tujuh

2K 136 1
                                    

"Kita kerumah sakit dulu!" Bright membuka suara.

"Oke kak." jawab Win spontan.

Selebihnya hanya keheningan dan canggung yang Win rasakan, sedangkan Bright fokus dengan kemudi nya.

"Phi!" Win memulai percakapan kembali.

"Hm." Bright menjawab singjat dengan tetap fokus pada kemudi tanpa melirik ke arah Win.

"Gue boleh ikut gak ke weekend nanti?" Bright diam sebentar tak langsung menjawab pertanyaan Win, ia seperti sedang berfikir.

"Boleh tapi lo harus jaga jarak sama cowok lain terutama Nani, gue gak suka milik gue di lirik-lirik pake nafsu sama cowok lain walaupun gue gak nafsu sama lo!" yang pastinya Bright berbohong, tapi yang sebenarnya ia sangat ingin melakukan itu apa lagi saat bibir merah seperti cerry itu menarik diri untuk mencicipinya.

"Siap bosss, lagian gue juga tau kali kalau gue tuh sudah jadi istrinya Phi Bright walaupun belum ada cinta di antara kita tapi gue gak mau aneh-aneh dan Phi Bright juga harus janji ya jangan aneh-aneh!" itulah yang Win rasakan seperti sudah tidak ada niat nyari pacar buat pengganti Dew di hatinya, toh di saat ia mencari pacar yang datang malah suami, sangat hebat bukan.

"Oh iya gue boleh tanya gak? tapi ini sedikit menyangkut privasi." Win sedikit takut sebenarnya cuma dari pada penasaran ia memberanikan diri mencoba bertanya kepada Bright.

"Boleh, gak ada privasi di antara pasangan!" kini Bright sudah lebih lunak tak sebanding biasanya seperti di sekolah tadi, dia seperti mempunyai dua sisi yang berbeda.

"Phi Bright punya pacar?"akhirnya Win memberanikan bertanya kemudian Win melihat Bright mengernyitkan dahinya.

"Pacar?" tanya nya sekali lagi.

"Iya pacar, orang yang Phi cintai." Win semakin penasaran dan tanpa mereka sadari sudah sampai di halaman rumah sakit, Bright memarkirkan mobil nya.

"Ayo turun, bahasnya nanti saja." ajak Bright kemudian dan hanya di angguki oleh Win.

Win langsung turun mereka berjalan beriringan tanpa ada yang mengeluarkan suara sedikit pun, diam dengan pikiran mereka masing-masing. sesudah sampai di kamar Kakek terlihat sedang tidur dan Mama sedang baca majalah di sofa samping Kakek.

Win menyapa Mama mertuanya dan duduk di samping Kakek memperhatikan wajah Kakek yang sedang terlelap. Ada rasa rindu juga terhadap Kakek kandungnya, mereka bukan seperti sahabat melainkan seperti saudara kandung.

"Jadi beneran mau pindah sekarang Bright?" tanya Mama mertua Bright, pertanyaan Mama membuat atensi Win berpindah kepada Ibu dan Anak itu.

"Iya Ma, Bright mau mandiri dan lebih dekat dengan Win kalau di rumah kami jadi akan jarang berinteraksi kalau apartement kan pastinya kami apa-apa berdua Ma, kami bakal tetap main kok weekend juga bakal gantian menginap di rumah para orang tua!" Win baru tau kalau Bright meminta pindah ke apartement, Win sedikit deg-degan membayangkan kalau akan berdua saja sepanjang waktu dengan Bright.

"Tapi di apartemen yang sudah Mama pilihkan ya!" Tegas Mama.

"Iya Ma!" jawab Bright dengan lembut dia tipe-tipe yang lembut ternyata kalau berbicara kepada orang terkasihnya.

"Sebenarnya Mama mau ngomong sama kalian, Mama pengen banget punya cucu tapi berhubung Win masih kelas SMA kamu tahan dulu ya Bright, pake pengaman kalau berhubungan dan misalkan kalian takut dan malu biar Mama suruh orang beli." Mama berbicara dengan santai padahal muka Win dan Bright sudah memerah menahan malu.

Yah, Win bisa mengandung dan melahirkan karna Win spesial dari pria-pria lain. saat pertama kali Win mengetahuinya itu waktu SMP kelas 1 awalnya ia tidak percaya tapi Mamanya bersih keras memberitahukan dan memberikan nasehat agar Win bisa menerima ke spesialan yang ada pada dirinya dan mulai saat itu Win mulai menerima takdirnya itu hingga saat ini. Bright juga mengetahui hal tersebut.

SUAMI KU KAKAK KELAS KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang