"Vin, tolong lakukan sesuatu. Aku .... Aku tidak mau di permalukan! Aguilera pasti sengaja datang untuk mempermalukan aku, Vin." Putri Ameera memegang tangan Vincent dengan erat, tapi sering kali pria itu tepis dengan pelan agar tidak menimbulkan kecurigaan.
"Ya, aku akan melakukan sesuatu." Vincent tidak bisa lama-lama ada di dekat Putri Ameera, dia pun pergi dengan menggeluarkan ponselnya dari saku jas. "Bisa kita ketemu? Di rooftop saja,"
"Bisa, jangan di roof top. Aku tunggu kamu di garasi,"
"Oke,"
Vincent beralih pergi menuju garasi, pria itu masuk ke dalam mobil yang di mana di dalamnya, sudah ada seseorang. "Bagaimana dengan penyelidikanmu, Vin?"
"Kecelakaan yang menewaskan asisten Ludwig dan Aiora memang benar memiliki dua orang pelaku yang terlibat,"
"Siapa mereka?"
"Pangeran Archie dan Putri Ameera."
Kedua tangan Putri Aguilera terkepal, wanita itu menyandarkan punggungnya di sandaran kursi. Dia tidak menyangka, saking sayangnya Pangeran Archie pada Putri Ameera, dia sampai tega merencanakan pembunuhan untuk Aiora, gadis kecil yang tidak salah apa-apa juga pada asisten Ludwig.
"Apa Axton tahu?"
"Aku belum memberi laporan apa pun padanya,"
Putri Aguilera menatap keluar kaca jendela mobil, "Kau masih menaruh rasa padanya, Vin?"
"Pada pembunuh Kakakku? Tentu saja tidak,"
"Baguslah,"
Putri Aguilera kembali menatap ke arah Vincent, "Apa yang ingin kau sampaikan padaku?"
"Rencanamu di malam puncak?"
"Sedikit memberi peringatan,"
"Baiklah."
***
Putri Aguilera baru keluar kamar, tapi sebuah tangan sudah lebih dulu menariknya. Wanita itu mendengus sebal saat tahu siapa yang menarik tangannya, "Ada apa, Archie? Aku baru keluar kamar, mana mungkin aku sudah menindas Adik tersayangmu itu?"
"Alera! Kali ini dengarkan aku! Ameera dan Axton akan menjadi bintang utama di acara puncak malam ini, kau jangan mengacau!"
"Kau yang dengarkan aku, Archie!" Napas Putri Aguilera mulai memburu, "Kesabaranku sepertinya sudah hilang. Kau cerna dan dengar baik-baik! Bukan aku! Bukan aku yang membuat calon istrimu mati!"
"Jangan ungkit hal itu, Aguilera."
"Hahaha! Kenapa? Apa kau merasakan luka lama yang terkoyak kembali? Atau apa, Archie?"
"Aguilera!"
Wanita itu menarik dasi yang Pangeran Archie kenakan, "Kau ingat malam terakhir kita semua berkumpul? Saat itu, aku adalah gadis kecil yang bahkan baru berusia tujuh tahun, Archie. Bagaimana caranya aku membunuh calon istrimu? Kami saja pergi satu mobil bertiga! Aku, mendiang calon istrimu, dan Kak Adaline!"
"Tapi kau mengganggu calon istriku saat menyetir!"
"KAPAN AKU MENGGANGGUNYA SIALAN?!"
Putri Aguilera membuang napasnya dengan kasar, di masa lalu, saat dirinya berusia 7 tahun juga saat di mana kebencian Pangeran Archie pada Putri Aguilera muncul. Tidak sepenuhnya karena penindasan yang Putri Aguilera lakukan pada Putri Ameera, karena alasan lainnya, Putri Aguilera di duga menjadi dalang atas kematian calon istri Pangeran Archie, Lady Sophia, dan Putri Adaline.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tawanan Iblis Kejam
FantasyPutri Aguilera membenci Putri Ameera yang seakan merebut semua perhatian. Dendam dan kebencian membawa Putri Aguilera terjebak pada jerat mematikan seorang Axton. Di mana dirinya yang tidak bersalah, di jadikan tawanan salah sasaran, di siksa fisik...