42

1.5K 98 5
                                    

Bright Mengarahkan mobilnya masuk ke dalam parkiran supermarket yang cukup besar, untung saja supermarket yang ia tujuh masih buka di jam segini. Win jadi heran kenapa mereka malah ke supermarket padahal ia sedang ingin makan rujak yang dijual oleh abang abang menggunakan motor.

"Kita mau ngapain ke sini? Aku lagi pengen rujak bukan mau belanja."ucap Win sedikit kesal, ia saja tak tahu kenapa bisa sampai uring-uringan seperti ini, Bright masih saja membawanya masuk ke dalam supermarket.

"Bentar ya sayang."ucap Bright tetap menggandeng sang istri.

"Mau belanja apa?"tanya Win lagi  penasaran. Ia malah merasa mual ketika melihat berbagai jenis jajanan yang ada dan tersusun rapi di rak.

"Katanya mau rujak,"ucap Bright sambil tetap menggenggam erat jari jemari istrinya. Ia membawa Win menuju ke tempat buah buahan. Ada berbagai macam jenis buah buahan yang dijual di supermarket ini.

Sontak saja Win menjadi mengerti apa yang akan diperbuat oleh suaminya itu, hal itu langsung membuat Win menghentikan langkah kakinya yang otomatis juga akan menghentikan langkah kaki Bright. Bright langsung melihat kebelakang di mana istrinya sedang diam di tempat dengan tatapan mata yang terlihat kesal.

"Mau buat sendiri?"tanya Win dan langsung di angguki oleh Bright.

"Gak mau!"ucap pria itu menjadi kesal padahal iya sudah sangat senang tadi karena beliau mengatakan mereka akan makan rujak. Ia mengira jika Bright sudah menemukan tempat penjual rujak yang ia inginkan.

Win tak mau Yang seperti ini. Pria itu kemudian membalikkan badannya ada langsung berjalan keluar supermarket dan naik ke dalam mobil dengan Wajah yang cemberut.

Bright langsung mengejar istrinya yang mana berbalik badan dan keluar supermarket iya jadi bingung harus berbuat apa. Win sudah naik ke dalam mobil.

"Kenapa sayang, kan sama aja kan, sama-sama rujak? Nanti aku buatkan yang spesial untuk kamu sayang, mau ya. Emm? Mau kan?"tanya Bright lembut, iya mencoba bersabar apalagi ketika melihat Win yang seperti mau menangis. Bright harus sabar karena kata dokter ibu hamil memang sangat sensitif dan sangat mudah menangis.

"Aku kan maunya abang-abang yang jualan di motor bukan yang harus bikin sendiri."Oceh Win disela-sela tangisnya, iya berulang kali menghapus air mata yang jatuh dan tak dapat ditahan itu ingin sekali rasanya iya mengamuk karena tak jadi makan yang iya inginkan.
Kenapa iya ingin sekali makan rujak malam ini juga.

"Ini udah malam Win, gak ada yang jualan malam-malam gini, besok aja kita cari ya."ucap Bright lemah lembut ternyata ide dari dokter akhirnya gagal.

"Gak mau!"tolak Win sambil bersedekap dada, ia ingin malam ini dan tak mau harus menunggu besok. Bright kemudian memijat pelipisnya, ia jadi bingung.

*****

Win masih cemberut karena mereka sampai saat ini belum menemukan apa yang Win inginkan. Sudah hampir satu jam mereka keliling dan bahkan mungkin bisa lebih.

Bright hanya mutar-mutar daerah itu-itu saja, selang beberapa saat muncul notifikasi grub. Nani mengirim lokasi kepada Bright, pria itu langsung saja menancapkan gasnya menuju tempat di mana teman-temannya berada. Win hanya mengikuti kemana Bright membawanya.

"Gak ada sih yang jualan rujak malam gini, pada kemana coba."ucap Win kesal. Ia masih saja terus mencari di sepanjang jalan tetapi masib belum menemukannya.

"Emang kenapa sih sayang harus banget yang jualan di atas motor?"tanya Bright heran, ia juga sangat penasaran kenapa istrinya itu sampai harus seperti ini.

"Gak tau, pengen aja. Apalagi kalau penjualnya ganteng."ucap Win asal.

Bright hanya menaikkan alisnya mendengar jawaban dari sang istri. Untungnya yang jualan rujak adalah teman-temannya jadi ia marah ketika istrinya mengucapkan itu.

"Mau kemana?"tanya Win ketika Bright menepikan dan memberhentikan mobilnya di pinggir jalan. Tempat itu seperti lapak penjual kaki lima yang sudah tutup, Win memicingkan matanya ketika melihat ada motor abang-abang penjual rujak sama seperti yang ia inginkan. Ia langsung berjalan mendekat meninggalkan Bright yang masih tertinggal di belakang.

"Ini jualan rujak."ucap Win, ia menunjuk ke arah kotak kaca di atas motor, matanya sampai berbinar-binar melihatnya. Di dalam kotak kaca itu terligat berbagai jenis buah-buaahan dan masih terisi sangat penuh tapi Win tak melihat ada orang di tempat itu. Ia melihat sekeliling dan melihat ke belakang motor ada empat pria yang sedang duduk di atas tikar yang di gelar dipinggir jalan. Win masih belum tahu jika pria-pria itu adalah teman-temannya Bright. Pria itu membelakangi nya jadi Win tak mengenalinya.

"Kenapa sayang?"tanya Bright mendekat ketika melihat wajah istrinya yang terlihar sedih dan bingung padahal ini yang istrinya cari dari tadi.

"Kasian abangnya, jualannya mungkin sunyi jam segini masih penuh buah-buahannya. Kita borong ya."ucap Win memelas dan langsung diangguki oleh Bright. Ia sangat ingin tertawa sekarang tetapi ia masih mencoba untuk menahannya.

Sebenarnya ia takut jika Win akan marah tapi mau bagaimana lagi, Ini adalah jalan satu-satunya agar Win tidur nyenyak malam ini. Ia juga kagum melihat teman-temannya yang membuat semuanya benar-benar seperti penjual rujak sungguhan.

Semua berjalan lancar tanpa ada masalah sedikit pun. Win sangat bahagia setelah mendapatkan apa yang ia inginkan malam ini. Bright juga ikut bahagia melihat Win yang sudah tertidur setelah memakan rujak walaupun hanya sedikit tapi itu bisa membuatnya sangat puas.

*****

Pagi ini Win berangkat kesekolah karena ia sudah merasa lebih baik, rasa mualnya sudah lebih banyak berkurang daripada sebelumnya. Ia rajin meminum obat dan vitamin dengan rutin.

Bright juga dengan telaten memberikan Win susu untuk ibu hamil setiap pagi. Bright semakin bertambah mencintai Win dan ia tak sabar menunggu kedua anaknya lahir kedunia.

Bright mengemudikan mobilnya menuju ke sekolah, ia sengaja berangkat lebih awal karena akan membawa mobil dengan kecepatan yang rendah. Bright sekarang sedang membawa ibu hamil jadi ia akan lebih berhati-hati lagi.

"Pelan-pelan banget,"ucap Win. Ia kesal juga lama-lama jika Bright membawa mobil dengan kecepatan sangat pelan seperti seorang yang baru saja belajar mengemudi.

"Kan emang gak boleh kenceng-kenceng sayang, kamu lagi hamil."ucap Bright menjelaskan. Guncangan yang dirasakan saat berkendara di saat hamil muda bisa beresiko fatal yang menyebabkan kecacatan dan juga keguguran, itu yang sangat Bright hindari.

"Tapi ini pelan banget Bright, kita bisa kesiangan."ucap Win dan tentu saja tak di hiraukan oleh Bright, pria itu tetap saja mengemudikan mobilnya dengan kecepatan yang sama. Sangat pelan.

Hal itu membuat Win menarik nafasnya dalam-dalan dan mengeluarkan secara perlahan. Ia tahu Bright melakukan ini hanya karna sungguh menyayangi anak-anaknya jadi ia berusaha paham dan tak akan melawan.






































Next

SUAMI KU KAKAK KELAS KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang