Credit 4

3 0 0
                                    

Tidak jauh dari Akademi St. Freya, sebuah pesawat kecil turun di antara hamparan lapang luas. Seorang gadis berjalan jauh hingga mencapai tempat Festival harapan berada.

Meski datang pagi hari dirinya merasa kesal. Bukan karena tidak bisa mengikuti Festival, melainkan seperti ada paksaan dalam tindakannya.

Berdiri di dataran tinggi tempat taman berada. Melihat ke arah bawah ada beberapa rombingan orang yqng ada di bawah.

"Kenapa aku ingin sekali datang ke sini?"

Gadis dengan warna mata berbeda. Mempunyai rambut pendek berwarna pink. Meski jika baru pertama bertemu orang-orang akan melihatnya sebagai laki-laki.

"Sial, Bronya dan Selee sialan, apa yang kalian lakukan?"

Saat hendak pergi dirinya melihat seekor kucing keluar dari semak-semak. Mengibaskan bulunya dan mendekat ke arahnya.

"Meong."

"Hah!"

Kucing itu berjalan mendekati gadis itu. Ekspresinya bisa di gambarkan seperti bertemu penggangu.

"Pergilah."

Menyuruh kucing itu pergi dan melihat kembali pemandangan seluruh kota dari sana. Perasaannya seperti di tutupi oleh sesuatu. Seperti sebuah jam yang berhenti bergerak.

"Meong."

Mendengar itu dan melihat lagi kucing itu sekarang berada di antara kakinya.

"Dasar!"

Saat mau menendangnya gadis itu merasa geli karena bulu dari kuicng itu.

"Mikazuki."

"Heh?"

Kemudian seorang pemuda berkulit pucat datang. Matanya  yang berwarna kuning melihat ke arah gadis dan kucing itu. Dengan membawa seekor ular putih yang ada di pundaknya.

"Nama kucing itu."

Kucing bernama Mikazuki itu berlari ke arah pemuda yang ada di hadapan si gadis. Mengelusnya dan memegang perutnya membuat kucing itu berguling.

Gadis itu melihat pemuda itu tidak peduli dan mengalihkan pandangannya.

"Kamu..Sin Mal bukan?"

Saat mendengar pemuda itu mengetahui namanya membuatnya memalingkan tubuhnya ke arahnya lagi.

"Dari mana kau tahu namaku?"

Dengan kesal Sin Mal melihat tajam ke arahnya. Pemuda itu mendekat dengan membawa kucing bernama Mikazuki.

"Mau menggendongnya?"

"Bawa jauh dariku! Jawab aku bagaimana kau tahu siapa aku!"

Pemuda itu mengelus Mikazuki dan berada di sebelah Sin Mal. Sin Mal sudah bersiap mengeluarkan senjata dan menyerang.

"Sin Mal, mungkin saja kamu bisa menjadi lebih dari sekedar satelit."

"Hah?"

Menurunkan Mikazuki lagi yang sekarang berada di bawahnya.

"Temanku sedang berjuang, begitu juga diriku."

"Dari mana kau berasal? Apa yang kau tahu?"

"Itu tergantung dari apakah keyakinan temanku benar, meski aku tidak pernah ragu dengannya."

Sin Mal masih bersiap menyerang tapi dirinya melihat Mikazuki. Dirinya mengendurkan pengawasannya dan melihat ke arahnya.

Mencoba untuk memegang kepala Mikazuki dengan tangannya. Sin Mal pikir kucing itu akan mencakarnya dan pergi. Namun saat memegang kepalanya Mikazuki tetap tenang. Tanpa sadar Sin Mal senang dengan hal itu.

"Menenangkan bukan?"

Menyadari itu Sin Mal melihat Pemuda itu lagi.

"Jadi apa tujuanmu? Kau bilang sedang melakukan sesuatu."

Pemuda itu melihat ke arah Sin Mal sekarang dan mendekat.

"Namaku Mitsuki, tujuanku adalah dirimu."

Dengan tatapan si kucing dan dengan kedua mata yang saling bertatapan, sebuah hubungan baru terbentuk.

Boruto x Selee(???) (Boruto x Honkai Impact)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang