25 - Alergi Kacang

7.9K 465 172
                                    

Menjelang pagi, Putri Aguilera baru keluar kamar dengan langkah yang sedikit aneh. Para pelayan yang paham hanya diam tanpa komentar, berbeda dengan Putri Ameera yang menatap nanar Putri Aguilera. Dia memberanikan diri untuk mengajak Putri Aguilera bicara berdua di taman belakang, mumpung Putri Aguilera sedang dalam suasana hati baik, Putri Aguilera pun mengangguk setuju.

Kini keduanya duduk di kursi taman belakang, berhadapan dengan Putri Ameera yang menatap sendu pada Putri Aguilera. "Bukan kemauanku lahir dan menjadi bagian dari keluarga kerajaan, aku juga tidak ingin kalau bisa memilih, akan lahir di keluarga mana aku kelak. Putri, kau sudah merasakan bagaimana Ayah berpihak pada Ibuku dan hampir bercerai dengan Ibumu. Rasanya sakit kan?"

Putri Ameera melihat Putri Aguilera, menunggu balasan tapi Putri Aguilera hanya diam. Dia pun melanjutkan ucapannya, "Aku juga merasakan posisi Ibumu, Alera. Bisakah kamu mengalah untuk kali ini saja? Aku hanya ingin suamiku, tidak yang lain, Alera." Putri Ameera kembali di rundung sesak yang tiada berkesudahan, wanita itu mengusap air matanya dengan cepat yang tanpa bisa di cegah, turun begitu saja.

"Mengalah? Lagi, Meera?"

Putri Ameera membeku, wanita itu menatap Putri Aguilera. "Aku hanya ingin bertanya, siapa yang sebenarnya selalu mengalah di sini? Aku atau kamu?" Melihat Putri Ameera diam, Putri Aguilera terkekeh pelan. "Aku ingin masuk akademik sepertimu tapi semua orang melarangku karena takut aku melukaimu di luar pengawasan mereka, apa kala itu mereka bodoh Ameera? Aku dan kau memiliki perbedaan usia yang jauh, sekali pun aku masuk akademik, kita tidak akan pernah bertemu. Tapi aku di pinta untuk mengalah dan mengubur semua cita-citaku karena kamu, Meera."

".... Di saat anak seusiaku bisa bermain bebas, aku di kurung dalam kamar bahkan tidak bisa ikut dirimu yang selalu di ajak pergi bersama Pangeran Archie, aku mengalah. Aku tahu, semua orang mengkhawatirkan kamu, takut kamu kembali aku lukai. Di saat hari kelulusanmu, di saat itu juga hari ulang tahunku tapi semua orang lebih memilih untuk menemanimu dan mengundur ulang tahunku, aku di minta mengalah lagi karena kelulusanmu lebih penting dari ulang tahunku, itu kata mereka semua."

Putri Aguilera terkekeh, melihat Putri Ameera yang terkejut. "Meera, aku benci kacang tapi kau sangat menyukai kacang, semua keluarga menyiapkan menu dengan olahan kacang di kediaman, mereka tidak memikirkan aku dan memintaku mengalah karena itu hari ulang tahunmu sedangkan hari ulang tahunku saja sempat di undur, aku tanya sekali lagi, siapa yang selama ini selalu mengalah? Kamu?"

"Tapi kamu tidak merasakan posisiku, Alera! Aku terus di gunjing karena lahir sebagai anak tidak sah, aku hanya anak dari gundik yang beruntung di buat hamil oleh seorang Raja! Aku harus menahan rasa cemburu saat semua orang memujimu dan mengabaikanku! Aku harus diam saat semua keluarga memprioritaskan kamu dan melupakan aku! Lalu, aku di jodohkan demi jalinan bisnis, aku menikah dalam ikatan politik yang pekat tanpa cinta dari suamiku sendiri."

"Kita sama-sama terluka kan?" Putri Aguilera tersenyum sangat tipis bahkan hampir tidak terlihat oleh mata jika tidak di perhatikan lamat-lamat, "Menjadi kamu rasanya sakit kan? Lahir menjadi anak tidak sah? Maka jangan biarkan anakku bernasib sama, mengalah pada anakku, biarkan aku menikah dengan Axton agar anakku mendapatkan pengakuan dari dunia dan tidak ada Ameera kedua."

"Tapi kamu menghancurkan pernikahanku, Alera!"

"Bukankah ini hanya pernikahan di atas kertas? Atas dasar politik dan bisnis?"

Putri Ameera bungkam.

Tapi aku mencintainya, Alera.

***

Makan malam sudah tiba, Putri Aguilera, Axton, dan Aiora sudah menunggu di ruang makan. Hanya Putri Ameera yang masih di dapur dengan alasan ingin membuat minuman kesukaannya yang hanya dia seorang yang bisa membuatnya. Putri Ameera, gadis itu memandang bubuk kacang di tangannya dan menggenggamnya begitu erat. Bibir bawahnya dia gigit erat-erat.

Menghela napas kasar, Putri Ameera pun memberanikan diri untuk memasukkan bubuk kacang ke dalam susu yang akan pelayan hidangkan untuk Putri Aguilera. Setelah mengaduk rata, Putri Ameera kembali ke kursinya dan mereka pun makan malam dengan tenang. Selesai makan malam, pelayan datang membawa susu untuk Putri Aguilera dan Aiora. Aiora meminum susunya dengan riang, Putri Aguilera juga jadi ikut tersenyum.

Hingga senyumnya lenyap saat tubuhnya bereaksi, gadis itu mencoba mengatur napas. Dia menatap Axton yang tengah memperhatikan Aiora si gadis kecilnya, "Axton ...." Yang di panggil buru-buru menoleh, matanya membulat saat melihat ruam merah di tubuh wanitanya. "Sayang! Hei! Kamu kenapa?"

"Alergi, kacang ...."

"Shit!"

Axton menggendong Putri Aguilera, pria itu berlari pergi meninggalkan kediaman yang beruntung, asisten Ludwig dengan sigap menyiapkan mobil dan mereka pun pergi menuju rumah sakit meninggalkan Aiora yang menangis keras bahkan menendang Putri Ameera yang hendak menenangkannya. Alera, maafkan aku. Tolong maafkan aku.

"Axton, aku akan memberimu piring cantik karena sudah tiga kali gagal dalam menjaga Aguilera." Dokter Nicole tersenyum paksa, dia ingin sekali menjambak rambut Axton tapi Dokter Nicole masih sayang nyawa. Dia pun pergi meninggalkan Axton yang terus menatap wajah wanitanya, di penuhi ruam dan beberapa pembengkakan, untungnya cepat di tangani jadi yang membahayakan janin, masih bisa di atasi.

Axton ingat, siapa yang sudah membuat susu untuk wanitanya. Dia pun berdiri, "Ludwig! Datang ke kediaman dan cari siapa yang telah bermain-main denganku."

Asisten Ludwig mengangguk, pria itu pun pamit pergi dan mendatangi kediaman Tuannya untuk mencari tahu siapa dalang sebenarnya. Sedangkan di sisi lain, Putri Ameera menggigit kukunya, dia takut jika aksinya tercium oleh Axton nanti. Putri Ameera pasti akan mendapat masalah, bukan hanya dari Axton tapi juga dari keluarga Kerajaan jika mereka semua tahu, dirinya yang membuat alergi Putri Aguilera kambuh.

Di sini, Putri Ameera tidak punya siapa-siapa .... Tunggu! Iya benar! Putri Ameera masih memiliki Pangeran Archie! Dia pun bergegas mengambil ponsel pintarnya, menghubungi Pangeran Archie dengan kedua tangan yang entah sejak kapan, mulai gemetar. Anxiety aku kambuh, jika panik dan khawatir berlebih seperti ini, anxietynya memang akan mudah sekali datang.

"Pangeran, tolong aku."

Di seberang sana, Pangeran Archie senang saat Adiknya kembali menghubungi dirinya tapi rasa senang berubah cemas saat mendengar nada suara bergetar Putri Ameera. "Ada apa?"

"Aku akan di beri hukuman atas kesalahan yang tidak aku buat, aku takut."

"Maksud kamu apa, Meera?"

"Orang-orang dia pasti sedang dalan perjalanan untuk menyeret aku dan membuat aku merasakan hukuman, tolong aku, Pangeran."

Mendengar deru mobil, tubuh Putri Ameera semakin gemetar hebat. Kepalanya mulai pusing, "Dia datang, Kak."

"Meera, ikuti ucapanku dan lakukan segera dengan hati-hati. Paham?"

"Paham!"

***

Bau-bau konflik sudah tercium ..... Emmmmm APAKAH KALIAN SIAP??!

Tawanan Iblis KejamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang