30 - Tentang Vincent

7.2K 474 25
                                    

"Vincent .... Ahh ...."

Setiap malam, Putri Ameera selalu di buat melayang dengan kehebatan Vincent di atas ranjang. Dia merasa tidak salah menikah untuk yang kedua dengan Vincent, cinta pertamanya yang ternyata, masih menempati posisi terbaik di hatinya. Tepat ketika puncak kenikmatan itu tiba, Putri Ameera berteriak penuh kenikmatan. Dia ingin memeluk leher Vincent tapi urung ketika si empunya melepas penyatuan dan menjauh.

Ketika bangun tidur, Vincent pasti selalu tidur di atas sofa. Putri Ameera yang kasihan, bergegas memakai pakaiannya dan mendekati Vincent yang tampak nyenyak terlelap. "Vin, ini sudah pagi. Maaf ya, semalam pasti kamu sangat kelelahan." Vincent yang mendapat sentuhan di pipinya dari Putri Ameera, mendengus dalam hati, dia pun menepis dengan pelan agar tidak menimbulkan kecurigaan.

"Aku akan membuat sarapan," suara Vincent tidak berat seperti jika dia bangun tidur seperti biasanya, tapi Putri Ameera yang memang tidak pernah mendengar suara serak Vincent khas bangun tidur pun tersenyum dan mengangguk. Dia berpikir, Vincent adalah suami yang sangat sempurna. Dia hebat di atas ranjang dan selalu memperlakukannya dengan manis ketika bangun tidur.

Selesai membuat sarapan, Putri Ameera datang dengan pakaiannya yang sudah rapi. Dia berniat mengecup pipi Vincent sebagai ucapan terima kasih, tapi dengan tenang, Vincent bergerak seakan ingin duduk, Putri Ameera pun mengurungkan niatnya dengan perasaan malu. "Vin, hari ini aku akan pulang ke kediaman Axton. Jika terlalu lama di sini, aku takut menimbulkan kecurian,"

"Ya, terserah."

Kening Putri Ameera berkerut, Vincent kadang perhatian tapi juga kadang tak acuh pada dirinya. Dia juga bingung akan satu hal, "Vin. Setiap kita bercinta, kenapa aku tidak pernah mendengar suara dirimu? Apa kamu menahan suaramu? Aku saja tidak bisa menahan suaraku, kamu sangat perkasa."

Diam-diam, kedua tangan Vincent terkepal erat. Pria itu berdiri dari duduknya, "Aku ada pekerjaan di perusahaan."

"Baiklah, hati-hati, suamiku."

Bolehkah Vincent muntah sekarang?

Dia benar-benar tidak tahan, perutnya seperti bergejolak mendengar sebutan terakhir terlontar dari mulut Putri Ameera. Tapi demi menyenangkan hati Putri Ameera, Vincent tersenyum. "Iya, terima kasih, istriku." Dia pun pergi menggunakan mobilnya menuju perusahaan Axton.

***

Pekerjaannya selesai lebih cepat dari target waktu yang sudah dia tentukan, Vincent pun kembali ke apartemennya tapi ketika membuka pintu utama, semua lampu sudah gelap gulita. Vincent mengerutkan keningnya, pria itu berjalan hendak mendorong knop pintu yang pintunya memang tidak tertutup sempurna, hingga suara dari jarak yang dekat, membuat Vincent memejamkan mata.

"Vincent .... Ugh .... Pelan, suamiku ...."

Aku di sini, bisa-bisanya dia menyebut namaku. Vincent membatin sembari memilih duduk di sofa, pria itu mengeluarkan bungkus rokok dan membakar ujungnya. Dia tahu, suara derit meja makan menjadi saksi betapa buasnya permainan Putri Ameera di sana. Dia pun mengepulkan asap yang semakin lama semakin membludak.

"Uhuk! Uhuk! Vincent sayang, apa kau ahh .... Mencium bau asap?"

Tapi seperti biasanya, tiap kali bercinta, Vincent tidak pernah membuka suara. Putri Ameera tidak ambil pusing, dia menikmati pelayanan terbaik dari suaminya hingga kelelahan dan berakhir tertidur di atas meja makan dengan kaki terjulur ke bawah. Pria yang tadi bersama Putri Ameera, memakai pakaiannya kembali.

Dia pun menyalakan lampu dan mendekat ke arah Vincent yang asik merokok, "Kau menyetubuhinya tanpa memberi tahuku."

"Sorry, aku tidak tahan saat mendapat foto telanjangnya."

Tawanan Iblis KejamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang