40

1.6K 107 9
                                    

Setelah melakukan perbincangan yang sangat panjang, Krist sudah sedikit tenang. Win juga sangat pintar merangkai kata-katanya hingga dapat membuat Krist tenang dan tak mengantuk.

"Lo bisakan ngilangin gue dari obsesi lo Krist?"tanya Win.

"Jangan paksa sekarang karna itu gak akan mungkin."jawab Krist.

"Pelan-pelan saja."ucap Win

"Akan di coba."ucal Krist diam dan menatap kebawah, ia tak mau menatap kearah Win.

"Kita temenan, kan."ucap Win lagi memberikan jari kelingkingnya kepada Krist.

Krist masih enggan untuk menerima uluran tangan Win, matanya sudah bengkak karna menangis dari tadi, ia seperti anak gadis yang putus cinta, mungkin karna cintanya yang begitu besar kepada Win.

"Lo pasti bisa lanjutin hidup lo dan nantinya bakal nemuin seseorang yang lebih baik dari gue Krist."ujar Win.

Krist hanya diam mendengarkan apapun yang dibicarakan oleh Win.

Walaupun sukit untuk menerima tapi ia akan coba dari dalam dirinya ingin sekali memberontak dan membawa Win pergi jauh sekarang juga atau mati bersama kalau perlu tapi dirinya yang ingin mencoba melawan keinginan itu.

Krist memukul-mukul dadanya yang terasa sesak, Win menjadi histeris melihat kondisi Krist.

Dokter dan yang lainnya langsung masuk kedalam ruangan Krist dan memberikannya suntikan penenang.

Bright juga ikut masuk kedalam dan menghampiri Win yang masih diam di tempat, ia langsung mengambil Win dan membuatnya jatuh kedalam pelukannya.

"Aku takut banget, Phi."ucap Win ketika melihat kondisi Krist yang seperti akan di cabut nyawanya.

Krist seperti menahan sakit yang teramat sakit ia berulang kali memukuli dadanya.

"Gak akan terjadi apa-apa sayang, kamu tenang aja ya."ucap Bright mencium pucuk kepala Win dengan lembut.

Setelah di beri suntikan penenang perlahan Krist sudah tak memberontak dan nafasnya juga tak seperti tadi.

*****

Tiga bulan kemudian setelah banyak masalah yang dihadapi oleh keluarga Bright dan Win. Kini semua berjalan sesuai keinginan mereka, hidup dengan normal seperti manusia pada umumnya.

Kadang banyak batu krikil yang menghalangi jalan mereka, semua yang tidak menyukainya selalu saja mengganggu rumah tangga mereka.

Tapi di balik itu semua, Bright dan Win selalu percaya satu sama lain hingga mereka bertahan sampai saat ini.

Bright sudah pulang setelah tadi dirinya mengerjakan beberapa pekerjaan penting di kantor ketika baru memasuki apartemen Bright melihat Sang istri yang terlihat begitu lemas dan lesu. Setelah melepaskan sepatunya Bright langsung bergegas duduk di sofa di mana istrinya berada.

"Kamu kenapa sayang?"tanya Bright khawatir, wajah istrinya terlihat sangat pucat ia memegang Dahi Sang istri untuk mengecek suhu tubuhnya.

"Normal,"ucap Bright kemudian ia memperhatikan wajah Win dengan Seksama, tatapan mata Sayu istrinya semakin membuatnya khawatir.

"Ada apa? Em? Cerita dong."Bright mencoba membujuk istrinya yang sedari tadi hanya menatap wajah bright dengan tatapan Sayu nya.

"Tadi kamu dijemput sopir kan?"tanya Bright karna ia tadi memang ada pekerjaan sangat penting hingga tak ada bisa menjemput istrinya.

"Iya Phi,"jawab Win dengan lesu.

"Terus kenapa ini sayang? Kok kamu lemes banget."Bright mengelus pipi putih mulus Win.

SUAMI KU KAKAK KELAS KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang