6_Keracunan

301 29 0
                                    

"Apa yang kamu masukkan didalam kado mu? kenapa kakek muntah darah dan pingsan?!"bentak Raymond.

"Dengarkan aku, kakak! Ini tak ada hubungannya dengan ku. Hadiah ini awalnya diberikan oleh Cedric, dan katanya madu ini sangat mahal dan bagus. Aku juga ingin madu yang bagus diberikan pada kakek, makanya aku mengemasnya sebagai kado. Aku tidak tau kenapa menjadi beracun, jika kamu tak percaya. Kamu bisa memeriksa akun Cedric, dalam akunnya dia membeli madu ini"jelas Adelio sedih, seolah telah di aniaya.

"..."Cedric yang tiba-tiba dituduh menjadi tidak berdaya. Sungguh Cedric tak menyangka akan dihianati oleh Protagonis yang ingin dia lindungi.

(Sialan! Kenapa orang seperti dia, bisa menjadi protagonis pria? 😠
Apa yang harus kita lakukan sekarang? 🤧)

"Yah, mau gimana lagi? Karena misi harus tetap dijalankan. Jika Adelio masuk penjara, maka alur novelnya akan kandas dan tidak berjalan lagi. Aku terpaksa menerima pot hitam ini"batin Cedric tak berdaya.

"Apa kamu yakin jika itu Cedric? Apa alasan Cedric, melakukan hal berbahaya seperti ini? Setau ku, Cedric juga adalah pengikut mu dan sangat mudah untuk memintanya membeli menggunakan akun ATM miliknya. Jadi bisa saja kan, kamu sengaja menuduh Cedric untuk melepaskan mu dari masalah"jelas Raymond yang tak ingin melepaskan masalah ini. Karena poin emosinya sekarang semakin membesar.

{Ding! Tokoh Adelio merasa marah pada mu. Emosi (kemarahan), jumlah emosi sekarang adalah = 30%}

"Wow... Langsung lompat dua kali lipat"batin Raymond kagum. Awalnya nilai emosi Adelio adalah 15% lalu melompat menjadi 30%.

"Berhenti bertengkar dulu, kita harus menyelamatkan kakek"potong Naila kahwatir jika kakek tiada. Maka Adelio akan memiliki kesempatan untuk bersaing dengan Raymond dalam hal penguasaan perusahaan.

"Kamu benar, ayo bawa kakek ke rumah sakit. Lalu Cedric dan Adelio, kalian tersangka jadi tetap disini. Jangan pergi kemana-mana atau kami akan melapor ke polisi sekarang juga!"ancam Raymond.

{Ding! Nilai emosi Adelio ditujukan pada mu. Emosi (niat membunuh), jumlah nilai emosi saat ini adalah 100%. Selamat Tuan Rumah telah menyelesaikan pengumpulan emosi Tokoh Adelio, untuk sekarang tersisa 2 Tokoh lagi untuk mnyelesaikan. Misi saat ini}

"Ku pikir Nalai adalah tambang emosi ku, ternyata itu tidak benar. Tambang sebenarnya adalah Adelio"batin Raymond bahagia.

Dalam Sistem Pengumpulan Emosi memang Raymond dituntut untuk mengumpulkan emosi dari 3 Tokoh yang ada di Dunia Novel tempat misinya dilaksanakan. Setelah emosi dari 3 target Raymond terkumpul sampai 100%. Maka misi dianggap selesai.

"Kenapa kamu tersenyum?"batin Naila bingung, melihat senyum kecil yang dibuat Raymond.

💖💖💖

Sudah dua hari semenjak kakek dirumah sakit, beruntung kakek tidak meminum racunnya dalam jumlah banyak. Sehingga kakek sadar setelah seharian jatuh koma. Kakek sangat marah saat mengetahui jika madu yang diminumnya mengandung racun. Sekarang seluruh keluarga berada didalam bangsal rumah sakit kakek, kecuali Yulia yang pingsan saat tau suaminya tertuduh menaruh racun didalam madu untuk kakek. kakek Kairo akan mengadili para tersangka, hari inim

"Kenapa dalam madu itu ada racun? Jawab aku Adelio!"murka Kairo.

"Kakek, ini bukan salah ku. Aku dijebak oleh Cedric. Aku mempercayai Cedric seperti saudara ku sendiri, tetapi dia malah membuat ku dalam masalah"sendu Adelio.

"Ck... Apa kau pikir kamu akan bebas? Nama ku bukan Naila, jika melepaskan kesempatan yang baik ini"batin Naila dengan senyum jahat.

{Ding! Terdeteksi! Nilai emosi Naila (bahagia diatas penderitaan orang lain) yang ditujukan pada Adelio. Karena emosi bukan ditujukan pada anda. Maka nilai emosi tidak bisa diambil}

"Lagi-lagi Tokoh Naila menyimpang. Apasih yang dilakukannya?"batin Raymond bingung.

"Itu benar kakek Kairo, ini salah saya. Saya tanpa sengaja meberikan madu yang berisi obat untuk hewan pada Adelio. Awalnya madu beracun itu, adalah eksperimen saya untuk melumpuhkan hewan buas berbahaya"ucap Cedric menyesal. Harus Adelio akui alasan yang dibuat Cedric cukup masuk akal. Lagi pula Cedric berkerja sebagai dokter binatang di kebun binatang. Maka Cedric harus membuat beberapa obat untuk menenangkan hewan yang mengamuk.

"Apa kamu tau jika kecerobohan mu, hampir membunuh ku!!"bentak Kairo marah.

"Kakek tenanglah, ini adalah kesalahpahaman. Adelio dan Cedric tidak melakukannya dengan sengaja"ucap Naila lembut.

"Hum! Kenapa kamu membela para penjahat ini"ucap Kairo tak puas.

"Siapa yang membelanya? Aku hanya ingin menampar wajahnya tuh. Saat aku membelanya dengan baik, allu wajahny akan tertampar oleh kenyataan yang akan segera ku tampilkan"batin Naila sambil menekan remot kontrol yang menyambungkannya dengan tv dirumah sakit, yang dipinjam dari sistem, tentu saja remot kecil itu tidak gratis. Sistem akan memotong nilai pointnya nanti, kita bisa anggap ini seperti utang point. Selama Naila menekan remot kontrol kecil itu. maka pertunjukan yang spektakular akan muncul.

Ting

Tv menyala tiba-tiba, di dalam Tv tersebut terlihat gambar Adelio dan Cedric, yang berbincang.

"Adelio, kenapa kamu menuduh ku meracuni kakek?"tanya Cedric.

"Maafkan aku saudara ku, aku terpaksa melakukan ini. Jika tidak, maka kakek akan menyerahkan segalanya pada Raymond. Tapi kamu tenang saja, jika mereka menangkap mu dan menjebloskan mu kekantor polisi. Aku akan membiarkan mu kabur keluar negeri"jelas Adelio dengan raut sedih.

"Lupakan saja, aku tak perlu kabur. Bagaimana pun aku juga tak bisa membiarkan sahabat ku masuk penjara"desah Cedric sedih.

"Terima kasih"

Semua penoton terdiam melihat cuplikan film yang disutradarai oleh Naila. Naila hanya tersenyum tipis saat adegan yang di persiapkannya berhasil.

Naila memang sengaja mengirim mata-mata mengikuti setiap gerak Adelio. Lalu dengan cara itulah Naila mendapat rekamannya. Setelah itu Naila mengubahnya menjadi kaset dan membiarkannya menyala saat semua orang telah berkumpul.

Adelio dan Cedric sebagai kedua aktor yang membintangi film tadi, memiliki wajah tak sedap dipandang. Mereka menatap orang-orang yang berada disana satu persatu. Seolah mencari siapa pelaku yang merekam kejadian itu?

"Sekarang kamu tak bisa mundur, Adelio yang malang~"bisik Naila pelan.

💖💖💖

Bersambung

Menjadi Figuran Disetiap Novel (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang