Waktu makan malam sudah tiba, Axton merangkul mesra pinggang Putri Aguilera yang sudah mau keluar kamar jika di kediaman. Lagi pula, untuk apa lagi menutupi? Putri Ameera juga sudah tahu siapa dirinya tapi dengan mudah membalikkan posisi, siapa yang anak sah, siapa yang anak pelayan rendahan, seenak jidat dia menukar derajat mereka berdua yang jelas berbeda jauh.
"Selamat malam, suamiku." Putri Ameera ingin menegaskan jika Axton adalah suaminya pada Putri Aguilera, tapi sang empu yang di sindir, malah tak acuh.
Dia menatap Axton, "Axton. Perutku terasa mengencang," Dengan sigap Axton mengelus perut Putri Aguilera sangat lembut, saking cerianya Putri Aguilera, wanita itu sampai menangkup pipi Axton, mengecup berkali-kali bibir sang pria lalu tertawa bersama-sama, tak peduli kehadiran Putri Ameera yang sekarang mengepalkan kedua tangannya erat.
Amarah memercik, ingin mencakar dan menghabisi wajah cantik Putri Aguilera tapi Putri Ameera terlalu pengecut. Istri sah Axton hanya berani menunduk, menekan sesak dan perih di relung hatinya. Ini lebih menyakitkan dari pada harus melihat Vincent bersama wanita lain. Apa Putri Ameera sudah benar-benar terpikat pesona mematikan Axton? Sepertinya, iya.
Siapa yang bisa menepis pesona sempurna Axton? Pria kaya raya, berwajah bak dewa mitologi Yunani. Semua wanita dengan mudah bertekuk lutut, rela menelan harga diri demi menjadikan nama belakang Axton sebagai miliknya. Nama belakang yang sangat berpengaruh dan di takuti seantero benua, hanya menyebut, semua orang akan sungkan dan ketakutan.
Melihat punggung Axton yang pergi sembari menggendong Putri Aguilera, hati Putri Ameera semakin tercubit. Mengapa posisinya selalu kalah dengan kehadiran Putri Aguilera? Di istana, Putri Aguilera adalah sumber perhatian. Di sini, Putri Aguilera pula yang menjadi sumber perhatian suaminya. Demi Tuhan, Putri Ameera tidak rela jika suaminya lebih berpihak pada Putri Aguilera.
Pengorbanan Putri Ameera dalam memutuskan hubungannya dengan Vincent sudah cukup menguras air mata, sekarang, di tambah pula dengan pengabaian dan pengkhianatan secara terang-terangan. Belum lagi, saat malam tiba, Putri Aguilera menghampiri Putri Ameera dengan senyum miringnya.
"Halo anak pembawa sial! Sudah berapa kali aku katakan, kau tidak akan bisa bahagia juga hidup tenang di dunia selama aku masih bernapas dengan baik," Putri Aguilera memilin anak rambutnya, menatap mengejek pada Putri Ameera. "Kau mungkin bisa menukar posisi kita, tapi itu tidak akan bertahan lama."
Tubuh Putri Ameera menegang, dia menatap Putri Aguilera. "Aku hanya ingin bahagia bersama suamiku, tolong mengalah, Putri Aguilera. Aku tidak sudi jika kalian mengkhianati aku," air matanya kembali bercucuran, rasanya pedih sekali jika mengingat, perhatian Axton pada Putri Aguilera yang tidak pernah dirinya dapatkan.
"Apa suamimu itu mau bahagia denganmu?" Perasaan Putri Ameera tertampar bukan main, "Dia mencintai aku, Ameera. Apalagi, kami sebentar lagi akan menjadi orang tua. Aku sedang mengandung, maka tunggu saatnya, kamu akan di tendang dari kediaman ini!"
Bukan hancur lagi hati Putri Ameera, tapi berceceran tiada habis. "Aku salah apa padamu, Alera? Aku tidak pernah menyinggung dirimu tapi kamu terus menyinggungku! Apa tidak cukup posisimu sebagai anak sah yang sangat di cintai semua orang? Sedangkan aku hanya anak tidak sah yang terus di benci dan di caci! Kau jahat sekali padaku, Alera."
Tawa Putri Aguilera pecah, "Mau aku apa? Jelas kehancuran hidupmu! Karena kamu lahir, orang tuaku hampir bercerai! Kamu membawa petaka!"
"Apa semua itu juga akan berlaku untuk anakmu? Dia akan terlahir sebagai perusak! Pembawa sial! Anak tidak sah! Anak haram!"
Plak!
Bukan .... Bukan Putri Aguilera yang menampar Putri Ameera sampai jatuh tersungkur menghantam dinginnya lantai, tapi Axton yang kini mengeraskan rahang dengan wajah mengerikan. "Aku tidak pernah pandang bulu untuk membunuh apalagi atas dasar ucapan sialanmu pada anakku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tawanan Iblis Kejam
FantasyPutri Aguilera membenci Putri Ameera yang seakan merebut semua perhatian. Dendam dan kebencian membawa Putri Aguilera terjebak pada jerat mematikan seorang Axton. Di mana dirinya yang tidak bersalah, di jadikan tawanan salah sasaran, di siksa fisik...