Rintihan terdengar dari kamar utama yang lupa di ubah ke mode kedap suara, Putri Aguilera memeluk erat leher Axton, menerima sentakan sangat lembut di bagian bawahnya yang begitu menggairahkan, sangat berbeda dengan yang dulu, sangat kasar dan tidak berperasaan. Pelan, tapi benar-benar menusuk sangat dalam, Putri Aguilera sampai tiada henti mendesah.
"Axton ...."
"Ya, sayang." Axton mendongak dengan mata yang terpejam dan terbuka, ini benar-benar gila! Memabukkan! Tubuhnya terus tersengat tak kasat mata, Putri Aguilera membuat sekujur tubuhnya kalang kabut.
Sedangkan di luar kamar utama, Putri Ameera menatap kaget akan kedatangan mertuanya. Gadis itu menyambut Raja Lucius dan Ratu Luciana dengan ramah, "Ibu, Ayah, mengapa kalian datang tidak mengabari aku lebih dulu?"
"Kejutan! Bagaimana? Apa kamu terkejut, sayang?" Ratu Luciana sangat menyayangi menantunya, berpikir jika hidup Putri Ameera di kerajaan pasti di manjakan oleh keluarganya, maka di sini, Putri Ameera juga akan dirinya manjakan sebagaimana dia di perlakukan di kediaman. Tanpa tahu jika Putri Ameera hanyalah anak dari pelayan rendahan yang tidak sengaja di hamili Raja Antonius.
Putri Ameera tersenyum, "Terkejut, Ibu! Aku sangat senang kalian datang, ayo kita ke ruang keluarga!" Di sayangi keluarga suami, Putri Ameera setidaknya merasa beruntung. "Di mana suamimu, Ameera?" Tanya Ayah mertua, membungkam Putri Ameera yang kembali menunduk, suaminya pasti sedang bermesraan dengan kekasih pria itu.
"Sedang istirahat di kamar, Ayah."
"Bangunkan! Masa orang tua datang, dia enak-enak tidur," Ratu Luciana mengomel, wanita baya itu berdiri di ikuti Putri Ameera. "Ibu, biar aku saja yang memanggil suamiku."
"Ah baiklah, Ibu tunggu di sini."
Putri Ameera mengangguk, gadis itu berjalan cepat menaiki tangga, sebab lift hanya di gunakan khusus untuk Axton, Aiora, dan Putri Aguilera saja. Axton sendiri yang melarang Putri Ameera menggunakan lift, Putri Ameera tidak mempermasalahkan. Gadis itu berjalan menuju kamar sampai tangannya yang hendak menggapai knop pintu, terurung tatkala suara rintihan dan erangan terdengar bersahutan dari dalam.
Sekujur tubuhnya bergetar hebat, Putri Ameera paham apa yang suaminya lakukan dengan wanita lain di dalam kamar sana. Dengan wajah pias, Putri Ameera meninggalkan depan kamar utama dan kembali ke ruang keluarga usai mengendalikan wajahnya. "Loh? Di mana suamimu?"
"Itu .... Suamiku,"
"Pasti anak itu malas-malasan untuk bertemu orang tuanya, ayo Lucius, kita datangi anak nakal itu!" Ratu Luciana menarik tangan suaminya menuju lift, membuat mata Putri Ameera membola, ini aib suaminya yang harus di sembunyikan demi ketentraman keluarganya, tapi Putri Ameera segan untuk melarang kedua mertuanya.
Dia hanya pasrah mengikuti di belakang, tepat sasaran, ketika tiba di depan pintu kamar. Suara rintihan dan erangan dari dalam masih terdengar, Ratu Luciana memelototkan matanya sedangkan Raja Lucius mengepalkan kedua tangannya erat. Tanpa kata, Raja Lucius mendobrak pintu.
Di dalam kamar beberapa menit sebelum pintu di dobrak, Axton tengah mengejar puncak kenikmatannya tapi tetap hati-hati dan penuh kelembutan, dia tidak mau kelepasan bermain kasar. Putri Aguilera sendiri sangat menikmati sentuhan lembut Axton, "Axton .... Ugh," Putri Aguilera menggigit leher Axton saat di bawah sana rasanya makin tidak karuan, penuh dan sesak.
Pelepasan itu datang, Axton menekan dalam-dalam miliknya bersamaan dengan pintu yang di dobrak. Secara refleks, Axton merendahkan tubuhnya, memeluk Putri Aguilera untuk menutupi tubuh polosnya dari mata orang lain. "Shit! Tutup pintunya!" Suara Axton sangat dingin, tapi suara Raja Lucius lebih dingin dan mengerikan.
"Axton Descartes!"
Deg.
Keterkejutannya berlanjut dengan tarikan kasar di lengan, membuatnya terhempas ke lantai, buru-buru, Putri Aguilera menarik selimut dan menutup wajahnya dengan helaian rambut yang tergerai. Axton sendiri langsung berdiri, memakai kimono yang terlempar di atas lantai, menatap nyalang Ibunya yang kini menghampiri Putri Aguilera. "Ibu, menjauh dari wanitaku!"
"Wanitamu?" Ratu Luciana tertawa, wanita baya itu menjambak rambut panjang Putri Aguilera hingga membuat wanita itu meringis. "Kau! Wanita memalukan! Bisa-bisanya menjadi wanita simpanan bahkan di kediaman pria itu dengan istrinya!! Kau tidak ada hati, pelacur!"
"Ibu, wanitaku bukan pelacur!"
"Diam di tempat atau kau akan menyesal, Axton!" Ayahnya menatap dingin ke arah Axton dengan penuh peringatan dan ancaman, "Bu, jangan macam-macam pada wanitaku!"
Bukannya menurut, Ratu Luciana malah dengan sengaja menarik rambut Putri Aguilera sampai terjatuh ke atas lantai, Axton sudah siap berlari tapi Raja Lucius menahannya dengan kuat. "Lepas, Ayah!" Genggaman tangan Raja Lucius semakin mengerat, begitu pula dengan rahang tegas Axton yang mengetat. "Bu, jika kau berani menyakiti wanitaku, aku tidak akan sudi menjadi pewaris tahta kerajaan selanjutnya!"
Bugh!
"ARGH!"
"AGUILERA!"
Axton mendorong kasar Raja Lucius, berlari juga menyingkirkan Ibunya dari samping Putri Aguilera, "Sayang?" Jantung Axton seperti habis lari ratusan kilometer, sangat berdebar keras setelah melihat, Ratu Luciana menendang perut wanitanya.
"Axton .... Perutku,"
Pasokan udara menipis, Axton bergegas berdiri menggendong wanitanya dengan Putri Aguilera yang menahan selimut agar tidak terjatuh, di saat itu juga, Putri Ameera baru berani mendongak dan deg, "Putri Aguilera?"
Langkah Axton terhenti, "Axton sakit ...." Pria itu menunduk, dia pun kembali berjalan cepat keluar rumah menuju rumah sakit.
Sepeninggalan Axton dan Putri Aguilera, Raja Lucius dan Ratu Luciana menatap Putri Ameera. "Kamu mengenalnya?"
Wajah Putri Ameera masih tidak terkondisikan, "Ameera?"
"Dia .... Dia," Lidahnya langsung kelu, bayang-bayang tentang posisinya yang akan di rebut jika mertuanya tahu siapa Putri Aguilera, mendadak menghantui dirinya. "Dia .... Anak pelayan rendahan di kediaman," Putri Ameera mengelak, gadis itu langsung menunduk dengan sorot penuh kekhawatiran yang tanpa sengaja, di tangkap oleh sepasang mata Raja Lucius.
Di rumah sakit, Dokter Nicole kembali mengomeli Axton. "Sudah aku bilang, kandungannya masih rentan keguguran! Kau ini kapan bisa mengerti sih, Axton?! Jangan dulu menyentuhnya!"
"Ratu yang menendang perutnya,"
Mata Dokter Nicole membola, "Ratu Luciana?"
"Ya,"
"Kenapa bisa?!"
"Memergokiku yang tengah bercinta,"
"Astaga, Axton!!"
Dokter Nicole menepuk keningnya, pantas saja Ratu Luciana sampai bersikap kasar dan menendang perut Putri Aguilera. Ini pasti karena Ratu Luciana berpikir, Putri Aguilera adalah pelacur dari Axton yang berani bercinta di kediaman pria itu dengan istrinya. Ratu Luciana pasti berpihak pada istri sah Axton, tidak kaget kalau Ratu Luciana sampai menendang seperti itu.
Beruntung, Axton membawa Putri Aguilera tepat waktu ke rumah sakit. Andaikan telat sedikit saja, kandungan Putri Aguilera pasti tidak bisa di selamatkan. "Axton, ini sudah kali kedua Aguilera hampir keguguran, kau bisa tidak sih menjaganya?! Jangan terus lalai, Axton!! Jika sampai terjadi untuk yang ketiga kali, bukan hanya janin yang terancam tapi juga nyawa Aguilera!"
Axton terdiam.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Tawanan Iblis Kejam
FantasyPutri Aguilera membenci Putri Ameera yang seakan merebut semua perhatian. Dendam dan kebencian membawa Putri Aguilera terjebak pada jerat mematikan seorang Axton. Di mana dirinya yang tidak bersalah, di jadikan tawanan salah sasaran, di siksa fisik...