36_Xavier Agatta dan Perasaannya

116 19 0
                                    

Mereka berdua atau lebih tepatnya, Xavier dan Naila telah memasuki ruang makan pribadi di salah satu restoran bintang lima.

Naila tidak menyentuh makanan apa pun didepannya, dirinya hanya diam dan ingin segera pulang setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Xavier.

Tapi sudah setengah jam mereka hanya duduk dan diam, tidak ada tanda-tanda Xavier akan memulai percakapan.

"Jika tidak ada yang ingin dikatakan, aku akan pulang"ucap Naila pelan, dan ingin beranjak dari kursinya.

"Tunggu!"Tahan Xavier dengan wajah memelas.

"Aku akan mengatakannya dengan cepat"Naila akhirnya duduk, saat Xavier menjanjikan akan mengataannya dengan cepat.

"Aku... Aku... Aku menyukai mu! Sudah lama aku menyimpan perasaan ini"ucap Xavier gugup dan memberikan mawar merah, Naila memerah saat mendapat perlakukan seperti itu.

Meskipun perilaku Xavier agak canggung saat mengemukakan perasaan, secara keseluruhan tindakan beraninya harus diberi apresiasi.

Jika itu Naila, Naila tidak yakin akan mengungkapkan perasaannya pada orang disukainya dengan blak-blakkan.

Sekarang Naila bingung bagaimana membalas pernyataan cinta Xavier ini. Jika boleh jujur dengan segenap hati, Naila tidak pernah mendapat situasi yang aneh ini. Naila bahkan tidak pernah mendapat pengakuan dari seorang pria, saat tiba-tiba mendapat pernyataan cinta dari seorang pria dan ditambah lagi pria itu sangat tampan. Naila menjadi kebingungan, apa yang akan dilakukannya?

Membalas "iya"

Atau menolak dan mengatakan "tidak'

Sungguh membingungkan.

"Aku tidak minta jawaban, aku hanya ingin mengungkapnya"ucap Xavier pelan, yang sepertinya sudah membaca eksperesi bingung Naila.

"Begitu"tanggap Naila.

"..."suasananya tiba-tiba menjadi canggung. Mereka terdiam lama, tidak tau harus melakukan apa?

"Hah..."desah Xavier sedih karena perasaan canggung ini.

"Berapa lama Nona Naila disini?"tanya Xavier memecah keheningan.

"Aku tidak tau"jawab Naila.

"Lalu apa tujuan Nona Naila kesini? Apa ada semacam tugas?"tanya Xavier tepat sasaran.

"Kamu tau jika aku disini karena tugas?"tanya Naila terkejut.

"Nona Naila sangat polos, tentu saja aku bisa menebaknya. Jangan lupa, aku dulu adalah Putra Mahkota. Lalu mencoba mencocokkan dengan ingatan ku tentang mu, maka sangat mudah untuk menebak bahwa kamu sepertinya sedang melaksanakan tugas, dan sepertinya untuk sementara kamu akan merasuki tubuh seseorang untuk menyelesaikan tugas itu"untuk Analisis Xavier, Naila harus memberikan ancungan empat jempol. Bahkan bisa menebak jika Naila merasuki tubuh untuk menyelesaikan misi, sungguh luar biasa.

Jika Naila memiliki kemampuan itu, maka Naila tidak perlu was-was dengan sewaktu-waktu ditikam oleh Sistem Perbaikan Plot. Sayang sekali, Naila tidak memiliki bakat seperti itu.

"Kamu benar, tapi karena kamu bisa menebak identitas ku. Maka bisakah kamu menebak identitas yang lainnya?"pertanyaan ini tentunya Naila ajukan pada Xavier agar bisa mendapat identitas dari Tuan Rumah Sistem lainnya.

"Tentu saja aku tau, apa anda ingin tau? Tapi itu tidak gratis loh"

"Oh... Lalu apa bayarannya?"tanya Naila tak peduli. Nailsa sangat ingin mengetahui identitas musuhnya kali ini.

"Ayo kencan dengan ku selama sebulan, dan akan ku beri tau identitasnya"tawar Xavier.

"Hanya kencan?"

"Iya, hanya kencan"

"Baiklah, sepakat"ucap Naila dan menjabat tangan Xavier.

"Ayo makan, nanti makanannya dingin"bujuk Xavier. Naila yang dalam suasana baik, akhirnya memilih menyetujuinya. Mereka akhirnya memakan makanan itu, dengan diselingi canda tawa.

💖💖💖

Di sisi lain, Raymond sedang mencatat tentang semua point-point penting yang akan terjadi, Raymond berharap hal ini bisa membantunya menyelesaikan misi.

Sekedar informasi, tubuh yang dirasuki Raymond bernama Raymond Wesley. Raymond Wesley adalah bos terakhir dari novel ini, atau bisa kita katakan antagonis terkuat.

Dalam cerita aslinya, Raymond Wesley adalah pria yang suram dan penuh dendam. Raymond Wesley menjadi bos terakhir yang menghancurkan bisnis keluarga protagonis wanita, tetapi karena efek halo protagonis. Meskipun Raymond Wesley adalah orang yang kuat, Raymond Wesley akhirnya kalah dibawah gabungan serangan protagonis pria dan wanita.

Dalam novel aslinya juga dijelaskan alasan terperincinya, mengapa Raymond Wesley mati-matian membalas dendam?

Alasannya membalas dendam adalah karena perasaan kebencian yang sangat besar. Kebencian itu berasal dari perlakuan buruk mereka pada ibu dari Raymond Wesley.

Nama Ibu dari Raymond Wesley adalah Karin. Saat itu Karin hanyalah gadis polos biasa yang dimabuk cinta, tanpa tau status Brivan yang sudah memiliki istri dan anak. Karin mencintainya dan bahkan menikah dengannya.

Setelah beberapa saat-saat yang membahagiakan, Karin akhirnya mengandung dan anak ini diberi nama Raymond Wesley. Awalnya Karin ingin dia Mendapatkan nama belakang Ayahnya yaitu "Kirana". Tetapi Brivan menolak, akhirnya Karin yang memiliki otak cinta, setuju saja.

Kebahagian mereka terus berjalan, dan putra mereka telah tumbuh menjadi pria remaja yang tampan. Suatu hari, ditengah malam yang hujan deras. Raymond Wesley dan Karin, menunggu kehadiran Brivan dari kerjanya diluar kota.

Tapi mereka tidak mendapatkan kabar dari kedatangan Brivan, yang meraka dapatkan adalah surat ancaman dari istri sah Brivan yang bernama Natalie.

Karin yang mendengarnya tentu tidak percaya begitu saja. Karin akhirnya memutuskan pergi bersama putranya ke kota, untuk melihat kebenarannya.

Saat sampai disana, betapa terkejutnya Karin. Saat menyadari fakta bahwa Brivan memang telah menikah dengan Natalie, dan memiliki 2 anak. Anak pertama bernama Naila sedangkan yang kedua bernama Ginata. Saat itu, kebenaran Naila tertukar dengan Yulia, belum terungkap.

Karin merasa hatinya sangat hancur, dan tidak terima. Akhirnya Karin memutuskan meminta penjelasan pada Brivan. Tetapi Brivan yang ketakutan dengan mertua dan istri pertamanya Natalie. Bagaimana pun Brivan telah mendapat teguran dari mereka karena perselingkuhannya, jika Karin masih melompat dan membuat keributan. Maka akhirnya mereka akan malu di pergaulan kelas atas. Akhirnya Brivan memilih untuk membunuh Karin yang selalu melompat-lompat di depannya.

Saat itu, Brivan tidak menyadari jika pembunuhannya di saksikan oleh Raymond, putra mereka. Brivan hanya berpikir jika Raymond mungkin ada di pedesaan, tempat tinggal mereka yang lama.

Karena memang saat pertengkaran Karin dan Brivan, Raymond tidak pernah keluar kamarnya, karena takut dengan pertengkaran orang tuanya.

Semua ingatan yang mengerikan itu, selalu berputar dibenak Raymond dan membuatnya hidup dalam gelombang balas dendam.

Setiap napas Raymond Wesley, selalu memikirkan balas dendam. Karena itulah dicerita aslinya dia tak segan-segan menghancurkan keluarga Kirana, bahkan siapa pun yang mencoba melindungi keluarga Kirana akan disingkirkannya tanpa kecuali.

{Tuan Rumah}

Panggil sistem mengingatkan, sepertinya tanpa sadar Raymond terpengruh emosi dari pemilik aslinya. Emosi kebencian ini sangat kuat, dan hampir menelannya.

"Anak ini sangat malang"bisik Raymond merasa kasian.

"Selain mengumpulakan emosi. Mari kita juga hancurkan keluarga Kirana"bisik Raymond dengan kilatan emosi membunuh.

💖💖💖

Bersambung

Menjadi Figuran Disetiap Novel (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang