38_Makan Melon

112 19 4
                                    

"Tunggu dulu!"cegah Yulia.

"Aku juga ingin mengatakan jika ayah dan ibu, serta Ginata, sedang mencemaskan mu"ucap Yulia tulus.

Naila hanya menatapnya dengan datar, sangat malas dengan anak muda yang suka memancing masalah.
Jika kamu kecanduan mancing, lebih baik mancing di laut deh.

"Naila ayo pulang!"ajak Yulia, setelah tidak mendapat respon apa pun.

"Kenapa harus pulang?"tanya Naila pelan.

"Kalian bukan keluarga kandung ku. Kenapa aku harus kesana?"Naila terkekeh dengan ilusi aneh, Yulia.

"Di rumah itu, aku selalu dipermalukan. Kenapa aku ingin pergi kesana? Apa aku memiliki masalah otak? Selain itu, kehadiran ku tidak disambut disana. Jadi jangan repot-repot"lanjut Naila kesal, Yulia tertegun sekaligus bingung saat mendapat omelan dari Naila.

Yulia sangat mengenal Naila. Naila adalah anak yang rindu akan kasih sayang, dan selalu menderita ketakutan jika posisinya direbut.

"Naila, kamu salah paham! Kami semua mencemaskan mu"bela Yulia.

"Oke, hentikan. Aku tidak tertarik untuk main-main dengan mu"ketus Naila dan menarik Xavier pergi dari tempat menyesakkan itu.

"Tunggu dulu, Nona Naila!"tahan Cedric.

"Ck... Ada apa?"tanya Naila ketus.

"Itu...Aku ingin mendiskusikan sesuatu dengan mu. Apa bisa?"tanya Cedric penuh harap.

"Tidak, aku sibuk"tentu saja, Naila akan menolaknya.

Naila tidak bodoh, dia tau jika Cedric pasti mencurigainya. Dari pada repot-repot di introgasi, lebih baik ayo hindari dia. Lagi pula dia tidak tau Naila Tuan Rumah sistem yang mana? Naila yakin jika Cedric, tidak akan bertindak gegabah.

💖💖💖

"Tuan, 2 jam lagi kami akan rapat. Ini berkasnya"ucap Kama pada Raymond.
Raymond mulai memeriksanya, dengan teliti.

"Baiklah, kami akan..."Raymond menghentikan ucapannya karena mendengar keributan disebrang restoran tempatnya berada sekarang. Raymond yang melihat pertengkran para protagonis. Akhirnya berniat kesana untuk makan melon, dan jika ada kesempatan kami bisa menyikat nilai emosi.

"Di rumah itu, aku selalu dipermalukan. Kenapa aku ingin pergi kesana? Apa aku memiliki masalah otak? Selain itu, kehadiran ku tidak disambut disana. Jadi jangan repot-repot"geram Naila.

Raymond menatap Naila yang bertengkar hebat dengan Yulia. Yulia sepertinya kewalahan dengan amukan Naila. Raymond juga memperhatikan eksperesi Cedric yang agak waspada pada Xavier. Serta tangan Xavier tang masih setia menggandeng Naila.

Dari gambaran ini saja, Raymond sepertinya sudah menebak identitasnya. Orang yang disukai oleh Xavier adalah pemilik Sistem Balas Dendam Umpan Meriam dan Cedric yang mengenali Xavier, memiliki arti jika dia pemilik Sistem Perbaikan Plot.

Raymond tersenyum cerah, dia tidak menyangka jika mereka akan bertemu dalam misi ini lagi. Dia diam-diam berpkir, jika dia mengungkapkan identitas mereka. Apa mereka akan saling membunuh?
Atau saling melempar trik?
Tapi sebenarnya lebih baik untuk menyikat nilai emosi dengan rahasia besar ini.

"Dengan ini maka Nilai emosi Naila dan Cedric telah aman. Tetapi siapa target ketiga ku?"batin Raymond berpikir diam-diam.

"Tunggu! Nona Naila, saya ingin berbicara penting!!"tahan Cedric. Raymond merasa jika telah datang waktunya untuk debut. Dia menarik napas dalam-dalam dan berjalan santai ketempat mereka berada.

"Tidak sopan untuk memaksa seorang gadis, Tuan Cedric"ejek Raymond.

{Ding! Tokoh Cedric ingin (mencabik mu). Jumlah nilai emosi 40%}

"Ini bukan urusan mu!!!"geramnya kesal.

"Urusan? Tentu saja ini urusan ku. Kenapa kamu mengganggu pacar ku? Kamu benar-benar bajingan, tidak cukupkah kamu berpacaran dengan Nona Yulia? Sekarang kamu menggoda pacar orang"Raymond memandang Cedric dengan jijik.

{Ding! Cedric ingin (membunuh anda! Nilai emosi saat ini 70%}

{Ding! Naila mencap anda (Tidak Tau malu) Nilai emosi untuk tokoh Naila berjumlah 30%}

"Wow! Aku tidak menyangka akan mendapat sumbangan emosi secara bersamaan"batin Raymond kagum.

"Aku tidak berpacaran dengannya. Yang ku cintai adalah Adelio!"seru Yulia tidak terima.

"Benar juga, Tuan Cedric bukan pacar tapi Ban serep cadangan mu"ejek Raymond dengan senyum lucu.

{Ding! Cedric ingin (membunuh) mu! Nilai emosi 80%}

{Ding! Yulia (kesal) serta ingin (membunuh) anda. Nilai emosi 50%}

"Layak menjadi protagonis. Sejauh ini, ini yang paling jauh"batin Raymond bersemangat. Meliht eksperesi semangat Raymond, Cedric merasa ada yang salah dengan kepala Raymond. Kenapa Raymomd berperilaku aneh?

Dengan waspada Cedric menyipitkan matanya. Jangan katakan jika Raymond sedang memancing emosi dan pertengkaran. Tetapi apa tujuannya?

Cedric sangat kebingungan, apa yang di lakukannya?

"Jika tidak ada lagi urusan, aku akan pergi"acuh Naila.

"Tunggu sebentar"kali ini bukan Yulia atau pun Cedric yang menghentikan Naila, tetapi Raymond yang menghentikannya.

"Apa?!"kesal Naila, sedari tadi selalu ditahan dan itu membuat Naila tidak nyaman.

"Apa kamu tidak ingin tau cerita lucu, contohnya tentang..." Raymond sengaja menghentikan ucapannya sebentar, setelah itu dia melanjutkannya dengan bahagia.

"Sistem"ucap Raymond pelan. Mata Naila dan Cedric membulat bersamaan. Ada rasa ketakutan dihati mereka, ketakutan identitas asli terbongkar.

{Ding! Cedric (ketakutan) pada ucapan Tuan Rumah. Nilai emosi untuk Tokoh Cedric saat ini berjumlah 100%. Selamat Tuan Rumah berhasil mengumpulkan Nilai emosi satu Tokoh. Tersisa 2 tokoh lagi! Semangat Tuan Rumah!! 😆}

{Ding! Naila sangat (ketakutan) pada ucapan Tuan Rumah! Nilai emosi untuk Tokoh Naila saat ini telah mencapai 100%, selamat Tuan Rumah telah mengumpulkan 2 emosi penuh. Tersisa satu lagi, tokoh yang perlu di sikat nilai emosinya!}

Raymond tersenyum tipis saat nilai emosinya langsung menjadi penuh.
Heheeeee... Raymomd telah menduga jika hal ini akan terjadi. Sekarang pertunjukan akan dimulai.

💖💖💖

Bersambung

Menjadi Figuran Disetiap Novel (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang