24

2.1K 128 12
                                    


🔞












Bright dengan telaten memakaikan kembali baju Win, walaupun sambil menegug salivanya secara kasar.

"Win, kita masuk dulu yuk!" ucapnya lembut mengandeng tangan Win menuju unit mereka.

Bright menuntun Win untuk masuk kedalam kamar mandi, merendam Win kedalam bathtub agar dapat mengurangi efek obat perangsang diminumnya.

"Win, kamu bisa sendiri kan?" tanya Bright hendak beranjak dan pergi keluar kamar mandi.

"Phi, tolong mandiin" panggil Win dengan suara manja membuat Bright sudah tak dapat menahan diri.

Bright kembali mendekat, ia mencium kening istrinya.

"Maaf ya, aku janji gak akan pernah ninggalin kamu, aku cinta banget sama kamu Win! dan perlu kamu ketahui ini memang hak aku suami kamu." ucapnya kemudian mencium kening Win kemudian turun tepat di bibir Win, Bright memberi lumatan-lumatan lembut yang di imbangi oleh Win.

Tangan Bright turun ke bawah, membuka kancing kemeja Win lantas membuangnya asal, masih dalam keadaan berciuman Bright menuntun Win agar keluar dari dalam bathtub sekarang mereka berciuman posisi berdiri.

Bright melepas sebentar ciumannya melihat Win yang sudah kehabisan oksigen, ia menyatukan keningnya.

"Boleh?" tanya Bright yang langsung di angguki oleh Win walaupun dalam pengaruh obat kesadarannya masih ada walau hanya sedikit.

Bright dengan telaten melepas celana jeans Win yang basah, Bright meneguk salivanya kasar saat hendak membuka pakaian dalam Win, ia berjongkok dan melihat sedikit ke atas di mana bagian tubuh Win yang atas sudah terpampang jelas.

Bright membuka pakaian dalam Win, melemparnya ke sembarang tempat langsung saja Bright mengambil handuk untuk mengelap tubuh pria yang sebentar lagi yang akan di renggut keperjakaannya.

Selesai mengeringkan tubuhnya, Bright menuntunnya ke arah tempat tidur, sebenarnya ia tak yakin namun ini cuma satu-satunya cara.

"Win." bisik Bright.

Win mendongakkan kepalanya untuk sesaat mereka saling pandang, Win masih terus memasang wajah memelas nya tubuhnya ingin sekali di jamah oleh Bright.

"Ayo Phi, aku udah gak tahan." ucap Win ia mengeliat mencari kenyaman untuk mengurangi rasa panas yang ia rasa, gesekan-gesekan dan remasan-remasan yang di buat oleh Win membuat tubuh Bright bereaksi.

Bright menanggal satu persatu pakaian yang di kenakannya, Bright kembali mengecup bibir Win dengan lembut. Win yang tak tahan lagi pun mulai melunat bibir Bright dengan ganas dan Bright hanya membalas lumatannya tak kalah ganas.

Ciuman Bright turun ke leher jenjang Win, desahan yang keluar dari bibir Win kian membuat Bright bergairah.

Ketika lumatan-lumatan sudah semakin ganas, kini posisi Bright mengarahkan senjata miliknya ke daerah inti Win dengan perlahan Bright mulai melakukannya terus dan terus mencoba menghentak agar senjantanan nya menembus penghalang milik Win dan memberikan kenikmatan untuk mereka berdua.

Win merintih saat secara tiba-tiba senjata milik Bright berhasil menerobos penghalang miliknya yang tak pernah terjamah oleh siapapun.

Rasanya sangat perih namun bercampur dengan nikmat, Bright pun tak kalah merasakan nikat yang luar biasa, rasa sesak, sempit perih dan berdenyut menjadi satu.

Ini adalah kali pertama untuk mereka berdua, Bright berhenti sejenak memberikan ruang untuk Win rileks, ia mengecup bibir Win dengan lembut.

"Terima kasih." ucapnya, Win hanya mendesah. Bright mencoba memompa perlahan dengan tempo sedang ia akan bermain secara lembut ia tak mau membuat Win kesakitan.

SUAMI KU KAKAK KELAS KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang