Berpendapat

9 0 0
                                    

Kesadaran dari setiap individu pada dasarnya terpisah, semua orang memiliki jalan hidup sendiri yang sudah ditakdirkan sejak lahir.

Semuanya ditentukan dengan berbagai hal yang tidak diketahui manusia, dengan berbagai penemuan dari era dan waktu yang terlewati akhirnya manusia tumbuh dengan melalui berbagai masalah.

Iblis ada dalam diri manusia sendiri tapi dikatakan hanya mereka yang lebih memilih keegoisan yang bisa membangkitkan iblis dalam dirinya.

Sebuah kenyataan pahit yang harus kuhadapi langsung saat ini.

"Bagaimana ini? Aku setidaknya hanya punya satu kesempatan."

"Memilih dari dua tempat yang harus aku gunakan."

Pertama ditempat dekat dengan Hyperion, dikarenakan adanya sebuah fenomena tidak terduga, aku sendiri berpendapat bahwa sesuatu besar akan terjadi.

Kondisi Tuan Welt dan setiap semua serangan mengaitkan bahwa semuanya seolah berada dalam status yang berbeda.

"Tidak, anda harus menggunakan itu untuk melawan Otto, biar aku mengurus disini."

"Jangan paksakan dirimu, kau sendiri sudah terluka."

"Jika kupaksakan pasti bisa.."

"Tuan Welt!"

Bronya mendekat dan Kiana juga.

"Bronya berikan aku sedikit kekuatanmu, aku akan melakukan hal terkahir."

"Anda sudah kelelahan, serahkan pada Bronya."

"Tidak, kamu harus menyimpan tenagamu untuk tempat Otto."

"Anak itu baru mengabarkan padaku, sebuah kubah besar berada mengelilingi gereja."

Mendengar itu Kiana bereaksi.

"Aku akan mengecek kesana."

Seluruh penduduk sudah dievakuasi ke dalam Hyperion sekarang bisa leluasa.

*Guk* *Guk*

Ada suara anjing dan sosoknya muncul lalu berlari menuju Hyperion.

"Hey, anjing siapa itu?"

"Ah, akhirnya ketemu."

Seorang gadis kecil yang berbicara denganku tadi ternyata pemiliknya.

"Kiana hati-hati, Bronya juga ikut dengan Kiana ke tempat kakek berada."

"Aku akan menggunakan seluruh kekuatan Judah."

"Sudah kubilang, jangan buang kekuatanmu."

"Tuan Welt benar, kau seharusnya menyimpannya untuk momen penting."

"Kepala sekolah kami kembali."

Kakek masa lalu, Rozaliya, dan Liliya kembali. Aku terkejut dengan apa yang dibawa Kakek masa lalu. Dengan digotong oloeh Rozaliya dan Liliya mereka membawa sebuah salib besar.

"Judah, bagaimana bisa.."

Ada 2 Judah yang bahkan hampir sama persis.

"Ini milik temanku dari zamanku, kurasa sekarang itu sudah diwariskan."

Mendengar itu aku langsung paham.

"Anda bisa menggunakan itu?"

"Ya, aku tahu cara kerjanya."

Dr. Tesla dan Dr. Einstein tiba ditempat mereka.

"Evakuasi selesai, sekarang tinggal menghajar monster dan bajingan itu."

"Ada 2 Judah? menarik, walaupun anda bisa menggunakannya ada perbedaan kekuatan pengguna dalam mestabilkan kekuatan penuhnya."

"Tidak, itu mungkin."

Nagamitsu muncul dari Hyperion.

"Jika mengasumsikan itu inti Herracher, bahwa setiap singularitas didalamnya sudah cukup untuk siapapun menggunakan kekuatan penuhnya."

"Aku sudah menduga itu Nagamitsu, tapi mungkin saja Otto akan langsung tewas."

"Itu resikonya."

Dr. Tesla mendekat ke arah Judah milik Otto.

"Menstabilkan inti Herrscher yang disambungkan dengan Solium ini pekerjaan berat, tapi analisiku sudah selesai."

Entah bagaimana caranya Dr. Tesla bisa membuat Judah melepaskan kekuatan penuhnya sendiri.

"Sekarang siap pakai."

"Terima kasih, Dr. Tesla."

"Jangan berterima kasih!"

Dr. Tesla pergi dengan melihat data dari dronenya.

"Sebaiknya kalian bergegas, Otto mungkin sudah siap."

"Ya, kalian semua ayo pergi."

"AYO!"

Murid-muridku yang kuat sudah berubah semenjak apa yang menimpa mereka, ditambah kejadian misterius yang menimpa mereka.

Tapi semangat mereka masih kuat seperti biasanya.

"Maaf Tuan Welt, aku belum sempat menggunakannya setidaknya bawa ini bersamamu."

"Bronya kau lebih butuh ini."

"Saat ini anda lebih butuh."

"Rozaliya lihat, milikku lebih panjang."

"Punyaku sama denganmu."

Tunggu kami kakek.

"Bagaimana Selee?"

"Bukannya Selee bersama Boruto."

"Ah, tadi Boruto bilang Selee berpisah darinya." Welt yang masih kesakitan mengatakan berita yang membuat Bronya terkejut.

Mendengar itu Bronya langsung berlari.

"Tunggu Bronya!"

Tanpa disadar semuanya sudah masuk ke dalam Keanehan.

-

"Hanya itu Tuan Welt, baiklah."

Transmisi yang menghubungkannya dengan Welt Yang terputus, dia sendiri tidak tahu saat menggunakan alatnya tiba-tiba itu tersambung padanya.

"Apa aku harus menunggu?"

Melihat kawanan monster itu mencoba memasuki kubah dihadapannya.

"Aku tahu masuknya, tapi caranya.."

"Hah!"

Sebuah suasana aneh menggerakkan Boruto, ia berlari mundur dan pergi dari tempat itu.






Ini hanyalah fanfiction murahan,

Tidak perlu dianggap serius.

Boruto dan Honkai Impact hanyalah milik penciptanya.

Boruto x Selee(???) (Boruto x Honkai Impact)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang