45

915 81 8
                                    

Tak terasa waktu terus berlalu, Win sekarang sudah masuk ke usia sembilan bulan kandungannya. Dan ini adalah bulan-bulan terakhir kehamilannya.

Pada bulan-bulan terakhir ini, ia sering kali malas melakukan sesuatu. Win sering kali menghabiskan waktunya di atas tempat tidur daripada membuat tubuhnya bergerak seperti yang disarankan oleh Om Adit.

Win yang memasuki trimester tiga kehamilannya merasa banyak mengalami perubahan. Dan setiap hari yang di lewati olehnya jadi semakin berarti dan mendebarkan apalagi sudah mendekati hari kelahiran yang di nanti-nantikannya.

Win merasakan perbuahan yang signifikan dalam tubuhnya saat kedua bayi nya terus tumbuh dengan cepat. Ia juga merasakan tendangan dan gerakan bayi yang semakin kuat, mengingatkan pada Win akan keajaiban kehidupan yang sedang berkembang di dalam rahimnya.

Setiap momen ini membuat Win semakin terikat dengan kedua bayi yang akan segera ia, Bright dan seluruh keluarga besar sambut.

Sementara itu, Bright telah menjadi pendamping yang luar biasa bagi Win. Pria itu sudah mempersiapkan segala sesuatu dengan cermat, mulai dari mempersiapkan kamar bayi hingga mempelajari cara menjaga keamanan dan kesehatan ibu dan bayi.

Bright siap siaga, memberikan dukungan emosional dan fisik yang tak tergantikan bagi Win.

Keduanya telah merencanakan dan mempersiapkan segala sesuatu untuk kedatangan bayi mereka. Mereka sudah membeli perlengkapan bayi, mengatur ulang rumah, dan bahkan mengikuti kelas persispan kelahiran. Win dan Bright benar-benar sangat bersemangat dan penuh harap menyambut kedatangan sang buah hati.

"Nggak capek kamu, sayang?"tanya Bright ketika melihat Win yang sedang sibuk membersihkan meja rias. Dengan posisi perut yang sudah membesar.

Win tersenyum lembut saat mendengar pertanyaan Bright. Ia berhenti sejenak dan menatap kearah sang suami dengan penuh cinta.

"Nggak kok, sayang. Lagian ini ya kata Om Adit aku nggak boleh tiduran saja walaupun nanti aku bakalan Caesar juga,"ucap Win sambil tersenyum ke arah sang suami. Pria itu sekarang sedang duduk di sofa yang ada di dalam kamar itu.

Win melanjutkan kegiatan membersihkannya dengan hati-hati.

"Aku lagi pengen bersih-bersih sayang. Ini kan bulan-bulan terakhir kehamilanku dan aku pengen memastiin semuanya siap saat mereka datang nanti."tambah Win sambil tersenyum.

Bright mendekati Win dan mengelus perlahan perutnya yang membesar. Menampung dua bayi sekaligus.

"Kamu benar-benar luas biasa, sayang. Aku makin cinta sama kamu, aku makin nggak sabar pengen secepatnya resmi jadi Daddy dan melihat wajah-wajah mungil anak kita."ujar Bright dengan penuh kelembutan.

Win tersenyum bahagia mendengar ucapan sang suami. Bright sangat jarang mengucapkan kata-kata cinta, pria itu lebih sering menunjukkannya langsung betapa ia mencintai Win.

"Aku juga nggak sabar. Kita udah ngelewati begitu banyak cobaan, dan sekarang saatnya kita masuk ke babak baru dalam hidup kita. Aku yakin kita bakal menjadi orang tua yang hebat."kata Win sambil memegang tangan Bright yang sedang memeluknya dengan lembut.

"Kamu mau makan apa nanti malam?"tanya Win dengan senyum yang merekah. Ia tahu kalau suaminya paling suka dengan masakannya ketimbang orang lain.

"Apa aja boleh, sayang."ucap Bright sambil tersenyum kearah pujaan hati.

"Baiklah,"ucap Win. Ia kemudian melepaskan pelukan sang suami dari belakang.

Setelah selesai dengan kegiatannya. Win segera menuju kearah dapur untuk menyiapkan makan malam untuk mereka berdua.

SUAMI KU KAKAK KELAS KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang