13 - Mencabut Nyawa

10.4K 560 236
                                    

Napas keduanya memburu, Axton kembali melabuhkan ciuman singkat berujung lumatan pada bibir Putri Aguilera yang telah membengkak karena ulahnya. Di pandanginya mata indah Putri Aguilera yang tiba-tiba menarik perhatian seorang pria kejam seperti Axton. Tangannya yang besar terangkat, mengusap alis Putri Aguilera yang tebal terbentuk alami.

"Aku suka matamu," Axton tersenyum, membuat Putri Aguilera tertegun. Ini kali pertama Putri Aguilera melihat senyum Axton yang langka, "Karena ada sesuatu yang aku suka dari dirimu, maka kamu tidak akan bisa lepas dariku bagaimana pun caranya sebelum aku bosan dan aku sendiri yang akan mencabut nyawamu."

Dengan lembut, Axton menarik miliknya dari liang hangat Putri Aguilera, membuat cairan cinta keduanya yang menyatu, meluber ke sela selangkangan Putri Aguilera. Pria itu menunduk, menenggelamkan wajahnya di selangkangan Putri Aguilera, membersihkan milik gadis itu dari cairan penyatuan keduanya tadi.

Setelah puas, Axton berdiri tegak, dia memakai pakaiannya kembali kecuali jas yang tidak dia kenakan. Axton membantu Putri Aguilera untuk berdiri, Putri Aguilera tidak menolak, dia hanya diam saat Axton membantunya memakai dress yang tadi dirinya kenakan lalu di balut lagi dengan jas hitam pria itu.

"Sini, biar aku gendong."

Putri Aguilera tidak menolak, kakinya masih lemas, dia pun anteng di gendongan Axton dengan menyembunyikan wajahnya di dada bidang pria itu. Dengan wajah datar juga tatapan dingin, Axton kembali memasuki mansion tanpa melewati pintu rahasia. Dia bertemu Dania dan kepala pelayan yang sepertinya ingin bicara tapi Axton menggeleng.

Kepala pelayan mengurungkan niat, Axton pun naik ke lantai atas menuju kamarnya. Ketika handle pintu bergerak ke bawah, Putri Ameera berdiri dari duduknya, tersenyum lebar karena siap menyambut kedatangan sang suami. Tapi detik itu juga, senyumnya pudar tatkala melihat Axton masuk kamar dengan menggendong seorang wanita.

"Axton?"

Ayah dari Aiora itu cukup terkejut melihat kehadiran Putri Ameera di kamarnya, tak hanya Axton yang kaget tapi Putri Aguilera juga sama kagetnya. Putri Aguilera mengenal jelas suara Putri Ameera, kalau sudah begini, bukankah itu artinya, anak tidak sah itu sudah menikah dengan Axton? Tiba-tiba, pikiran licik terlintas di otak cerdas Putri Aguilera.

Wanita itu mengangkat kepala lalu mencium bibir Axton di depan Putri Ameera, tentu tanpa memperlihatkan wajahnya. Axton yang mendapat ciuman mendadak dari Putri Aguilera tentu saja semakin kaget, tapi dia tidak menyia-nyiakan. Axton membalas ciuman Putri Aguilera tanpa sungkan di depan Putri Ameera yang kini mengepalkan tangannya erat.

Tanpa memedulikan kehadiran Putri Ameera, Axton bergegas naik ke atas ranjangnya. Membaringkan Putri Aguilera di tengah ranjang, keduanya semakin intens berciuman membuat mata Putri Ameera memerah. "Axton, aku istrimu!"

"Keluar!" Suara Axton sungguh berat dan serak.

"Axton! Tidak akan! Aku ini istri kamu!"

"Keluar Ameera!"

Terpaksa, Putri Ameera pergi keluar kamar dengan air mata bercucuran. Tepat setelah pintu di tutup dengan kasar oleh Putri Ameera, Axton kembali melancarkan aksinya. Keduanya kembali mengulang percintaan di lapangan pelatihan tadi dengan Putri Aguilera yang memimpin permainan. Jika begini, Putri Aguilera akan semakin semangat untuk hidup.

Bukan, bukan untuk menjadi pelacurnya Axton tapi untuk menghancurkan hidup anak tidak sah itu! Demi dendam, Putri Aguilera akan membuat Axton tergila-gila padanya dan terus mengabaikan anak tidak sah itu.

***

Putri Ameera menangis tersedu-sedu di kamarnya, wanita itu menghubungi Ayahnya untuk menceritakan tentang Axton yang tega membawa pelacur ke dalam kamar di hari pernikahan mereka masih berlangsung. Tapi jawaban Ayahnya, membuat hati Putri Ameera semakin terluka.

Tawanan Iblis KejamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang