42_Alat Pelacak?

118 19 0
                                    

"Oh"jawab Xavier yang sudah menduga bahwa dirinya ditolak.

"..."Naila kehabisan stok kata-kata. Xavier tersenyum dengan eksperesi konyol pujaan hatinya. Meskipun begitu, Xavier yang menatap seluruh eksperesi Naila, dapat membaca jika Naila juga memiliki sedikit perasaan untuknya. Meskipun itu sedikit, Xavier tidak masalah. Toh, Xavier akan membuatnya jatuh cinta sepenuhnya dengannya. Perlahan wajah Xavier dicondongkan kearah wajah Naila, mata Naila membulat sempurna karena terkejut. Naila memundurkan tubuhnya kebelakang menghindari Xavier yang semakin mendekat. Naila mulai memarah, pikirannya berisi berbagai teks Novel Romansa yang sering dibaca, yang adegannya tentang protagonis pria yang mencium protagonis wanita dengan ciuman bergairah. Naila memejamkan matanya takut dan penuh harap, hanya saja ciuman itu tidak datang. Xavier berhenti mendekat saat hidung mereka bersentuhan.

"Jangan khawatir, aku akan menunggu mu disini. Jika kamu tidak bisa kesini. Maka aku yang akan menghampiri mu"ucap Xavier dengan senyum cerah.

"Hah"Naila melongo dengan ucapan Xavier, sekaligus malu karena mengharapkan ciuman bergairah.

Memalukan...

"Nona Naila sangat imut"gumam Xavier gemas.

"Kamu!!"geram Naila yang masih malu.

"Jangan galak Nona Naila, aku tau jika kamu diam-diam menantikan ciuman ku kan? Ngaku deh"goda Xavier.

"Huft..."Naila mengabaikan Xavier tidak peduli.

"Nona Naila tidak akan melupakan ku kan?"tanya Xavier memecah kesunyian.

"Tidak"

"Nona Naila, jika boleh tau apa misi mu? Dan kapan kamu pergi?"Naila terdiam saat di ingatkan misi. Naila awalnya selalu ingin menyelesaikan misi dengan cepat, tapi khusus untuk misi ini. Naila merasa ingin tetap lebih lama disini. Naila memijit pelipisnya, Naila sangat bingung dengan gejolak emosi yang saling bertabrakan, dan pelaku penyebab semua ini adalah Xavier.

Iya, ini ulahnya. Jika Xavier tidak menujukkan kesungguhannya untuk tetap mencintainya serta menunggunya yang tanpa kepastian.

"Aku tidak mau menjawabnya!"dengus Naila kesal.

"Begitu"jawab Xavier dengan cahaya redup dimatanya. Naila merasa bersalah dengan eksperesinya.

"Misi ku membalas budi keluarga Kirana dan hidup mandiri. Untuk balas budi sudah ku laksanakan. Lalu hidup mandiri, ku rasa sebentar lagi akan selesai"jelas Naila.

[Tuan Rumah! Kenapa kamu memberi tau misi!!😣]

"Biarkan saja. Jangan berisik"gumam Naila pada sistem.

[Tuan Rumah!! Anda benar-benar! Terserah anda saja. Jika sesuatu terjadi, jangan datang kepada ku dan menangis! 😠]

Sistem mendengus dengan kesal, lalu meninggalkan Tuan Rumah yang  lagi dimabuk asmara.

"Begitu"gumam Xavier sedih.

Naila hanya bisa menghembuskan napas dengan situasi cangung dan membingungkan ini. Jika boleh jujur, Naila juga ingin mencoba menjalin hubungan dengannya. Hanya saja dengan situasinya sekarang, pasti akan sulit.

Naila tidak menjamin jika dirinya akan membuatnya menunggu lama atau tidak. Dari pada dibingungkan dengan situasi yang membuat frustasi. Lebih baik menolaknya saja, maka perasaan ini akan hilang.

Toh, Naila yakin jika Xavier pasti akan bersama dengan gadis cantik lainnya, setelah dia pergi ke misi lainnya.

Membayangkan saja membuatnya kesal. Apa perhatian Xavier nanti akan diberikan pada gadis lain?

Naila tau dan sangat sadar jika perasaan marah yang tidak mendasar ini adalah salah. Lagi pula Xavier berhak bahagia dengan cinta lainnya.

Hanya saja Naila metasa sedikit tidak mau, jika cinta yang ditujukan padanya tiba-tiba hilang.

Apa ini dinamakan egois?

Meskipun kamu bukan milik ku, tapi kamu tidak di ijinkan menjadi milik lainnya.

Naila agak merinding dengan isi pikirannya. Naila menngelengkan kepalanya pelan, untuk mengusir pikiran jahat yang membisikkan ke dalam pikirannya.

"Nona Naila"panggil Xavier.

Naila mendongak dan menatap Xavier, untuk menunggu ucapan yang ingin dikatakannya.

"Apa Nona Naila bisa menjanjikan satu hal? Aku ingin anda berjanji untuk tidak melupakan ku"ucap Xavier tulus.

"Hanya itu?"Naila kebingungan dengan janji yang menurut Naila tidak penting. Naila berpikir jika Xavier akan meminta dirinya untuk menetap disini, meskipun Naila tau itu tidak berhasil. Atau mungkin setidaknya memintannya untuk datang kesini lagi, setelah seluruh misinya selesai.

"Apa anda bingung kenapa saya tidak meminta anda menetap atau berjanji untuk datang kesini lagi?"tanya Xavier selah bisa membaca isi pikiran Naila.

"Hum"Naila mengangguk.

"Karena aku punya keyakinan jika kamu pasti akan kembali dan aku akan menunggu mu untuk itu. Selain itu, jika kamu tidak bisa kesini, aku akan mencari mu sendiri. Makanya aku hanya meminta jangan melupakan ku"jelas Xavier.

"Bagaimana cara mu mencari ku?"tanya Naila curiga. Anak ini tidak akan mengikat sistem juga kan? Jangan tanya kenapa Naila curiga, lagi pula Naila agak trauma dengan berbagai macam orang yang selalu muncul dengan sistem. Mulai dari Sistem Perbaikan Plot, Sistem Keputusasaan, dan Sistem Pengumpulan Emosi.

"Aku adalah jenius sihir. Meskipun sulit, aku bisa menghampiri mu kedunia lain"ucap Xavier percaya diri.

"Lewat apa?"tanya Naila waspada. Lagi pula siapa yang suka jika ada alat pelacak pada dirinya?

Sihir teleportasi antar dimensi bisa dilakukan tetapi harus memiliki titik ko-ordinatnya. Jadi Naila curiga jika Xavier meninggalkan sesuatu padanya. Xavier yang merasa terciduk, hanya bisa tertawa garing dan tidak berani menjawabnya.

"Xavier"panggil Naila dengan nada mengancam.

"Jangan galak pada ku! Jika kamu menemukan alat pelacak ambil dan buang saja. Kenapa kamu menuduh ku?! seolah aku melakukan sesuatu yang salah"ucap Xavier tidak puas.

"Aku tidak akan galak jika kamu tidak berbuat salah. Katakan pada ku, apa yang kamu lakukan?!"Xavier tetap bungkam tidak menjawab. Xavier sudah sangat sulit meninggalkan alat itu, kenapa dia mau membuka mulut?
Xavier adalah orang cerdas meskipun terkadang sangat lugu dalam hal percintaan.

"Hah... Lupakan saja, aku pasti akan membuangnya dan melemparkannya pada mu jika menemukannya"geram Naila.

💖💖💖

Bersambung

Menjadi Figuran Disetiap Novel (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang