Raymond, Ariel dan Naila akhirnya memasuki kamp kota B. Mereka menyewa rumah mewah dikawasan itu. Meskipun dikatakan mewah, sebenarnya jauh dikatakan mewah jika mengikuti standar sebelum ledakan zombie terjadi.
Rumah ini terbuat dari batu dengan 2 kamar di dalamnya, satu ruang tamu, satu dapur, dan kamar mandi. Jika itu di hari kekacauan maka rumah ini adalah rumah termewah.
"Ini kuncinya Tuan Raymond. Dan selamat menikmati hari mu yang indah bersama kedua istri anda, saya pamit dulu"ucap perugas itu.
"Apa maksudmu? Dia kakak ku bukan istri, dan yang satunya masih pacar"jelas Raymond santai dan melangkahkan kakinya masuk ke rumah. Perugas tadi meminta maaf atas kesalahannya dan pergi dari sana.
Sedangkan Naila hanya bisa mengeluh dengan mulut Raymond yang penipu. Raymond berani mengatakannya pacar, tetapi dia bahkan tidak memiliki satu persen pun nilai cinta. Naila hanya bisa menangis dalam hari, bahwa misi ini pastinya akan gagal.
"Kakak Ariel dan Naila satu kamar dan aku akan dikamar yang ini"jelas Raymond, Naila dan Ariel mengangguk setuju. Mereka bertiga mulai membereskan rumah, dan meletakkan barang yang ad dimobil kedalam rumah.
"Ayo istirahat sehari dulu, setelah itu kami akan melihat pusat misi. Mungkin kami bisa ikut misi"jelas Raymond lalu memasuki kamar untuk istirahat.
"Kenapa kamu diam sedari tadi? Lalu apa maksud Raymond tadi? Dia bilang kamu pacarnya?! Kapan kalian pacaran?!"tanya Ariel bertubi-tubi dengan tatapan kepo yang memenuhi pupil matanya.
"Mana aku tau? Kakak tidak usah percaya ucapan omong kosongnya. Kami tidak pacaran"jelas Naila malas. Akan sangat bagus jika Raymond benar-benar menyukainya. Sayang sekali bocah itu hanya main-main~
"Benarkah? Sayang sekali. Padahal aku ingin kamu menjadi adik ipar ku"gumam Ariel menyesal.
"Jangan terlalu berharap"ucap Naila santai sambil melipat pakaiannya dan memasukkannya kedalam lemari yang telah disiapkan.
"Dari pada memikirkan yang tidak-tidak, bagaimana jika kita keliling dan lihat apa saja yang dijual disini?"tanya Naila pada Ariel, Ariel mengangguk semangat. Semua wanita suka berbelanja, dan Ariel pun juga demikian.
Setelah Ariel dan Naila selesai memberaskan barang-baramg dan rumah. Mereka berdua keluar untuk melihat pasar kota B ini.
Tak terasa mereka berdua telah sampai di pasar dan banyak aneka makanan dan senjata. Naila memutuskan melihat belati yang tajam, sedangkan Ariel memilih membeli 3 roti untuk dimakan dirumah.
Saat mereka berdua asyik membeli barang, ada suara pertengkaran yang sangat berisik. Sepertinya pertengkaran itu adalah pertengkaran antara seorang ibu yang tidak setuju dengan kekasih putranya. Naila dan Ariel yang penasaran dan ingin memakan melon akhirnya setuju untuk menonton pertengkaran.
Plak
Yulia mengepalkan tangannya menahan amarah, dia tidak percaya bahwa dia akan dipermalukan seperti ini. Dia adalah Putri Bungsu keluarga Bella yang sangat dimanjakan. Sekarang dia harus menahan keluhan tamparan!!
"Tenang ibu! Jangan marah, nanti kamu sakit, aku akan memutuskannya oke!"bujuk Varel takut jika ibunya, Helena jatuh sakit karena marah. Naila yang menonton pertunjukkan hanya bisa memberi label jijik pada Varel.
Varel Rayno, protagonis pria ketiga dalam novel ini, sekaligus sepupu protagonis pria pertama yaitu Adelio Liona. Varel dalam novel aslinya memang dikenal sebagai pria pengecut yang bahkan tidak berani mempertahankan cintanya.
Meskipun memang sangat bagus menuruti perintah ibu mu, hanya saja seharusnya kamu tidak mencoba memberikan harapan palsu pada gadis tidak bersalah.
"Kamu?!"Yulia tidak percaya jika Varel bajingan ini akan mengatakan omong kosong. Jelas pria itulah yang mengejarnya, tetapi Yulia hanya menolaknya dengan sopan, karena Yulia ingin menikah dengan takdirnya Raymond. Meskipun begitu, Varel tetap mendekatinya dan Yulia merasa tidak enak dan mereka berdua pun mencoba untuk berkencan.
Siapa yang tau jika dihari pertama berkencan, Yulia akan dipermalukan?!
"Tunggu dia Yulia kan?"seru Ariel ingin membantunya, tetapi tangannya ditahan Naila.
"Di hari-hari kekacauan ini. Kita tidak bisa percaya dengan mudah dengan siapa saja kakak. Bagaimana jika tanpa sengaja kita mengudang orang jahat?"bisik Naila mengingatkan. Ariel mengangguk, memang sepanjang perjalanan ke kota B, Ariel telah melihat berbagai tindakan tak tau malu yang bisa dilakukan manusia. Banyak pengkhianatan yang terjadi dan topeng-topeng penyamaran manusia telah terbuang menunjukkan sifat buas mereka yang tersembunyi.
"Ariel?!"Yulia yang menatap Ariel, merasa melihat penyelamatnya datang. Yulia ingin melemparkan dirinya kepelukan Ariel, tetapi sebelum sempat memeluk Ariel. Naila menerapkan kekuatan angin padannya dan mengakibatkan Yulia terhempas menjauh.
"Kamu?!"seru Yulia kesal, awalnya Yulia hanya melihat Ariel. Tetapi tidak menyangka musuh bebuyutannya muncul.
Naila Rias, gadis penggemar nomor satu Raymond. Sejenis otak cinta yang akan melakukan apa saja untuk cintanya. Bahkan jika itu mengorbankan nyawanya.
"Jangan sentuh Kak Ariel"jijik Naila. Semua orang yang menatap Naila dengan kagum. Bagaimana pun Naila adalah gadis muda dan cantik, ditambah lagi dia memiliki kemampuan elemen. Siapa pun pasti menginginkan Naila menjadi menantunya.
Termasuk Helena, mata Helena berbinar dan merapikan rambutnya. Berharap terlihat rapi dan bisa membujuk Naila menjadi menantunya.
"Nak Ariel, kamu ingat tante?"tanya Helena basa-basi. Ariel mengangguk sopan. Karena dia memang mengenal Helena yang merupakan Bibi dari tunangannya, Adelio Liona.
"Siapa teman mu yang cantik ini?"tanya Helena penasaran. Ariel yang menangkap tujuan pembicaraan Helena, waspada tingkat tinggi. Ariel tidak akan membiarkan calon ipar yang di inginkannya direbut oleh orang lain.
"Naila Rias, dia adalah pacar Raymond"ucap Ariel dengan senyum sopan. Helena hanya bisa menatap Naila dengan pandangan menyesal. Tetapi tatapan itu hanya bertahan sebentar, dan dia kembali seperti semula. Lagi pula itu pacar, bukan istri. Helena yakin jika Putranya tak kalah tampan dengan Raymond.
"Pacar toh, belum nikahkan? Bagaimana kalo Nak Naila dengan putra saya saja. Putra saya itu tampan, pintar masak, baik hati dan penyabar... Bla...bla"Naila mengabaikan ucapan Helena yang menurutnya sangat berisik. Kenapa juga Naila ingin berhubungan dengan pria pengecut? Terlebih lagi Helena bukanlah mertua baik.
"Maaf Tante Helena. Aku dan Ariel harus pulang dulu. Nanti Raymond akan khawatir mencari kami"pamit Naila dan menarik Ariel pulang.
"Tunggu dulu!"Helena mengkode putranya untuk mengambil kesempatan.
"Biar saya antar"ucap Varel dengan senyum sopannya.
Saat Varel ingin melangkah mendekat, semburan bola api jatuh tepat didepannya. Dia tidak menyangka jika hampir terkena bola api yang sangat panas. Dan pelakunya adalah Raymond yang menatap dingin.
"Heh! Beraninya kamu menggoda pacar ku!"dengus Raymond kesal.
💖💖💖
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Figuran Disetiap Novel (END)
FantasyNaila tanpa sengaja mengikat sistem yang memberinya upah 3 permintaan, selama dia menyelesaikan misi. Dengan semangat membara, Naila mulai melaksanakan misi diberbagai Dunia Novel sebagai Figuran yang malang, serta membalaskan dendamnya. Hanya saja...