31 - Acara Perdamaian Uxolo

7.9K 520 91
                                    

Kerajaan Uxolo adalah kerajaan perdamaian antar penguasa monarki, berada di Pasquale Barat tepatnya di kota Stale. Sebagai putra tunggal dan satu-satunya ahli waris tahta yang saat ini masih atas pimpinan Raja Lucius, Axton selaku putra mahkota, di undang secara khusus untuk hadir dalam acara resmi kerajaan yang biasa dilakukan setahun sekali.

Biasanya, Axton paling malas datang ke acara formal yang menurutnya membosankan. Karena itu juga, dia lebih senang menetap di Negeri yang bukan kekuasaan keluarganya. Di Sille, dia sebagai warga biasa sedangkan di Stale, dia adalah putra mahkota yang masa kepemimpinannya sangat di tunggu kapan tiba.

Kepulangan Putri Ameera semalam, membuat Axton terpaksa membawanya ke acara besar kali ini. Axton sebenarnya ingin membawa Putri Aguilera, tapi Putri Aguilera dengan tegas menolak. Dia tidak ingin membuat semua pandangan menjadi buruk mengenai dirinya. Putri Aguilera juga sudah memiliki rencananya sendiri.

Wanita hamil itu melihat kepergian Axton dengan Putri Ameera melalui balkon kamar, penjagaan yang ketat dan pengawalan yang begitu banyak, membuat Putri Aguilera tersenyum kecut. "Apa Ayah dan Ibu memang sudah menghentikan pencarian tentangku? Ah, bukankah itu sudah pasti? Axton adalah iblis yang pandai bersembunyi, dia pasti menghapus semua bukti jejakku. Atau apa mungkin, aku sudah di anggap mati seperti mendiang Kakakku dulu?"

Tangannya bergerak menyentuh perutnya, "Jujur. Aku belum siap untuk memiliki anak, aku takut tidak bisa menjadi Ibu yang baik untukmu kelak. Aku juga masih terlalu muda, mentalku belum siap." Dia tertawa, menertawakan nasibnya sendiri yang sungguh malang. Hingga ponselnya yang ada di atas meja, berdering. Putri Aguilera bergerak untuk menerima panggilan.

"Ya?"

"Mau aku jemput?"

Putri Aguilera terdiam sebelum sebuah senyuman, terukir. Dia pun mengangguk, "Please pick me up."

"Tentu,"

Panggilan selesai, Putri Aguilera masuk ke dalam lemari pakaiannya. Dia memilih hingga pandangannya terpaku pada satu gaun, "Let's be light in the midst of darkness."

Sementara itu di tempat lain, Ratu Anastasia terpaksa mendatangi kerajaan Uthando untuk mendampingi Raja Antonius dalam acara besar di Kerajaan Uxolo. Andaikan tidak terikat pernikahan politik, Ratu Anastasia lebih memilih bercerai dengan Raja Antonius yang menurutnya, begitu payah hanya untuk menemukan Putri Aguilera.

"Bu, tersenyum. Kita akan menghadiri acara formal yang besar," Pangeran Archie menatap Ibunya yang semenjak hari itu, berubah lebih pendiam dan malas berbicara pada dirinya. "Bu, ayolah. Maafkan aku, aku tidak bermaksud memihak pada siapa pun."

"Terserah dirimu, Archie."

Pangeran Archie mengepalkan tangannya erat, pria itu memisahkan diri dari orang tuanya. Dia pergi ke penjuru tempat untuk menemukan Putri Ameera yang tengah berbincang dengan para Putri Kerajaan dan Lady lainnya. "Ameera?"

"Kakak," Putri Ameera pun tersenyum menyambut Pangeran Archie.

"Putri Ameera, kau sangat beruntung memiliki Kakak seperti Pangeran Archie. Dia terlihat hangat dan begitu menyayangimu,"

"Tentu saja, siapa yang tidak beruntung memiliki Kakak sepertinya?" Mereka semua tertawa pelan, Putri Ameera pun pamit pergi bersama Pangeran Archie. "Apa kau datang bersama Ibu dan Ayah? Di mana mereka, Kak?"

"Di sana," keduanya menghampiri Ratu Anastasia dan Raja Antonius yang tengah berbincang dengan yang lain. "Ayah, Ibu."

"Pangeran Archie, Putri Ameera. Mereka adalah anak-anak Anda yang cantik dan tampan, Raja Antonius."

"Terima kasih, anakmu juga tampan dan cantik."

***

Dansa.

Satu kata yang membuat Putri Ameera tersenyum malu-malu ke arah Axton, semua yang datang di perkenankan memakai topeng yang telah di sediakan. Mereka juga di persilakan membawa pasangan masing-masing ke tengah lantai dansa, tapi Axton sama sekali tidak bergerak, entah untuk maju ke tengah lantai dansa atau pun memakai topeng.

"Axton? Apa kau tidak ingin berdansa denganku?"

"Tidak,"

Wajah Putri Ameera sungguh buruk, dia mencoba tetap tersenyum dan mengangguk. "Kalau begitu, aku akan di sini menemanimu." Putri Ameera melepas kembali topengnya, dia pun tersenyum di samping Axton. Ingin sekali rasanya ikut dansa bersama Axton, tapi jika pria itu tidak mau, Putri Ameera tidak bisa memaksa. Memaksa sama saja menghancurkan acara.

"Woah! Apakah kita kedatangan tamu misterius?"

Semua pasang mata menatap ke arah seseorang yang baru datang dengan gaun indahnya juga topeng yang menutup lekat wajah aslinya, Axton .... Pria itu terpukau, tanpa dia perlu melepas topeng, Axton sudah sangat tahu jika seseorang yang di anggap tamu misterius adalah wanitanya. Dia pun mengambil topeng yang di sediakan, memakainya dan berjalan mendekati Putri Aguilera.

"Mau berdansa denganku?" Axton mengulurkan tangannya yang di sambut oleh Putri Aguilera, di mana genggaman tangan keduanya, menjadi awal di mulainya dansa.

Ketika Putri Aguilera melewati Putri Ameera, wanita itu berhenti tepat di dekat Putri Ameera. Dia berbisik dengan penuh peringatan, "Kemewahan, kehormatan, dan kejayaan yang kau dapatkan saat ini akan segera lenyap, Ameera."

Putri Ameera mengepalkan kedua tangannya dengan erat, wanita itu menunduk dan menggigit bibir bawahnya. Di tengah dansa, Axton menatap dalam wanitanya. "Kau datang tanpa mengabariku?"

"Huum, untuk kejutan!"

"Dan kau memakai gaun mendiang Adaline?"

Putri Aguilera terkekeh sembari mengangguk, "Aku suka gaun ini. Cantik dan memukau, maaf jika aku lancang."

"Tidak, kau tidak lancang. Kau tampak cocok dengan gaun ini,"

"Terima kasih,"

Pertukaran pasangan menjadi ajang perpisahan antara Axton dan Putri Aguilera, Axton yang tak lagi bersanding dengan Putri Aguilera, dia pun menepi dan melepas topengnya. Sedangkan Putri Aguilera, seseorang menarik tangannya keluar dari lantai dansa, menariknya menuju tempat yang jauh lebih sepi.

"Apa yang kau lakukan, Aguilera?!"

Putri Aguilera melepas topengnya, dia menatap Pangeran Archie yang tadi menariknya. "Apa? Aku tidak mengganggu Adik tersayangmu! Apa lagi kesalahanku kali ini?!"

"Kesalahanmu adalah datang ke acara ini!"

Putri Aguilera terkekeh, dia menatap Pangeran Archie dengan tajam. "Aku yang pantas ada di sini bersama kalian, bukan wanita yang terlahir dari rahim pelacur itu!"

Plak!

Putri Aguilera memejamkan matanya dengan kepala menoleh ke samping telat setelah Pangeran Archie menampar pipinya, "Jaga ucapanmu, Aguilera! Kau dan dia terlahir dari satu Ayah yang sama! Kalian saudara! Bisakah berhenti menindasnya?!"

"Berhenti? Apa itu yang kau harapkan? Apa penindas yang kejam tentang diriku di kepalamu?! Tidak adakah pandangan baik tentangku di matamu?"

"Sayangnya, tidak ada, Alera. Kau hanya gadis penindas di dalam hidup Meera! Kau terlahir dengan hati sekejam iblis! Kau selalu menindas mereka yang tidak salah!"

"Ya! Benar!" Putri Aguilera menganggukkan kepala, "Kamu benar, Archie. Aku adalah manusia berhati sekejam iblis! Aku penindas keji! Aku penindas Adik tersayangmu! Benar sekali, semua anggapanmu tentangku adalah kebenaran. Itu yang ingin kau sampaikan bukan?"

***

Tawanan Iblis KejamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang