56_Hukuman Mati Untuk Penghianat!

91 19 0
                                    

Sayang deh sama kalian~
Selamat membaca 😄

💙💙🖤💙

Adelio mengerutkan kening tidak setuju dengan proposal Cedric, seorang penghianat harus dihukum mati. Jika dimaafkan maka semua orang akan berhianat.

"Kita bisa menjadikannya pelayan atau pekerja tanpa bayaran dari pada sia-sia membunuhnya. Lagi pula kematian hanya membuatnya sakit sekali, tetapi hidup akan membuatnya lebih menderita"jelas Cedric, para pengsungsi mulai berdiskusi setuju dengan tanggapan Cedric. Bahkan Adelio yang menentangnya akhirnya sedikit tergerak.

"Oh... Apa itu kamu?"Batin Raymond yang telah menebak identitas Cedric. Kebetulan Raymond memiliki kebencian lama padanya. Maka Raymond tidak akan menyia-nyiakan objek balas dendamnya menang.

"Kenapa kamu membela Nona Yulia. Apa kamu suka dengannya?!"ejek Raymond, semua mata menatap Cedric menjadi tidak ramah.

"Aku tidak menyukainya!"sangkal Cedric.

"Begitukah?"Raymond mengucapkannya dengan nada main-main. Dengan santai Raymond berjalan keluar dari mobil, dan melangkah kearah Yulia. Setelah berdiri tepat didepan Yulia. Raymond menarik kerah Yulia dan melemparkannya kegerombolan zombie.

"Akhhhhh..."teriakan kesakitan terdengar menakutkan, semua orang gemetar.

(Ding! Misi gagal!)

"Jangan berdebat, zombie semakin dekat. Lebih baik kita mundur!!"ucap Raymond dengan senyum bahagia.

Cedric sangat marah! Dia tidak percaya misinya gagal dan itu di sebabkan oleh bajingan ini!

Cedric tidak akan memaafkannya!!

Dengan ganas Cedric menyerang Raymond tanpa peduli dengan zombie yang sudah mengepung mereka berdua.

"Tuan Cedric! Apa yang kamu lakukan!!"teriak Adelio melerai pertarungan. Sebelum Adelio mengambil tindakan memisahkan Mereka berdua, Naila menepuk pundaknya untuk menghentikan tindakannya.

"Jangan pedulikan mereka berdua. Kamu bawa semuanya ketempat aman. Zombie dan pertengkaran antara Raymond dan Cedric serahkan pada ku"ucap Naila pada Adelio, awalnya dia ragu meninggalkan gadis kurus ini.

Tetapi setelah mengingat bahwa Naila bisa terbang, Adelio akhirnya setuju dan menyerahkan medan pertarungan ini pada Naila.

"Ck... Awalnya aku ingin bersantai. Tapi kedua anak nakal ini malah bertarung"keluh Naila. Naila terpaksa menunjukkan kekuatannya. Sebuah badai angin besar keluar dari tangan mungil Naila, dan menyapu para zombie yang melaju kearah pengungsi lainnya. Tindakan itu hanya terjadi 2 detik dan semua zombie telah disapu oleh angin topan. Entah kemana perginya 50 zombie tadi. Para pengungsi menatap Naila dengan ngeri, tidak menyangka tubuh mungil itu memiliki kekuatan yang besar.

"Berhenti melamun dan pergi!"ucap Naila acuh, akhirnya para pengungsi pun buru-buru pergi dan tidak berani menolak perintah Naila.

"Sekarang tinggal dua anak ini, apa yang harus ku lakukan?"keluh Naila kesal.

"Hum?"Naila merasa ada yang menatapnya, dengan waspada Naila menatap kesalah satu pohon. Dan melihat Naomi yang makan cemilan dengan bahagia, jangan lupa sebotol soda di sampingnya.

"..."apa dia sedang menonton kami  seperti sirkus pertunjukan?

Naila menghampiri Naomi dan dalam sekejap dia sudah duduk disamping Naomi. Naomi hanya menatapnya sekilas setelah itu, dia melanjutkan makan kripik enaknya.

"Tidak takut ku bunuh?"tanya Naila basa-basi.

"Hanya kamu sendiri?"angkuh Naomi meremehkan. Sepertinya Naomi lupa saat dirinya dipukuli Naila.

"Kamu sangat berani"kekeh Naila tidak peduli, dan mengambil kripik ditangan Naomi lalu memakannya dengan senang hati.

"Dari sistem mana kamu?"tanya Naila dengan santai. Naomi menatap Naila dengan mata menyipit.

"Coba tebak?"canda Naomi.

"Yah, aku tidak peduli apa kamu, hanya saja aku ingin memperingatkan mu. Berhati-hatilah untuk berbuat, jangan menyentuh target misi ku"ancam Naila dingin.

"Oh... Siapa target misi anda?"tanya Naomi penasaran.

"Raymond dan Ariel"

"Tenang saja! Aku hanya balas dendam dengan Cedric. Jadi kami bukan musuh"jelas Naomi dengan senyum tidak berbahaya.

"Oh...bagus dong"

"Aku sudah puas menonton, aku pamit dulu. Nona Naila"pamit Naomi lalu pergi dengan santai. Naila menatapnya sebentar, lalu pandangannya berpindah pada pertarungan Raymond dan Cedric.

"Aku harus berpura-pura menyelamatkannya dan terluka parah! Adegan klise ini ku harap bisa membuat Raymond jatuh hati. Meskipun aku masih ragu hal itu berhasil"batin Naila tak berharap lebih.

💖💖💖

Yulia POV:

Sangat panas dan menyakitkan, kenapa hal ini terjadi pada ku?

Aku hanya ingin akhir bahagia, tetapi semuanya berbeda dengan keinginan ku. Karena itulah aku sangat kecewa!
Sangat kecewa dengan hasil yang tidak ku inginkan.

Karena kekecewaan itulah, aku berniat membuat mereka merasakan apa yang ku rasakan. Tetapi seolah dunia menertawakan ku. Rencana ku terbongkar setelah aku baru memulai.

Aku sangat putus asa!

Aku memohon untuk diselamatkan, tetapi mereka mengabaikan ku. Bahkan Ariel sahabat ku meninggalkan ku.

Kenapa?

Kenapa kamu tidak menyelamatkan ku?!

Jika aku tau ini akan terjadi, maka Yulia tidak akan meletakkan harapan pada orang lain. Yulia akan berjuang dengan usahanya sendiri untuk itu.

Jika saja Yulia diberi kesempatan lagi. Yulia akan bergerak dan melakukan apa pun untuk dirinya sendiri. Dan tidak repot-repot bergantung pada orang lain.

"Jika aku protagonis dunia ini
Maka aku pasti diberi kesempatan kedua kan? Aku sangat iri dengan Ariel"bisik Yulia lalu menutup matanya lelah.

💖💖💖

Bersambung

Menjadi Figuran Disetiap Novel (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang