dengan mata terpejam. Dirinya dapat merasakan, rembesan darah dari punggung. Pasti luka bekas tembakan itu kembali terbuka dan kini mengotori ranjang kembali.

"Kau akan menyesal setelah anakmu itu bangun, Axton."

Napas Putri Aguilera melemas, sebelum kembali pingsan, Putri Aguilera mengangkat tangannya, menampar pipi Axton di sisa tenaganya. "Ketika kau meminta maaf bahkan bersujud di kakiku setelah mengetahui segalanya, aku tidak akan sudi memaafkanmu, Axton."

Di kerajaan, Raja Antonius telah menghentikan pencarian terhadap hilangnya Putri Aguilera. Membuat Ratu Anastasia tidak terima dan berakhir masuk rumah sakit, wanita itu menatap kosong figura foto sang anak, membuat Pangeran Archie menatap Ibundanya tidak tega. Pangeran Archie memang kesal pada Putri Aguilera, tapi tahu Adiknya hilang, tentu saja Pangeran Archie merasa khawatir.

"Ibu, jangan seperti ini, aku sedih melihatnya."

"Archie, di mana Adikmu? Apa dia baik-baik saja? Apa dia bisa makan dengan layak? Apa dia bisa tidur di ranjang yang empuk? Apa dia tidak kedinginan? Archie, Adikmu itu manja, dia tidak pernah jauh dari Ibu. Bagiamana kondisi Adikmu saat ini Archie?"

"Alera gadis yang kuat Ibu, dia pasti baik-baik saja."

"Ini semua karena anak tidak sah itu! Anak pelacur tidak tahu diri!"

"Bu, jangan menghina Meera! Dia tidak bersalah!"

"Bela saja Adik tirimu itu, sekarang pergi dan tinggalkan aku!"

Archie pergi dengan kekesalannya, dia masih tidak terima jika Putri Ameera yang lemah lembut terus di jadikan seakan-akan dialah penyebab masalah terjadi.

***

Sudah seminggu Axton tidak mendatanginya dan kembali berbuat kasar, saat ini, Putri Aguilera tengah berdiri di depan jendela. Wanita itu menatap lurus ke luar kaca jendela, luka di punggungnya sudah mengering, tapi tidak dengan luka mentalnya yang semakin terkikis habis oleh kekejaman Axton.

Putri Aguilera berusaha abai akan kehadiran pria yang teramat di bencinya, pria yang telah merenggut kehormatannya dan menginjak harga dirinya. "Bitch, kau tidak akan aku biarkan hidup tenang."

Axton mendorong tubuh Aguilera hingga jatuh membentur meja di sampingnya, tanpa ampun, Axton mengeluarkan cambuk yang sengaja dia bawa. Benda mengerikan itu kembali mencambuk tubuh mulus Aguilera berkali-kali, tak sampai di sana, Axton juga menarik tangan Aguilera dengan kasar. Mendorongnya ke dalam kamar mandi.

Memojokkan Putri Aguilera dengan air sower yang menyala, rasa perih tak hanya pada luka cambuk yang Axton berikan sebagai hadiah tapi juga pada miliknya yang terus pria itu siksa tanpa ampun. Putri Aguilera tidak bersuara, tenggorokannya seakan tercekat. Tubuhnya dan tubuh Axton sama-sama basah kuyup dengan penyatuan yang terus terjadi.

"Ini belum seberapa atas apa yang sudah kau lakukan pada anakku, bitch!"

"Ya, lakukan sesukamu sekali pun aku mengelak, kau tidak akan pernah percaya."

"Benar, karena semua ucapanmu adalah bualan."

Drrtt ....

Dering ponsel khusus membuat Axton langsung melepas penyatuan dan bergegas keluar kamar untuk menerima telepon, meninggalkan Putri Aguilera yang jatuh terduduk, wanita itu menutup wajahnya dengan telapak tangan. Dia tidak menangis, hanya menahan segala amarah yang terpendam, Putri Aguilera tidak terima di perlakukan sedemikian rupa oleh Axton.

Sedangkan Axton, pria itu mendapatkan telepon jika putrinya tengah kritis di rumah sakit. Gegas Axton pergi ke rumah sakit usai berganti pakaian, wajah pria itu sungguh pias. Dia takut sesuatu terjadi pada putri semata wayangnya.

"Bagaimana keadaan anak saya, Dok?"

"Putri Aiora sempat kejang namun sekarang, syukurlah Putri Aiora sudah lebih baik."

Barulah, Axton menghela napasnya lega. Pria itu duduk di depan ruangan Aiora, yang tak lama kemudian, kedua orang tuanya datang. "Axton, sudah waktunya untuk kamu menikah supaya Aiora memiliki Ibu sambung yang akan menjaga dan menemaninya dua puluh empat jam."

"Benar kata Ayahmu, Axton. Jangan egois untuk kali ini, menikahlah dengan Putri Ameera. Dia wanita yang baik, masalah persetujuan Aiora, gadis kecilmu itu pasti akan menerima Putri Ameera setelah mereka saling mengenal. Aiora menolak karena dia belum mengenal Putri Ameera saja," ucap Ratu Luciana.

Pikirannya yang kalut mengenai sang anak, membuat Axton sulit menyegarkan pikirannya. Pria itu pada akhirnya mengangguk, "Terserah."

Raja Lucius dan Ratu Luciana tersenyum, "Keputusan yang tepat! Minggu depan kalian akan menikah, supaya kamu bisa melihat cepat-cepat bagaimana perhatiannya Putri Ameera pada anakmu itu."

Kabar Putri Ameera yang bukanlah anak sah dari Raja Antonius tidak Raja Lucius dan Ratu Luciana ketahui. Mereka berpikir, jika Putri Ameera adalah putri sah dari Raja Antonius. Raja Antonius juga menutupi fakta tentang Putri Ameera dari calon besannya, sebab sebagai seorang Ayah, Raja Antonius tidak mungkin membiarkan Putri kecilnya yang di jodohkan dengan Axton.

Meski terlihat keras pada Putri Aguilera, Raja Antonius tetaplah seorang Ayah yang ingin terbaik untuk putri kandungnya. Dia saja menutupi identitas Putri Aguilera dari muka bumi ini, tidak ada seorang pun yang tahu bagaimana rupa sempurna anak sah dari Raja Antonius dan Ratu Anastasia. Yang wajahnya terekam di benak semua orang, hanya Putri Ameera dan anak selir lainnya.

Seperti saat ini di kerajaan, Raja Antonius memang menghentikan prajurit kerajaan mencari hilangnya Putri Aguilera tetapi tidak dengan pengawal bayangan yang 24 jam mencari di manakah Putri Aguilera berada. "Ameera, kau akan segera menikah dengan Axton Minggu depan."

Beberapa hari lalu, selir Miranda keguguran setelah mengalami kecelakaan, membuatnya terpuruk dan tidak mau keluar kamar. Raja Antonius tidak mengistimewakan selir Miranda, hanya tak acuh sampai Putri Samantha yaitu anak selir Miranda dan Raja Antonius mengepalkan tangannya erat.

Ibunya tengah terpuruk, tapi bisa-bisanya Raja Antonius membicarakan tentang pernikahan Putri Ameera.

***

Mau cerita ini di publikasikan di Wattpad sampai tamat? Coba spam koment dong, aku mau melihat antusiasme kalian.

Kalau sesuai ekspektasi aku, aku akan lanjutkan juga di sini sampai tamat. Xixi

Tawanan Iblis KejamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang