Malam yang begitu sunyi di jalanan puncak, tak ada kendaraan apapun yang melawati, kecuali sebuah Mazda MX-5 ND berwarna abu-abu yang melintasi jalanan sepi bukit tersebut.
"Sepi banget, tumben banget ga ada komunitas Drift amatiran?" Ucap Adel.
Ia pilih menyetel sebuah lagu dari audio display mobilnya sebagai pemecah kesunyian. Ia sesekali melihat kebelakang melalui kaca spion mobil. Seberkas cahaya mobil terlihat.
"Orang lewat." Cahaya tersebut semakin mendekat, padahal kecepatan Adel termasuk tinggi.
"Sialan, mereka ngajak duel!" Segera Adel mulai berakselerasi.
Tanpa sengaja duel balap pun terjadi di jalanan pegunungan tersebut, Adel melaju untuk mempertahankan posisinya namun mobil yang di belakangnya amatlah kencang, apalagi bukan hanya 1 melainkan 3 mobil yang ada di belakangnya.
"Apa? Ini apaan?" Adel tak bergeming saat 3 mobil tersebut tepat berada di belakangnya.
Adel tak mau mengalah dan memilih untuk mempertahankan kecepatannya meskipun jalanan pegunungan yang terkenal berliku-liku bisa membunuhnya kapan saja.
"Ini belokan tajam, ga mungkin mereka bisa nyalip!" Adel pun mengover gigi dan melakukan manuver drifting dengan apik.
Namun malahan 3 mobil tersebut memacunya dengan manuver drift juga. Sebuah kejutan yang tak terduga bagi Adel, mengingat ia adalah salah satu pembalap drift di Ibukota
"Apa... Kok...." Sebuah Mitshubishi Galant berwarna abu-abu menyalip Adel, di susul dengan mobil yang mirip AE86 Trueno berwarna putih.
"Galant itu, pasti udah di rombak jadi AWD, dan itu Trueno.... B... Bukan itu S12." Adel pun pilih bertarung habis-habisan dengan S12 tersebut, mencoba memacunya dengan harapan bisa menyelamatkan reputasinya sebagai pembalap drift terbaik, namun rupanya nihil.
"Dia alot!"
Seberkas cahaya terakhir tampak menyalip Adel, lucunya mobil tersebut terlihat mungil bahkan jika disandingkan dengan Miata milik Adel mobil itu seperti anaknya.
"Cappucino?? Kok bisa??" Adel melihat kaca belakang mobil Cappucino tersebut, terdapat logo sebuah bengkel yang sedikit asing di telinganya dan 3 mobil tersebut melaju meninggalkan Adel.
Adel memberhentikan mobilnya dan keluar. Ia syok dan terdiam melihat sebuah kengerian terjadi tadi.
"Apa... Siapa mereka?".
Esok hari yang cerah di sebuah SMA, Freya tengah duduk di kursi taman sembari makan roti.
"Woi...." Tiba-tiba saja Fiony menepuk bahunya dan duduk di sebelah Freya.
"Ih apaan sih ngagetin aja!" Kesal Freya.
"Yaelah gitu aja kaget, btw bagi dong rotinya!" Pinta Fiony.
"Helloo... Tantri, lu itu anak orang kaya ya, gua belum sarapan, kalo mau lu traktir gua deh!" Ucap Freya.
"Yee... Yang bener aja." Rungut Fiony.
Jessi salah satu teman Tantri dan Nurdhana tersebut nimbrung sambil membawa sebuah iPad.
"Wedeh.... Lagi asik nih!" Ucap Jessi basa-basi.
"Nggak, lagi berantem sebenernya!" Sahut Fiony.
"Dih... Lu yang mulai!" Ketus Freya.
"Eh gais, lu pada mau ikut kaga? Healing ke pantai Anyer. Gua diajak Olla, katanya komunitasnya mau ngadain Touring ke Anyer. Kalian ikut nggak? Tapi ga ada tumpangan sih." Ucap Jessi.
"Healing? Wah... Asik nih, bisa kalo gua!" Ucap Fiony.
"Hmm... Gimana ya, coba deh aku tanya ke Christy." Ucap Freya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Generation Racer
FanfictionFreya, Amanda dan Shasa 3 bersaudari yang hidup di lingkungan bengkel, sejak kecil mereka yatim piatu dan diurus oleh pemilik bengkel yang seperti sudah seperti kakak bagi mereka. Namun kerana sebuah 3 Mobil yang memakai nama bengkel kakaknya, merek...