26

1.8K 111 8
                                    

Melati menjenguk Joss di rumahnya setelah di rawat di rumah sakit hampir 2 minggu, keadaan Joss sudah sedikit membaik tinggal luka lebam dan patah tangan sebelah kanan yang membuat nya masih terbaring di rumah, mood nya seketika hancur melihat Melati menjenguknya.

"Ngapain lo kemari." ucap Joss ketus dan membuang wajahnya kelain arah.

"Lo beneran ngelancarin aksi lo ke Win?" tanya Melati langsung, joss hanya terdiam mendengarkan perkataan Melati.

"Pasti ini balasan Bright, kan?" tanya Melati lagi langsung saja di respon oleh tatapan amarah dari Joss. Bright mematahkan tangan kanan nya karna telah berani menyentuh pipi Win menggunakan tangan kanan miliknya.

"Lo bisa diam gak?" balas Joss.

"Gue mau tanya satu hal sama lo dan gue perlu jawaban nya tanpa ada alasan, gue mau lo jawab Ya atau Tidak!" ucap Melati menatap tajam pria yang ada di hadapannya.

Joss masih tidak memperdulikan Melati, lantas apakah Melati takut? Tidak, Melati sudah bertekat akan mengakhiri hari ini, sudah sangat lelah ia selama ini di permainkan oleh Joss.

"Lo mau tanggung jawab atau tidak? seperti yang pernah lo bilang yang akan bertanggung jawab karna sudah menghancurkan masa depan gue?" tanya Melati.

"Lo bisa gak, gak usah bahas itu sekarang? Cuma ilang perawan ini kok kayak ilang nyawa sih lo." ucap Joss ketus yang membuat Melati syok mendengarnya.

Tanpa mereka ketahui ada wanita paru baya yang mendengar pembicaraan merena yang tengah adu mulut di dalam kamar Joss.

"Jawab Ya atau Tidak?" terdengar teriakan wanita muda dari dalam kamar Joss, Wanita itu mendekatkan telinganya, tadinya ia berniat mengantar crmilan ke dalam kamar karna kata adiknya Joss ada teman anaknya yang sedang menjenguk.

"Lo diem atau gue robek mulut lo sampai gak bisa ngomong sekalian!" balas Joss terdengar sangat jelas mengancam wanita muda tersebut yang berada di kamar yang masih tertutup rapat.

"Gue cuma mau lo jawab ya atau tidak, gue capek jadi budak seks lo dengan janji tanggung jawab lo itu!" ucap Melari mengeluarkan tangisnya yang sudah tidak dapat ia tahan lagi.

Terdengar isak tangis wanita dari dalam kamar, tidak tahan mendengar keributan wanita paru baya itu menerobos masuk yang memang kamar itu tidak di kunci.

"Joss!" bentaknya langsung membuat kedua insan yang ada di dalam terkejut.

"Ma-ma!" ucap Joss terbata-bata sambil menurunkan tangannya yang hendak menampar Melati sedangkan Melati diam dan menunduk.

Wanita paruh baya itu menangis dan mendekat ke arah Melati dan langsung saja memeluk tubuh gadis itu.

"Maafkan anak tante!" ucapnya menangis, kini dua wanita itu menangus bersama, Joss hanya diam dan membuang muka.

"Ma, ini gak seperti Mama kira." ucap Joss kepada Mama nya namun tak di gubris olehnya.

"Kalian harus menikah!" ucap Mama mengusap air mata Melari dan langsung menatap tajam ke arah anaknya.

Joss hanya diam dan pasrah mendnegar itu walaupun ia memang nakal namun ia menghormati ibu nya.

"Mama benar-benar kecewa sama kamu Joss!"

*****

Bright seperti bayi besar yang selalu merengek di depan Win, Win sampai kadang berfikir Bright yang di sekolah dengan Bright yang di hadapannya ini seperti orang yang berbeda, tak ada Bright yang goodboys, cool.

Sampai pada saat notifikasi dari handphone nya seketika mood nya hancur. 

Ting

Dew :
Kapan kita bisa bertemu Win, ada sesuatu yang harus gue jelasin ke lo Win!

Bright membaca pesan yang dikirim kan oleh Dew padahal Dew sudah ia pernah berikan peringatan dan membuat lelaki itu pergi jauh dari sisi istrinya tapi kenapa ia kembali lagi, apa harus Bright turun tangan sendiri agar lelaki itu pergi dan tak mengganggu istrinya!

Bright menghampus pesan itu sebelum di baca oleh Win, inilah gunanya ia menyadap isi handphone Win malah ia sering berselancar di dalam akun-akun milik istrinya.

Panggilan masuk kedalam handphone Bright, sebuah panggilan dari orang kepercayaannya.

"Halo boss." ucap pria yang ada di sebrang telepon.

"Hm." Bright menjawab dengan singkat sambil terus menatap istrinya yang sedang serius menonton TV.

"Informasinya sudah saya kirimkan ke akun e-mail boss, sepertinya ia sahabat kecil Tuan Win namun penampilannya sangat berubah makanya Tuan Win tak bisa mengenalinya."

"Baik." ucap Bright kemudian menutup teleponnya, Bright sedang mencurigai seseorang yang selalu diam-diam seperti sedang memantau istrinya.

*****

Hari ini Win akan berbelanja bulanan sendirian di salah satu super market yang berada di salah satu Mall ternama. Bright akan menyusul nanti karna pria itu sedang ada rapat mendadak di kantor.

Pria itu memilah-milah beberapa jenis buah-buahan, perlengkapan makanan untuk ia masak beberapa hari kedepan dan saking semangatnya ia sampai tak sengaja menabrak seseorang yang juga sama sama memilih barang.

Gubrakkk

"Aw," Win terjatuh, ia terkejut ketika melihat siapa yang ia tabrak.

Pria yang ada di hadapannya kini hendak bangkit dan mengulurkan tangan untuk membantu Win.

"Aduh, maaf ya." ucap Win tak enak hati setelah ia bangkit di bantu oleh Krist.

"Gue gak papa kok, lo nya aja yang terlalu fokus." ucap Krist kembali memilih barang yang ia inginkan.

"Lo juga belanja di sini?" tanya Win.

Krist hanya tersenyum sambil menangguk kan kepalanya menjawab pertanyaan Win, sebenarnya pria itu sekarang sedang sengaja mengikuti Win yang pergi sendiri hari ini tanpa Bright, ia sengaja agar ingin lebih dekat lagi dengan Win.

Sangat jarang Bright tak berada di sisinya dan ini adalah kesempatan bagus untuknya mendekati Win. Di sekolah ia tak mau terang-terangan mendekati pria manis itu.

"Lo sendiri? mana sepupu lo?" tanya Krist berpura polos ia melihat sekeliling tidak ada siapa-siapa, ia tahu jika Win ini adalah istri Bright bukan sepupu ia tahu jika mereka di jodohkan.

"Oh, dia ada urusan." ucap Win, keranjang belanjaannya sudah penuh ia menarik nafasnya dalam-dakan sebelum mendorong trollynya.

"Duluan ya Krist." ucapnya hendak berlalu.

"Mau di bantu dorong?" tanya Krist yang melihat Win kesusahan.

"Eh, gak papa kok, gue bisa lo lanjut aja belanjanya." ujarnya tak enak.

"Gak apa-apa gue cuma mau nyari ini doang kok dan memang udah selesai." ucap Krist menunjukkan keranjang belanjaan miliknya yang sudah terisi beberapa berlanjaan.

"Oh, oke deh sampai kasir ya gue juga udah selesai nih." Win mengambil ahli keranjang yang di pegang oleh Krist untuk di bawa karena Krist akan mendorong trollynya. Mereka seperti sepang kekasih yang sedang memilih belanjaan bulanan.

Bright yang masih sibuk bekerja mendapatkan notifikasi pesan yang berisi beberapa foto dari bawahannya yang mengikuti Win dari jarak jauh. Bright sedikit mengangkat alisnya, pria yang selama ini di curigainya benar-benar mendekati istrinya saat sedang tak bersamanya.

Bright bergegas menyelesaikan urusannya di kantor untuk menyusul istrinya, ini adalah tender besar ia tak mungkin meninggalkannya begitu saja.






































  





























Next

SUAMI KU KAKAK KELAS KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang