28

1.7K 109 5
                                    

Hari ini pertandingan antar sekolah masih berlangsung namun permainan basket akan di jadwal kan jam 3 sore.

Win sekarang berada di dalam toilet perasaannya sedikit takut, pasalnya sedari tadi ia merasakan ada seseorang yang mengikutinya.

Ia menyesal karena menolak tawaran Gun untuk menemaninya. Setelah selesai dengan ritualnya Win hendak keluar dan terkejut melihat Dew sudah berdiri di ambang pintu.

"Mau apa?" tanya Win bersedekap dada, sekarang ia tahu bahwa tadi bukan hanya perasaannya saja tapi memang ada yang mengikuti dirinya.

"Bener kalau kalian pacaran?" tanya Dew dengan mata sayu nya, ia berharap Win akan menjawab tidak.

"Bener!" jawab Win singkat.

"Putusin!" ucap Dew spontan.

Win mengerutkan keningnya,'Ada apa dengan pria ini?' batin Win, lantas pria itu tertawa terbahak-bahak.

"Sorry-sorry-sorry." ucap Win mencoba menghentikan gelak tawanya.

"Lo ibu gue? bukan kan? Lagian ibu gue malah nyuruh gue sekalian nikah sama Bright!" celoteh Win, memang kenyataannya seperti itu kan.

"Gue cinta banget sama lo Win!" ucap Dew mencoba mendekat ke arah Win.

Win dengan reflek mundur kebelakang, entah kenapa belakangan ini hidupnya di penuhi dengan pria, pertama masalah dengan Bright, lantas Joss dan sekarang Dew yang membuatnya semakin jengkel.

Bukannya sekali dua kali Win menolaknya secara halus namun kenapa pria ini sangat susah untuk mengerti.

"Gue yang gak cinta sama lo!" ucap Win dengan spontan.

"Kita bisa ngulang semuanya dari awal, gue tau lo masih cintakan sama gue Win?" ucap Dew dengan sangat percaya diri.

"Cinta gue udah hilang dari memenjak lo menghilang!" ucapnya dengan mata yang sudah berembun.

"Gue minta maaf Win, gue janji gak bakal ngulangin lagi!" ucap Dew hendak meraih kedua tangan Win.

"Bisa jangan ngalangin jalan?" ucap seseorang yang baru saja keluar dari dalam toilet.

Win dan Dew dengan refleks menoleh ke arah sumber suara.

Posisinya memang sekarang menghalangi langkah siapa saja yang hendak masuk ke toilet pria.

"Win tadi lo di cariin sama pak munawir, lo di suruh ke ruang guru sekarang!" ucap pria itu melirik ke arah Dew sebentar dan beralih kembali ke Win.

"Oh ya, bisa antar gue gak Krist?" ucap Win, beruntung ada Krist di sini, kalau tidak Bright mungkin akan baku hantam dengan Dew.

"Boleh, ayo!" ucap Krist dan mempersilahkan Win untuk berjalan dahulu.

Dew tidak bisa berbuat apa-apa, ia bukan anak sekolah sini jika sampai ia membuat keributan bisa jadi tim basketnya mengalami diskualifikasi.

Ia membiarkan Win pergi dengan teman sekolahnya, Dew tak mengenali siapa pria itu. Setelah kepergian Win Dew juga kembali berkumpul bersama teman-teman satu sekolahnya.

*****

"Tadi siapa?" tanya Krist setelah mereka berjalan sedikit menjauh.

"Oh itu teman SMP gue dulu." jawab Win.

"Ohh.., oh ya sebenarnya pak munawir gak manggil lo, gue tadi cuma bohong karena sepertinya lo lagi pengen pergi dari cowok itu." ucapnya sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Win tersenyum tipis tanpa Krist ucapkan pun Win sudah tahu jika pria itu berbohong, pasalnya pak munawir sudah 3 hari cuti namun ia sangat berterima kasih kepada Krist telah membebaskan dirinya dari Dew.

"Gue tau kok!" ucap Win tersenyum manis, pemandangan itu membuat jantung Keist rasanya seperti mau copot.

"Jadi lo ini mau kemana?" tanya Krist

Win berhenti sejenak, ia menelfon Gun dan bertanya dimana posisi mereka sekarang. Krist terus menatap Win, Pria yang sudah ia sukai selama 8 tahun lamanya. Win berbalik menatap Krist setelah menelfon lantas membuang muka ke arah lain.

"Gue mau ke taman, Gun dan New ada di sana, makasih atas bantuan nya!" ucapnya berpamitan.

Win pergi ke arah berlawanan dengan Krist, pria itu menatap Win sampai menghilang dari pandangannya.

Win mendekat ke arah New dan lainnya yang sedang ribut ntah keributan apa namun Win tak melihat Bright ada di sana.

"Phi Bright mana?" tanya Win pda New yang hanya di sahut dengan mengangkat bahunya.

"Tadi katanya mau nyusulin lo." ucap Nani sambil tetap fokus ke layar handphonenya.

Tak lama dari itu Bright berjalan mendekat ke arah mereka dengan wajah yang sangat masam, entah kenapa dengan pria satu ini.

Ia langsung duduk dan tak melirik ke arah Win sedikitpun. Mike yang sadar akan sikap Bright yakin ada sesuatu yang terjadi saat ia hendak menjemput Win. pasalnya pri itu tadi masih goodmood kenapa tiba-tiba jadi hilang mood.

"Ngapa lo? muka kok di tekuk?" tanya Off saat Brigt mendudukkan dirinya di sebelah Mike, padahal sebelah Win kosong tapi Bright malah mengambil tempat duduk di samping Mike.

"Gak ada!" ucap Bright sambil mengeluarkan handphonenya membuat posisi miring yang menandakan ia akan ikut Mike dalam dunia game, seperti kembali saat ia sedang cuek pada Win dulu.

Win sadar akan sikap Bright yang berubah,

"Phi Bright!" panggil Win sambil memandang Bright yang tak menggubris sedikitpun panggilannya.

"Phi!" panggil Win sekali lagi. Namun pria itu sama sekali tak mengubris panggilannya, ia semakin asik dengan dunia game nya.

Off dan yang lainnya terheran-heran melihat tingakah Bright, namun mereka tak mau ikut campur masalah rumah tangga sahabatnya.

*****

Win hari ini akan pulang sore karena pertandingan akan sampai sore, sebagai anggota tim pemandu sorak ia harus terus mendampingi pemain basket dan menyemangati mereka.

Win meninggalkan Bright di taman yang masih sibuk dengan gamenya. Pria itu masih belum mau bicara dan melihat ke arah Win.

Off dan lainnya sudah ada di tribun, hanya Bright yang tak terlihat ada di rombongan tersebut. Win mengedarkan pandangannya kepenjuru tribun namun nihil ia tak melihat ada sosok Bright di sana.

Bright pagi tadi juga baik-baik saja, Win berfikir mungkin ada masalah lain yang membuat Bright seperti itu, namun ia tak tau masalah apa itu, ia akan bertanya nanti saat sudah di rumah.

Win kembali fokus menyemangati tim basketnya, Dew yang sesekali mencuri pandang namun saat tatapan mereka bertemu, Dew malah menggoda Win dengan memainkan matanya membuar siswi-siswi menjerit melihatnya.

Krist juga melihat itu dari tribun penonton, saingannya bukan hanya Bright dan Joss saja ternyata.

Joss, yah pria itu sudah macam-macam dengan prianya, Krist tak segan-segan akan memberikan sesuatu yang akan membuat Joss hancur sehancur-hancurnya karna sudah berbuat lancang kepada pria-Nya.

Krist juga menghukum habis-habisan mata-mata suruhannya karena tak becus memata-matai Win namun setidaknya ia sedikit bersyukur karna Bright datang kesana.

Walau Bright sudah membuat pelajaran dengan mematahkan tangan pria itu, namun bagi Krist itu masih belum cukup, pria itu harus merasakan lebih dari itu.

Bagaimana bisa Krist tau? karena jika bisa di bandingkan Bright dan Krist yang memiliki kekuasaan yang seimbang namun Bright menang banyak karena mendapatkan Win, Krist tertinggal selangkah di belakang, ia sangat merutuki Kakek Bright yang sengaaja cepat-cepat menikahkan mereka.

























































































Next

SUAMI KU KAKAK KELAS KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang