35

1.5K 98 3
                                    

Win merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, ia meraih handphone miliknya yang berada di dalam tasnya kemudian Win melihat kembali foto yang tadi dikirim oleh nomor yang tidak di kenal, ia sedikit memicingkan matanya melihat detail raut wajah pria yang ada di dalam foto tersebut.

Win sedikit mendengus sebal kenapa Bright bisa makan bersama Nathan tanpa memberitahu dirinya lebih dulu, ia berulang kali mencoba menghubungi pria itu tapi nomornya masih belum aktif juga.

Ia juga mencoba menghubungi Mike tapi tak kunjung di angkat oleh pria itu membuat Win semakin kesal.

*****

"Gue senang banget lo mau ngajak gue makan Bright." ucap Nathan tersenyum ke arah Bright, pria yang dicintainya beberapa tahun persahabatan mereka.

"Gue minta tolong jangan hubungi gue kalau lo gak ada kepentingan khusus," ucap Bright.

Nathan yang awalnya tersenyum langsung merubah mimik wajahnya, ia sedikit kesal karena Bright masih saja terus terusan menolak dirinya.

"Kenapa? Pasti pria yang pas itu ngelarang lo buat ngubungin gue?" tanya Nathan memicingkan mata.

"Dia Win Nat, tunangan masa kecil gue dulu lo ingat kan?" tanya Bright, Nathan hanya mengangguk malas.

"Dan sekarang kami udah menikah jadi tolong kalau gak ada urusan penting lo jangan terus terusan hubungi gue," ucapnya memberi peringatan.

"Bercanda lo suka gak lucu!" ucap Nathan geleng-geleng kepala mendengar perkataan Bright.

"Gue gak akan percaya!" tambah gadis itu.

"Terserah lo mau percaya atau gak tapi emang itu kenyataannya!" ucap Bright tegas.

"Mau pada makan apa?" tanya Mike di sela-sela Bright yang sudah sedikit menaikkan nada suaranya, ia sedikit tak fokus dengan perdebatan dua sahabatnya ini karena dirinya sendiri masih fokus dengan New yang lagi ngambek masalahnya.

"Gue minum aja." jawab Nathan sedikit tak bersemangat ia mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Oke, kalau lo apa Bri?" tanya Mike lagi kepada Bright.

"Bebas." jawab Bright tanpa melirik kearah Mike

"Kenapa sih? gue udah lama sahabatan sama lo masa gara-gara pria lo yang gak seberapa, lo sampai kek gini?" tanya Nathan kesal.

"Lo diem Nat, gue udah jelasin berulang-ulang kalau gue udah nikah, dia istri gue! jadi lo harus sadar diri dan juga jaga jarak! gue juga udah nolak lo berkali-kali." jawab Bright sedikit dengan nada kesal.

Diantara mereka, Nathan memang otak batu kalau menurut Bright, kalau bukan mengingat persahabatan mereka sudah terjalin dari lama mungkin Bright sudah membiarkannya begitu saja.

"Iya gue minta maaf," ucap Nathan akhirnya.

"Bagus kalau lo ngerti!" ucap Bright sedikit lega.

Nathan tau kalau akan terjadi hal seperti ini makanya ia sudah menyiapkan rencana agar seidkit membuat hubungan Bright dan Win menjadi renggang. 

Ia datang bukan sendiri, ia sudah mengirim seseorang untuk memfoto mereka sedang makan dan akan mengirimkannya kepada Win,

'Pasti pria itu bakalan marah-marah jika tau lo ketemu sama gue,' Batin Nathan.

*****

Bright sudah pulang ke apartemen dan tak melihat ada Win, ia juga melihat handphone istrinya itu tergeletak di atas tempat tidur namun tak mendapati Win dimana pun.

"Kok gak ada di mana mana." gumamnya.

ceklek....

Win masuk ke dalam kamar dan terlihat Bright sudah menunggu dirinya, pria itu memasang wajah mimik yang sedikit kesal, bukankah dirinya yang seharusnya marah.

"Dari mana?" tanya Bright menatap tajam ke arah Win.

"Belanja! Nungguin kamu lama," ucap Win santai.

"Kan bisa nelfon, apa coba gunanya handphone kalau gak di pake?"ucap Bright lagi.

"Nomor lo gak aktif, nelfon Phi Mike juga gak di angkat ternyata lagi asik kumpul sama Nathan jadi lupa sama istri sendiri,"ucap Win sedikit menyindir Bright, ia ke arah kamar mandi sekedar mencuci muka dan bergegas ke dapur menata belanjaanya.

"Sayang." panggil Bright yang langsung membuat Win mencibir kesal.

"Sayang, sayang! katahuan makanya manggil sayang tadi keknya lagi marah-marah deh!" bentak Win sedikit kesal.

"Aku tadi cuma mau negasin ke dia kalau jangan ganggu-ganggu aku, aku udah ada kamu," ucapnya menjelaskan, ia tak mau kalau sampai Win salah paham.

*****

"Cape sayang?" tanya Bright dengan suara seraknya.

"Kamu mau lagi?" tanya Win kembali dengan senyuman menggoda.

Win sudsh terbiasa sekarang dengan kebiasaan Bright, suaminya itu akhir-akhir ini selalu meminta jatah malam lebih darinya, awalnya Win merasa lelah namun lama kelamaan Win menjadi terbiasa dengan kebiasaaan suaminya.

Bright mengangguk, ia langsung bangkit dan perlahan merangkak di atas tubuh Win. Win juga sudah bersiap dengan posisinya, Win mengelus perut kotak kotak suaminya dan tersenyum menggoda.

Bright memulai aksinya, mereka sama-sama memberikan kenikmatan satu sama lain, Win merasa ingin melayang merasakan kenikmatan yang Bright berikan.

Padahal Bright selalu meminta jatah saat dirinya tak sedang sibuk tapi rasanya masih saja sempit saat ia memasukkan miliknya ke dalam lubang Win.

Mereka sama-sama saling merengkuh kenikmatan sampai gelombang kenikmatan itu datang. setelah selesai Bright langsung ambruk di sisi Win mereka sama- sama tersenyum lega sambil mengatur nafas mereka masing-masing.

*****

Win sekarang sedang berjalan di koridor menuju kelasnya, masih jelas di matanya rasa kantuk yang sedari tadi di tahannya, berulang kali Win menguap pagi ini.

"Gak bisa di biarin nih, bisa-bisa gue tidur di kelas." ucap Win dengan langkah kakinya yang sempoyong.

Gun dan New datang dari arah belakang Win, mereka langsung memegang Win yang terlihat jalan sempoyongan.

"Lo habis minum minuman keras ya?" tuduh New melihat cara jalan Win yang seperti orang mabuk.

Mendengar tuduhan New membuat Win menatap tajam ke arah New itu.

"Biji mata lo itu, ya kali gue mabuk yang ada gue habis lembur." ucap Win lagi, ia lantas memelankan langkah kakinya sejajar dengan dua sahabatnya.

"Lembur apaan lo Win, emang kita ada tugas?" tanya New sedikit histeris kalau memang ada tugas dan membuat seorang Win lembur semalaman berarti tugas itu sangat sulit bagaimana ia bisa menyelesaikannya dalam waktu singkat.

Gun menoleh pada New, seingatnya pun tak ada tugas hari ini jadi kalau Win mengatakan lembur itu berarti dalam artian berbeda dengan mereka yang belum punya suami.

"Udah diem, yang tau kata lembur  yang di maksud Win itu cuma dirinya yang tau, kita diam aja." ucap Gun.

"Jadi gimana nasib kuda poni lo?" tanya Win mengalihkan pembicaraan mereka.

New hanya diam dan tak mau menjawab, ia masih bingung akan di taruh mana kuda poni itu nantinya.

"Gue udah bilang bokap suruh buat kandang, kata bokap ia akan langsung di buat tapi gue gak tau buatnya dimana." ucap New.

"idih, ya cari tau dimana, hargai noh pemberian pangeran lo." ucap Win.























Next

SUAMI KU KAKAK KELAS KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang